Can You Love Me? .end

By novemburn

13.1K 7.8K 3.8K

Revisi. Bagi Derjov, pria dua-puluh tiga tahun yang masih remedial soal mencintai. Setelah menikah ia terikat... More

PROLOGUE
01. Come home late
02. Good morning
03. Zeon Guelzio
04. Why are you here?
05. Damn alcohol
06. Attention and comfort
07. I'm not your brother
08. Jevian Andrew
09. Don't set me up
10. Flashback one
11. Flashback, damaged
12. Flashback, broken
13. Flashback, Guel confess
14. Flashback, hateful gaze
15. Flashback, eavesdrop
16. Flashback, fever
17. Flashback, first love
18. Flashback, pregnant
19. Flashback, explain
21. Flashback, sorry
21.22
22. He is so stupid
23. She is everything
24. Love is gone
25. Six member boygroup
26. Hope that never dies
27. Eighteen years passed
28. Arrive in London
29. Miss you Mommy
30. Selfishness and regret
31. Hard to persuade
32. Start planning
33. Finally we meet again
34. Please finish all this
35. Can you love me?
EPILOGUE

20. Flashback, waiting baby

60 5 0
By novemburn

Derjov kembali datang ke rumah Kirei pagi-pagi buta. Dia selalu menyambut pagi wanita itu dengan senyuman meski dihadiahi tatapan sinis. Ini sudah lima hari sejak Kirei tahu bahwa dirinya tengah mengandung.

"Kenapa kamu selalu merusak pagiku Derjovzier?" tanya Kirei sembari merapikan pakaiannya di dalam lemari. Dia mungkin masih mempertahankan bayinya, tapi rasa bencinya pada Derjov masih belum hilang.

Derjov yang tertegun mendengar pertanyaan Kirei hanya bisa tersenyum canggung. "Maaf, hari ini aku ingin membicarakan tentang pernikahan-"

"Tidak ada yang akan menikah."

"Tapi Rei, kita sudah membicarakan ini kemarin malam kan? Orang tuamu bahkan ingin kita segera menikah."

"Tapi aku tidak ingin menikah." Kirei menarik kursi riasnya dengan kasar, kemudian duduk sambil menatap bayangannya di cermin yang tampak tertekan.

"Baiklah, yang penting semalam aku sudah mengatakan semua konsekuensinya Bianca Kirei."

Kirei menggelengkan kepala jengah. "Apa kamu terobsesi padaku sampai memaksa begini? Harusnya kamu malu Tuan Derjovzier. Kamu orang yang sempurna, punya segalanya, dan aku jelas-jelas sudah punya pacar, lalu kenapa kamu masih terus mengejarku?"

Derjov merotasi bola matanya.

Kirei menghela napas berat. "Hanya kamu yang bahagia dengan pernikahan ini. Aku tidak bahagia Derjov. Aku sudah menolakmu berkali-kali, aku tidak mau menikah denganmu. Kenapa kau tidak mengerti?"

Derjov bahkan belum sepenuhnya mencintai Kirei, tidak mungkin dia terobsesi pada wanita itu. Kirei jelas sangat jauh dari bayangan istri idaman bagi Derjovzier. Tapi dia merasa dunianya sudah berhenti di titik itu. Dia tidak bisa keluar dari zona ini.

Derjov sudah berpikir dia benar-benar harus menikahi Kirei. Ini bukan lagi soal tanggung jawab, tapi keharusan, karena bagaimana pun anaknya berada dalam rahim wanita itu.

Sekali lagi, bahkan meski Kirei menolak. Pernikahan akan tetap terjadi sesuai keinginan Derjov.

"Kamu akan tetap menikah denganku Rei."

Apa sekarang Derjov sudah mulai gila?

Dia masih pada keyakinan bahwa Kirei perlahan juga akan menerimanya, apalagi Derjov adalah Ayah dari bayinya. Derjov masih yakin hati Kirei cukup besar untuk membiarkannya memiliki tempat di sana.

Dan tentang Guelzio, dia sudah tidak menampakkan batang hidungnya lagi setelah malam itu. Entah di mana dia. Guelzio bisa datang kapan saja untuk mengacaukan rencana Derjov.

Tiba-tiba saja Kirei merasa mual. Ini normal saat dia sedang hamil muda. Tapi sungguh rasanya tidak enak, kakinya terasa kehilangan tenaga. Derjov yang memperhatikannya, memegangi Kirei agar tidak jatuh.

"Rei? Kamu gapapa?" Derjov merasa khawatir.

Kirei menggeleng sebagai jawaban.

"Kamu mual? Aku antar ke kamar mandi ya?" Derjov dengan hati-hati menuntunnya ke kamar mandi.

"Enggak Jov, lepas. Aku bisa sendiri." Kirei menepis tangan pria itu kemudian masuk dengan tergesa-gesa ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya dari dalam.

"Rei?!" Derjov hanya bisa mendengar suara Kirei yang sedang muntah dari luar kamar mandi. Dia menekan pelipisnya agar berhenti untuk terlalu khawatir. "Rei? Hati-hati jangan sampai kamu terpeleset!"

Beberapa saat kemudian, di dalam kamar mandi, Kirei sudah terduduk lemas di lantai, tidak mampu berdiri dengan kedua kakinya.

"Rei kenapa lama sekali? Kamu gapapa kan?" Sementara di luar, Derjov masih sangat khawatir. "Rei, apa kamu pingsan? Rei jawab aku!"

Kirei hanya menoleh menatap pintu kamar mandi yang dari tadi digedor-gedor oleh seseorang di baliknya. Tanpa dia sadari, senyuman kecil menghias wajah pucatnya. Entah kenapa ini terlihat lucu, Derjov sangat mengkhawatirkannya padahal dia baik-baik saja.

Namun kemudian Kirei kembali menyadari apa saja yang telah dia alami karena pria itu. "Sebenarnya dia orang yang sangat baik, tapi cara dia memaksaku menikah dengannya itu membuatku muak. Dan dia juga sangat berisik," gumam Kirei.

"Menikahlah denganku Rei..." Suara Derjov terdengar lebih pelan sekarang. "Aku akan memberikan semuanya padamu."

Kirei berdecak. "Aku tidak menginginkanmu."

"Aku hidup sendirian selama bertahun-tahun setelah kematian orang tuaku. Tidak ada yang mengurusku, aku tidak punya keluarga lagi. Saat aku berpikir untuk menikah, tidak ada wanita yang bisa mencuri perhatianku."

Kirei mulai tertarik untuk mendengarkan.

"Kamu bisa bayangkan betapa senangnya aku setelah tahu bahwa aku akan menjadi seorang Ayah? Setelah sekian lama aku hidup dalam kesepian, akhirnya aku memiliki harapan pada bayi itu Rei, dan kamu adalah wanita yang telah mencuri perhatianku sejak awal kita bertemu."

Derjov menghela napas. "Aku ingin bersama anakku bagaimana pun caranya, sementara kamu pasti juga tidak mau berpisah dengan anak itu kan? Maka dari itu kita harus menikah."

Kirei jadi sedikit kesal, dia berjalan pelan mendekati pintu. "Kenapa kamu membuatku bingung Jov? Aku tidak bisa melupakan Guelzio begitu saja."

Mendengar balasan yang mengecewakan itu, Derjov menelan ludahnya, tidak tega. "Aku juga tidak mau seperti ini Rei, aku tidak suka melihatmu menderita karena aku. Tapi cobalah untuk mengerti, pernikahan ini juga penting untuk karirmu, untuk dirimu sendiri. Aku sudah jelaskan kemarin kan?"

Kirei mengalihkan pandangannya dari pintu, terdiam.

"Rei, tolong mengertilah, ini-"

Tiba-tiba pintu kamar mandi itu terbuka. Dengan mata sembab Kirei melangkah melewati Derjov.

"Rei," pria itu menahan lengannya.

"Aku sudah putuskan," Kirei menghela napas. Dia menatap sayu pria itu. "Aku setuju menikah denganmu dan bersamamu seperti suami istri, tapi aku akan hidup sesuai apa yang aku mau."

Derjov langsung terdiam. Yang dikatakan Kirei terdengar mudah, tapi sebenarnya juga sulit. Derjov jadi berpikir jauh ke depan. Kirei akan hidup sesuai yang dia mau, itu artinya Derjov tidak berhak mencampuri urusan Kirei, wanita itu bisa bebas melakukan apa pun.

"Sekarang aku tanya padamu, setelah mendengar keputusan dan syarat dariku, apa kamu masih ingin menikah denganku? Kamu sanggup?"

Derjov mengalihkan pandangannya. Selama ini dia bisa mendapatkan semua yang dia inginkan, tapi sekarang dia jadi tidak berdaya. Mau tidak mau Derjov harus setuju jika ingin pernikahan ini terjadi.

Kemudian Derjov kembali berpikir, memangnya Kirei punya kuasa apa di rumahnya sendiri? Tidak, Derjov pasti akan mendominasi Kirei suatu hari nanti. Bagaimana pun Derjov adalah laki-laki, yang namanya hak, tetaplah hak.

"Aku setuju. Besok kita akan mulai menyiapkan semuanya. Jadi, persiapkan dirimu juga. Aku tidak mau kamu mual saat di altar."

Kirei cemberut, kemudian dia duduk di pinggir ranjang.

"Apa masih terasa lemas?" Derjov meraih telapak tangan Kirei, menggenggamnya dengan erat. Kemudian dia berjongkok, memeluk perut Kirei sambil memejamkan mata.

"Tidak, Jov..."

Derjov mencium perut Kirei beberapa kali. "Aku tidak sabar menunggu kelahirannya. Tolong jaga kesehatanmu."

Kirei mengusap rambut Derjov. "Kamu tidak perlu khawatir."

"Istirahat yang teratur, minum vitamin, dan jangan bekerja terlalu keras. Aku akan bicara dengan manajermu nanti."

"Tidak usah, aku sendiri yang akan bilang nanti."

Derjov mendongak, menatap wajah Kirei sendu. "Aku sangat menyayangimu dan juga bayi kita." Dia mengelus-elus perut Kirei, kemudian tersenyum. "Aku tidak ingin ada masalah apa pun sampai bayi kita lahir. Aku akan pastikan kenyamananmu selama kamu hamil. Apa pun yang kamu mau akan terpenuhi."

"Derjov, aku gapapa." Kirei tersenyum.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

713 86 10
Bukan tentang ahli agama yang di takdirkan dengan sesama ahli agama, hanya tentang Umaiza Sahla─ Gadis akhir zaman yang imannya mengikuti arus pergau...
5.1K 340 44
"Kau harus istirahat total Marc. Lupakan balapan! kau mesti lebih sering mengecek kondisi matamu. Atau... bagaimana kalau kuhubungi salah satu teman...
73.2K 2.8K 40
"Kau yang lebih dahulu mengabaikan ku, kau yang menjauhiku dan tidak mau bersamaku, sekarang saat aku bersama wanita lain kau tidak punya hak untuk m...
503 79 32
Cleo, si 'Ratu' kejam, tidak ada yang mampu menaklukannya. Baginya semua pria kecuali yang berguna baginya adalah kuman yang mengotori jalannya. Bahk...