Valcano

By Blacksew

1.8M 119K 10.7K

[SEGERA TERBIT] "Valcano, aku kehujanan boleh minta tolong jemput aku?" "Jangan ganggu gue." ••• "Valcano, bo... More

Prolog
1 : Ultah
2 : Valcano cemburu?
3 : Kesal
4 : Tawuran
5 : Night ride
7 : Alasan bertahan
8 : Rumah sakit
9 : King dan Valcano
10 : Pembalasan
11 : Cerita
12 : Tamparan
13 : UKS
14 : Pukulan
15 : Berubah?
16 : Break
17 : Valcano aneh
18 : Sang Perebut
19 : Pertengkaran
20 : Cilla lemah
21 : Kebenaran
22 : Bertemu
23 : Luka
24 : Titik Terendah
25 : Mengusir parasit
26 : Kantin
27 : Hujan
28 : Kenangan
29 : Pelukan Valcano
30 : Berdamai
31 : Rooftop
32 : Pesta
33 : RS
34 : Hancur
35 : Usil
36 : Bujukan
37 : Mabuk
38 : Datang
39 : Tengil
Skalalesha
40 : Ungkapan
41 : Tangis
42 : Tangis (2)
43 : Pulih
44 : Permintaan Adit
45 : Nams
46 : Dream?
47 : Bingung
48 : Berpisah?
49 : Karma untuk sang perebut?
50 : Sandiwara?
51 : Permainan Giano
52 : Reonus & Cilla
53 : Balapan
54 : Surat dari Valcano
55 : An
56 : Rasa kecewa
57 : Pembebasan
58 : "Cinta"
59 : Jenguk An
60 : Kisah An

6 : Apartemen

32.7K 2.2K 157
By Blacksew

Puluhan luka dibalas satu kebahagiaan dan seterusnya.

• • •

Kacau. Keluarga besar Johan datang kerumahnya, membuat Cilla begitu tersiksa didalam kamar karena takut untuk keluar rumah. Mereka semua begitu bahagia tanpa tahu seorang gadis dikamar sedang gundah.

“Kepingin keluar tapi takut di hardik,” gumam Cilla.

Cilla menghubungi Valcano.

Valcano

Val
Yuk keluar

Ha
Kmn?

Terserah kamu

Hmm
Oke
Tnggu gw jmpt y

Cilla segera bersiap-siap dengan pakaiannya, dari pada didalam kamar yang membuatnya suntuk, mending dia keluar bersama Valcano menghabiskan waktunya dengan Valcano.

Sepuluh menit kemudian, Cilla keluar dati kamarnya, tidak lupa juga dia mengunci pintu kamarnya. Dengan santainya dia berjalan melewati ruang tamu yang ramai, saat dia lewat, ruang tamu itu sepi.

“Tidak punya sopan santu sekali anak ini, sudah membawa pengaruh buruk tidak punya etika juga,” kata Neneknya yang begitu membencinya.

“Anak itu tampak suram, membawa pengaruh buruk dan juga hidupnya tidak akan terarah,” kata sepupunya tajam, Rafina—yang duduk disamping Silla. “Silla, untungnya muka kamu nggak sama kayak kembar biasanya ya? Nggak kembar identik.”

“Nggak pantas bagi anak yang membawa pengaruh buruk itu memakai pakaian yang bewarna,” imbuh sang Nenek. Neneknya begitu percaya dengan kepercayaan jaman dahulu.

Cilla memegang dadanya yang terasa nyeri.

“Johan! Kenapa kamu masih mengurus anak ini? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk membawanya ke Panti asuhan?” Neneknya berucap lagi, kali ini ucapannya mengenai hati Cilla.

“Cukup, Nek!” Teriak Cilla yang sudah tidak kuat. “Aku tahu kalian semua membenci aku, jika kalian benci aku.. cukup diam saja! Jangan banyak bicara! Kalian semua yang tidak punya etika!”

“CILLANERA!” Bentak Renata. Renata yang sedari tadi berada di dekat mertuanya langsung berjalan ke arah Cilla dan menamparnya. “JAGA UCAPANMU!”

“Ma.. Cia capek..” kata Cilla lirih, tangannya memegang pipinya.

“Mati aja lo, Cil! Bikin malu orang tua lo aja,” kata Rafina.

Cilla mendengus sebal lalu keluar dari rumahnya. Renata memandang anaknya, tangannya bergetar juga hatinya terasa nyeri. Kenapa bisa dia melakukan itu? Sedikit ada rasa khawatir dengan kondisi anaknya yang tampak kacau itu.

Valcano yang sedang menunggu Cilla terkejut melihat Cilla yang keluar dengan muka yang memerah. “Cilla, lo kenapa?”

“Gapapa,” jawab Cilla singkat dan langsung naik ke jok motor Valcano. Memeluknya dan menyandarkan kepalanya. “Ayo, aku udah nggak betah.”

Valcano menuruti saja ucapan kekasihnya, dia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi—sengaja agar Cilla memeluknya lebih erat dan itu memang terjadi. Cilla menikmati posisinya ini, memejamkan matanya sambil menghirup aroma parfum Valcano.

Valcano membawa Cilla ke apartemen miliknya, karena dia tahu kalau Cilla sedang tidak baik-baik saja.

• • •

“Lucu..”

Cilla mengelus hamster kecil milik Valcano, siapa sangka jika lelaki berandal itu mempunyai peliharaan, hamster berjenis kelamin laki-laki itu diberi nama Vodka oleh Valcano.

“Kenapa dikasih nama Vodka?” tanya Cilla, menatap Valcano yang sedang memasak mie.

“Karena gue suka minum Vodka,” kata Valcano.

“Aneh, tapi lucu,” kata Cilla.

“Lo suka?” tanya Valcano sambil membawa dua mangkuk berisi mie instan lalu menaruhnya di meja. Setelah itu, dia duduk di dekat Cilla yang sedang memegang kotak kaca berisi Vodka—nama hamster.

Cilla mengangguk. “Suka.”

“Makan, Cil.” suruh Valcano.

Cilla mengangguk, menurut. Sebenarnya Valcano heran kenapa Cilla mengajaknya jalan pagi-pagi seperti ini, dia ingin bertanya tapi malas, yang jelas dan yakin, pasti Cilla sedang tidak baik-baik saja.

Cilla memakan mie itu dengan lahap, gadis itu tak luput dari perhatian Valcano. Lelaki itu memandangi Cilla terus-terusan, begitu cantik dimatanya. Sempurna.

“Kalau aku bawa Vodka pulang gapapa?” tanya Cilla sesudah makan, dia membawa piring kotor ke arah dapur kecil yang ada di apartemen milik Valcano.

“Jangan.. Gue beliin aja deh gimana?”

“Aku maunya Vodka.”

“Jangan.. Kapan-kapan kita beli terus kita beri nama Whisky. Vodka sama Whisky aduh serasi kayak kita,” kata Valcano. Tengil sekali.

“Iya, kalau nggak ada Messa.”

Valcano terdiam. Dia sadar jika topik ini diteruskan akan semakin sensitif dan membuat Cilla sakit hati.

Drrt. Drrt. Drrt.

Mata Cilla jatuh pada handphone milik Valcano yang ada di nakas. Valcano mengangkat telefon tersebut.

“Valcano, jemput gue dong. Anterin gue ke tempat senam gue.”

“Oke.”

“Siap, gue tunggu yaaa..Jangan lama-lama ganteng.”

“Iya.”

Cilla memperhatikan aktivitas kekasihnya, setelah dirasa sudah selesai telefon, gadis itu mendekati Valcano. Dengan alis yang naik, dia bertanya, “Siapa?”

“Messa,” kata Valcano sambil menyambar kunci motornya. “Gue mau antar dia dulu, lo di apartemen aja. Jangan kabur.”

Cilla tidak menggubris perkataan Valcano, dia masih diam di posisinya, kenapa Messa selalu bergantung kepada Valcano?

• • •

“Lama banget sih,” cetus Messa ketika melihat motor Valcano sudah

Valcano berdehem. “Sorry, tadi di apartemen gue ada Cilla.”

Valcano melihat wajah Messa yang terkejut, sepertinya pikiran gadis ini traveling. “Oh ayolah, gue nggak melakukan hal itu dengan Cilla.”

“Sial, gue udah aneh-aneh mikirnya.” Messa menaiki motor Valcano dan tanpa permisi dia memeluk Valcano. “Jalan! Gue udah telat.”

“Ya.”

Valcano mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Sampai akhirnya motor besar bewarna hitam itu berhenti di sebuah tempat senam “Robeo”.

“Terima kasih ya,” kata Messa.

“Cie.. Ciee.. Memes datang sama cowoknya tuh.”

Lengkingan suara itu membuat dua insan menoleh ke asal suara, teman senam Messa sedang terkikik geli disana. Valcano melirik Messa sekilas lalu kembali menatap teman senam Messa, menatapnya dengan tatapan tajam seperti elang sehingga membuatnya berhenti terkikik.

“Nggak usah didengerin, dia emang agak freak,” kata Messa.

Valcano mengangkat bahunya acuh.

“Satu kecupan?” pinta Messa.

Valcano menatap Messa. “Hah?”

“Cium dahi gue!” perintah Messa.

Valcano melongo, permintaan Messa tidak bisa di kabulkan kali ini.

Just dahi, yeahh.. Lo juga se—”

Cup.

Valcano mencium dahi Messa yang membuat gadis itu mati kutu. Sial, bagaimana Valcano bisa kelepasan melakukan ini? Walaupun ini bukan masalah besar tapi dia sadar jika seharusnya dia tidak melakukan ini.

• • •

Cilla masih bermain dengan Vodka di dalam kamar Valcano. Hamster bewarna putih dengan oranye itu mengendus di dalam rumahnya. Entah kenapa dia begitu suka dengan hewan yang hampir sama seperti tikus.

“Vodka, kamu sejenis tikus anggora ya?” gumam Cilla sambil mengetuk kaca. Membuat hamster tersebut berlari-lari di dalam kotak tersebut.

“Kalau Valcano bakal beliin aku hamster, dikasih nama Whisky.. Kamu suka nggak?”

“Kalau suka.. Nanti aku usul ke Valcano buat beli yang betina ya? Emang kamu nggak kesepian sendiri di dalam kotak ini?”

Pintu kamar Valcano terbuka, menampilkan Valcano yang terkejut saat melihat Cilla. Sedetik kemudian dia bernafas lega.

“Gue kira lo kabur.”

“Kok cepet?”

“Iya lah, cantiknya gue ada disini.”

Pipi Cilla bersemu.

“Jangan salah tingkah gitu napa.” Valcano duduk di samping Cilla.

“Enggak..” Cilla cemberut. Setelah itu, dia menaruh kotak Vodka di kasur Valcano. “Valcano, kayaknya Vodka kepingin punya pacar deh..” kata Cilla sambil memainkan jarinya di lengan Valcano.

“Whisky ya.”

• • •

#menantiwhisky
#kawalvodkasamawhisky

Continue Reading

You'll Also Like

251K 11.2K 43
"tapi aku sebelumnya belum pernah pacaran,jadi aku gatau gimana caranya"ungkap hira apa adanya "lo pikir pacaran itu ujian praktek, lagian jalanin du...
2.3M 226K 48
[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] Gavriel Elard Raymond Kehidupan Gavriel berubah setelah bertemu dengan Elzera, cewek gila yang pernah dia kenal. El...
1.5M 112K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 49.3K 22
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...