Valcano

De Blacksew

1.8M 120K 10.8K

[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, bo... Mais

Prolog
1 : Ultah
2 : Valcano cemburu?
3 : Kesal
4 : Tawuran
5 : Night ride
6 : Apartemen
7 : Alasan bertahan
8 : Rumah sakit
9 : King dan Valcano
10 : Pembalasan
11 : Cerita
12 : Tamparan
13 : UKS
15 : Berubah?
16 : Break
17 : Valcano aneh
18 : Sang Perebut
19 : Pertengkaran
20 : Cilla lemah
21 : Kebenaran
22 : Bertemu
23 : Luka
24 : Titik Terendah
25 : Mengusir parasit
26 : Kantin
27 : Hujan
28 : Kenangan
29 : Pelukan Valcano
30 : Berdamai
31 : Rooftop
32 : Pesta
33 : RS
34 : Hancur
35 : Usil
36 : Bujukan
37 : Mabuk
38 : Datang
39 : Tengil
Skalalesha
40 : Ungkapan
41 : Tangis
42 : Tangis (2)
43 : Pulih
44 : Permintaan Adit
45 : Nams
46 : Dream?
47 : Bingung
48 : Berpisah?
49 : Karma untuk sang perebut?
50 : Sandiwara?
51 : Permainan Giano
52 : Reonus & Cilla
53 : Balapan
54 : Surat dari Valcano
55 : An
56 : Rasa kecewa
57 : Pembebasan
58 : "Cinta"
59 : Jenguk An
60 : Kisah An

14 : Pukulan

34.4K 2.2K 245
De Blacksew

Bulan dan Matahari itu beda namun sama fungsinya, sama-sama menerangi.

•••

Valcano mengantar Cilla ke RS, tatapan keluarga membuat lelaki itu bergidik namun berbeda dengan Cilla yang sudah mulai terbiasa.

"Jangan masuk!" Renata mencegah Cilla agar tidak masuk, suaranya terdengar dingin.

"Kenapa?" Tanya Cilla.

"Kamu bisa saja membunuh suami saya, menyingkir lah."

"Biarkan Cilla masuk, menemui Ayahnya!"

"Kamu orang asing, jangan ikut campur urusan keluarga saya!" Nenek-Asti-menatap tajam ke arah Valcano.

Valcano hampir tersulut emosi. "Memang saya tidak seharusnya ikut campur namun melihat kalian yang seperti itu pada ANGGOTA KELUARGA kalian sendiri, menyuruh saya untuk ikut campur."

"Jangan banyak tingkah, bocah-bocah!"

"STOP!" Bentak Cilla. "Mau kalian melarang pun aku akan tetap masuk!"

Cilla masuk ke dalam ruang rawat inap Johan, pria itu terbaring lemah disana. Hati Cilla terasa nyeri melihatnya, siapa yang telah tega berbuat hal ini kepada Ayahnya?

"Kenapa harus Papa?"

Tidak ada sahutan.

"Papa.. Anakmu ini capek, berusaha kuat." Cilla mengelus tangan Johan. "Cilla sayang Papa walaupun Papa banyak memberi luka.. Cepet sembuh Pa. Kalau bisa, Cilla mau tukar posisi dengan Papa.. Siapa tau kan dengan begitu kalian semua mulai sayang sama Cilla dan enggak anggap Cilla sebagai anak pembawa sial?"

Cilla akhirnya beranjak dari tempat dia duduk tanpa sadar jika sebenarnya Johan hanya berpura-pura tidur. Johan tahu yang masuk adalah Cilla makanya dia berpura-pura tidur agar gadis itu langsung keluar, namun ternyata dia salah.

Mendengar keluh kesah Cilla.. Hati Johan terasa teriris.

•••

"Ke apartemen gue ya."

Cilla mengangguk sambil memeluk pinggang Valcano, lelaki itu kemudian menancap gas dan membawa laju motornya dengan kecepatan sedang. Dari pada gabut dirumah, mending main dengan Vodka dan Whisky kan?

Valcano menggandeng tangan Cilla begitu telah sampai di area apartemen. Mereka berdua masuk, Cilla langsung datang ke meja tempat kotak tempat tinggal Vodka dan Whisky berada.

"Mommy kalian datang," kata Valcano sambil menutup pintu. "Tolong kasih mereka makan, Cil."

Cilla menurut dan memberi kedua hamster itu makanan. "Vodka makan yaa biar endut."

"Whisky juga.. Makan yang banyak, Betina wajib buat gendut!"

"Kayak lo ya, Cil."

Cilla mendengus sebal mendengar ucapan Valcano, enak saja dia dibilang gendut.

"Makan yuk, Cil.. Gue udah pesen.."

"Makan?" Cilla menatap Valcano. "Aku bahkan lupa kalau punya kewajiban untuk makan, Val."

"Cilla.." Valcano mendekati Cilla. "Gue rasa keluarga lo udah keterlaluan, mereka benci lo tanpa alasan, Cil. Mereka ngerusak mental lo, ngelantarin lo. Lo nggak mau lapor ke pihak berwajib?"

Cilla tidak pernah berfikiran sampai situ.

"Apa yang bikin mereka benci lo?"

"Nenek menganggap aku sebagai pembawa sial. Entahlah, aku juga nggak tahu.. Kata Rafina saat kelahiranku.. Kantor Papa kebakaran dan menerima kabar jika orang kepercayaannya membawa kabur uang perusahaan. Lima belas menit kemudian, Silla lahir dan Papa mendapat bantuan dari rekan-rekan kerjanya yang prihatin dengan kondisi perusahaan Papa."

"Sumpah, itu nggak masuk akal, Cil."

Cilla tersenyum, senyum teduh yang menyedihkan. "Bahkan aku dan Silla kembar tapi tak seiras, bisa gitu ya? Haha."

Valcano benar-benar bingung dengan jalan pikiran keluarga Cilla. Pikiran Neneknya yang kuno atau bagaimana, di zaman modern begini tidak ada yang namanya anak pembawa sial. Semua sudah ditulis oleh yang Maha Kuasa.

Tuhan itu adil, beban yang seharusnya bukan porsi gadis seusia Cilla dapat Cilla atasi. Tuhan juga memberikan kekuatan besar untuk Cilla walaupun terkadang gadis itu sangat terpuruk.

Namun, kenapa Tuhan memberi penyakit serius untuk gadis seperti Cilla?

"Setidaknya.. Aku masih punya kamu untuk alasan aku bertahan, Val. Ya.. Ya kamu. Hahaha." Di akhir kalimatnya, Cilla tertawa sumbang.

Valcano hendak membalas ucapan Cilla namun ketukan pintu membuat lelaki itu urung, dia beranjak dari posisinya dan berjalan ke arah pintu. Mungkin itu ojol yang mengirim pesanan Valcano.

Cilla melihat handphone Valcano yang berkelip, ada pesan masuk disana. Gadis itu menggeser layar kunci yang wallpapernya adalah foto mereka berdua, Cilla tersenyum melihatnya.

Pesan itu dari Messa, seketika wajah Cilla mendung. Entah dapat bisikan dari mana, Cilla langsung menghapus chat tersebut tanpa membuka chatnya, tak lupa gadis itu memblokir nomor Messa dan menghapus kontaknya, setelah itu dia menaruh kembali benda pipih itu dan menyibukkan dirinya dengan kotak kaca tempat tinggal Whisky.

Perasaan Cilla begitu senang. Lo harus ngerasain bagaimana rasanya menunggu tanpa kepastian yang jelas, Messa.

Tunggu.

Cilla tersadar dengan satu hal.

Kenapa dirinya menjadi licik seperti ini?

•••

Hari Minggu, Cilla sudah siap. Sesuai janjinya dengan Jeane, mereka akan pergi. Entah kemana Jeane akan membawanya. Seperti biasanya, rumah dalam keadaan sepi, hanya ada ART, Silla, Bibinya dan juga Rafina yang masih beristirahat.

Sambil menunggu supir Jeane datang, Cilla berdiri di balkon. Gadis itu tengah berfikir apakah dirinya berdosa untuk pergi menyegarkan diri dengan temannya disaat Johan terbaring lemah dirumah sakit?

Ingin ke rumah sakit pun, dia pasti akan dilarang oleh neneknya. Posisinya serba salah disini.

Terdengar suara klakson mobil, tidak perlu berfikir lama, Cilla segera turun tak lupa juga dia mengunci kamarnya, setelah di depan rumah, dia langsung masuk ke dalam mobil tersebut.

"Langsung aja ya, Neng?"

"Iya, kita jemput Jeje kan, Pak?"

"Iya, Neng. Jemput Non Jea dulu."

Mobil berjalan, Cilla mulai menikmati pemandangan. Pohon, kemacetan, awan biru.. Ah, Cilla begitu damai melihatnya. Bersyukur dia bisa mendapatkan teman seperti Jeane walaupun mereka berdua berbeda keyakinan.

Mobil telah sampai di depan gereja, rupanya Jeane sudah menunggu dengan Ayahnya. Setelah pamit, Jeane langsung masuk ke dalam mobil yang ditumpangi oleh Cilla.

"Jalan, Pak. Sesuai rute tujuan."

"Mau kemana sih, Je?" tanya Cilla pernasaran.

"Mall dulu yuk, kita makan, beli camilan.. apapun deh. Terus kita nonton.." Jeane mengeluarkan handphonenya. "Ke pantai juga. Eh, Cil. Foto yuk, gue mau nunjukin ke anak gue nanti kalau Mamanya punya sahabat yang kuat banget."

Cilla tersenyum dan langsung ikut berpose di handphone Jeane.

“Lo cantik, Cil. Kenapa lo harus jauh dari kebahagiaan?”

•••

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Pukulan bertubi-tubi itu di dapat oleh Valcano, pelukanya adalah Adit, Ayah Messa. Pria itu datang ke apartemen Valcano dan langsung memberikan pukulan.

“Kenapa kamu membiarkan putri saya?”

“Sa-saya tidak tahu,” jawab Valcano berucap terbata-bata karena menahan rasa sakit.

“Tidak tahu?! Anak saya sudah mengirimkan pesan untuk kamu dan kamu tidak menjemput dia hingga anak saya pingsan di jalan dan harus dirawat di rumah sakit!” Teriak Pria itu lalu kembali memukul perut Valcano.

Sungguh, Valcano tidak tahu jika Messa mengirimkan dia pesan.

“Minta maaf kepada anak saya atau saya memutuskan kontrak kerja dengan Ayahmu!”

•••

“Gue minta maaf.”

Messa tampak merajuk, dia enggan menatap Valcano.

“Mes, maafin gue..” Lirih Valcano.

“Nggak!” tukas Messa tajam. “Lo jahat banget sama gue, Val! Gue udah kirim pesan ke lo tapi lo malah blokir nomor gue!”

Dengan luka lebam, Valcano menggelengkan kepalanya. “Gue nggak dapat pesan dari lo, Mes! Sungguh. Terus.. Apa kata lo tadi? Blokir? Gue sama sekali nggak pernah blokir kontak lo.”

Messa mengambil handphonenya yang ada di nakas lalu menampilkan kontak Valcano yang tidak ada foto profilnya dan juga infonya. Lalu, Messa menunjukkan pesan yang dia kirim.

“Mes, sumpah! Gue nggak blokir kontak lo!”

“Terus siapa, hah?” Bentak Messa. “Gue kesel sama lo! Males!”

Please, maafin gue, Mes. Gue bakal turuti apa kemauan lo.” Valcano memohon dari pada dia kena semprot oleh Papanya.

Messa tampak tertarik. “Oke. Semuanya kan.”

Deg!

Sial, gue salah ngomong!

“Hm.”

“Terus, siapa yang blokir nomor gue?”

Valcano berfikir siapa yang telah memblokir nomor Messa, ah.. Kemarin dia hanya bersama Cilla. Apakah Cilla yang memblokir kontak Messa? Karena yang tahu password-nya hanyalah Cilla dan Messa.

Lo harus tanggung jawab, Cillanera.

Continue lendo

Você também vai gostar

SAGARALUNA De Syfa Acha

Ficção Adolescente

3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
2K 125 70
Willy Amarusli Alfarizi adalah CEO muda yang mempunyai keterbatasan fisik dia berumur 18 tahun. Suatu hari dia mempunyai masalah yaitu dijodohkan sa...
Achilles De Pus

Ficção Adolescente

728K 74K 58
Pendragon Geng terkenal dari salah satu sekolah elite swasta yakni SMA Garuda yang sangat ditakuti oleh sekolah lain. Berani menantang mereka, maka b...
713K 58K 51
Walaupun jahil semua orang menyukai Alingga. Kecuali Lyana. Alingga akan bersikap baik pada semua orang. Kecuali pada Lyana Start : 20 maret 2022 Fin...