Isolated

بواسطة 5izask

30.9K 8.4K 568

Karyawisata yang seharusnya menyenangkan menjadi malapetaka yang mengakibatkan 20 pelajar SMA di bawah umur m... المزيد

Prolog
Chapter 1 - Kecelakaan Kapal
Chapter 2 - Lautan Tanpa Matahari
Chapter 4 - Selamat Datang di Pulau yang Terisolasi
Chapter 5 - Cara Keluar
Chapter 6 - Buku Pengetahuan
Chapter 7 - Anakonda
Chapter 8 - Hutan yang Sunyi
Chapter 9 - Imajinasi
Chapter 10 - Ancaman di Rawa-Rawa
Chapter 11 - Kalajengking Raksasa
Chapter 12 - Perlawanan
Chapter 13 - Seseorang di Dalam Kegelapan
Special Chapter - Pembagian Kelompok
Chapter 14 - Persiapan
Chapter 15 - Penunggu Hutan Utara
Chapter 16 - Pengendali Reptil
Chapter 17 - Racun, Penawar, dan Pelindung
Chapter 18 - Istirahat
Chapter 19 - Pesta
Chapter 20 - Nama yang Ada di Pojok Kamar
Chapter 21 - Cave dan Ran
Chapter 22 - Kegelapan di Dalam Gua
Chapter 23 - Dandelion
Chapter 24 - Bagian Barat
Chapter 25 - Oasis
Chapter 26 - Tahun Baru
Chapter 27 - Bab Terakhir
Chapter 28 - Badai Salju
Chapter 29 - Terpisah
Chapter 30 - Pembunuh
Chapter 31 - Duri yang Diwariskan
Chapter 32 - Kembali ke Timur
Chapter 33 - Duri Beracun
Chapter 34 - Wilayah Tak Terjamah
Chapter 35 - Perintah Terakhir
Chapter 36 - Pengkhianat
Chapter 37 - Hypn Si Gila
Chapter 38 - Lomba Lari
Chapter 39 - Pertumpahan Darah
Chapter 40 - Good Night
Epilog
Extra Chapter - 1 : Evelyn's Diary
Extra Chapter - 2 : Cal
Ability Tier List
Di Balik Isolated
Sneak Peek: Escaped
PENGUMUMAN!

Chapter 3 - Pulau dengan Penduduk Bermata Cerah

1.2K 267 12
بواسطة 5izask

Napas kami tersengal kelelahan setelah mendayung sekoci menuju kapal. Orang-orang di atas kapal menghentikan laju kapal mereka saat melihat kami.

Ada lima pria dewasa di atas kapal. Terlihat sudah berumur, tapi mata mereka masih cerah seperti anak-anak. Warna iris mereka yang beragam menjadi keunikan tersendiri.

Mereka membantu kami naik ke kapal. Dari pakaian mereka, mereka sepertinya bekerja sebagai nelayan. Aku juga melihat adanya jaring ikan di pojok.

"Ada yang terluka?" tanya salah satu dari mereka.

"Salah satu teman kami pingsan karena tenggelam. Kami harap kalian bisa membantunya," jawab Hugo.

"Bawa dia ke dalam dek."

Dua orang pria mendekatiku dan mengangkat Eve. Mereka membawanya ke dalam dek. Aku dan Hugo mengikuti mereka sampai ke dalam. Saat mereka sampai di sebuah ruangan, kami tidak diperbolehkan masuk.

Sekarang aku hanya bisa berharap mereka bisa menolong Eve. Aku kembali ke luar dek. Tiga pria lain memberikan kami handuk untuk mengeringkan diri.

Kapal sederhana ini memiliki beberapa ruangan di dalam deknya. Cukup bagus. Sepertinya kapal nelayan ini juga dirancang untuk bepergian selama berhari-hari.

Kira-kira sekitar lima belas menit kemudian, kapal berlabuh di sebuah pulau. Rumah-rumah para penduduk di sana begitu sederhana.

Nampak anak-anak berlarian di pesisir pantai tanpa alas kaki. Iris mata mereka semua cerah-cerah dan beragam warna, sama seperti para pria yang menyelamatkan kami.

Anak-anak itu berlari menghampiri kapal yang datang. Beberapa anak laki-laki yang lebih besar membantu membawa tangkapan ikan, sedangkan anak-anak yang masih kecil bersorak gembira pada kami berdua puluh.

"Anak-Anak Bumi sudah datang! Benar kata Ega, mereka pasti datang!" Seperti itulah kata mereka sambil menyambut kami.

"Kalian arahkan kakak-kakak ini ke balai. Berikan makanan dan pakaian-pakaian bekas orangtua atau kakak kalian pada mereka," kata salah seorang pria yang membantu kami. "Suruh Ega memberitahu kakeknya tentang ini."

Dengan mudahnya anak-anak itu menurut. Beberapa memegangi tangan kami dan menarik kami untuk segera pergi mengikuti mereka.

"Anu, bagaimana dengan Eve?" tanyaku pada salah seorang pria yang tadinya membawa Eve.

"Dia akan kami berikan pertolongan lebih lanjut. Kami akan memberitahu kalian jika kami sudah berhasil menanganinya."

Aku hanya bisa mematuhi dan berharap agar Eve baik-baik saja.

Kami diantar ke sebuah balai oleh anak-anak. Setelah mengantar kami, mereka berlari keluar. Kutebak mereka ingin cepat-cepat mengantarkan makanan dan pakaian.

Beberapa menit kemudian, anak-anak yang tadi datang. Kini bertambah banyak dengan beberapa remaja yang mungkin lebih muda, sebaya, atau lebih tua dari kami. Mereka memberikan kami makanan dan pakaian.

Setelah mengganti pakaian di bilik kecil secara bergantian, kami kembali ke balai dan makan. Wadah makanannya sangat tradisional, dengan wadah anyaman rotan yang dilapisi potongan lembaran daun pisang dan daun lainnya.

"Orang-orang di pulau ini aneh." Hugo tiba-tiba berbisik padaku.

"Kenapa? Bukankah mereka sangat ramah?" tanyaku bingung.

"Sebenarnya, aku diam-diam mengintip para pria yang menolong Eve saat di kapal."

"Eh? Kau mengintipnya?"

Hugo menghembuskan napas kasar. "Ya iya lah, mereka pria asing, bagaimana kita tahu mereka masih memperlakukan Eve dengan baik di saat kita tidak melihatnya? Bi-bisa saja mereka ingin ... menyetubu--"

"Ssstt!" potongku. "Jadi, kau melihat apa?"

"Aku melihat ada cahaya hijau yang menyelimuti tubuh Eve saat dua pria itu menyentuh tubuhnya."

Aku terdiam sesaat sambil mengunyah makanan. "Hugo, kau membual? Apa kau masih mabuk laut?"

"Uly, aku serius."

Aku menelan makanan. "Mungkin itu pengobatan tradisional khas mereka, menggunakan lampu hijau atau apalah. Mereka pasti suku asli pulau ini. Lihat, semua orang disini sepertinya memiliki iris mata yang beragam warna dan cerah, ciri khas mereka."

Hugo bergeming, terlihat berpikir. "Hmm, kau benar juga."

Setelah kami selesai makan, seorang anak yang kira-kira berusia 10 tahun datang ke balai. Ekspresi anak itu datar, tidak seperti anak-anak lainnya yang begitu senang melihat kami. Netra ungunya yang cerah itu terlihat sesuai dengan rambut hitam legamnya.

"Namaku Ega. Aku akan mengantar kalian ke sebuah tempat untuk beristirahat. Ikuti aku," kata anak itu dingin. Jadi dia anak yang bernama Ega yang disebut oleh anak-anak dan pria tadi?

Tidak punya pilihan lain, kami berdiri membereskan barang-barang lalu pergi mengikuti Ega. Dia tidak banyak bicara saat memandu kami. Beberapa mencoba bicara dengan Ega, tapi dia takkan menjawab jika bukan pertanyaan penting.

"Gila ...."

Kami berdecak kagum. Sekitar kami penuh dengan rerumputan hijau yang subur, juga sebuah danau yang jernih. Pemandangan di depan sana adalah dua buah gunung hijau. Rasanya seperti sedang berada di desa di Switzerland.

Kami sampai di depan sebuah gedung kayu enam lantai yang berdiri di tengah-tengah rerumputan hijau, di samping sebuah danau. Ternyata ada gedung bertingkat juga disini.

"Kalian akan tinggal disini. Ada dua puluh kamar, satu sudah diisi. Sisanya, kalian boleh memilih sendiri kamar yang kalian sukai. Gedung ini sudah kami persiapkan jauh-jauh hari untuk tempat tinggal kalian."

"Tu-tunggu, tinggal? Bagaimana dengan bantuan untuk kami? Kami ingin pulang," sahut Hugo bingung.

"Apa kalian tidak puas dengan bantuan dari penduduk?" tanya Ega, masih dengan tampang dinginnya.

"Bukan begitu. Tapi, kami punya orangtua yang mengkhawatirkan kami disana. Kami ingin pulang."

Ega tiba-tiba menunduk dan menatap lurus ke arah kakinya yang tidak beralas itu. Beberapa detik kemudian dia mengangkat kepalanya. Hidungnya mengeluarkan darah yang banyak.

"He-hei, kau baik-baik saja?" Hugo menghampirinya. Tapi Ega menjauh, tidak ingin didekati.

"Aku tidak apa-apa." Ega mengusap hidungnya. Namun berapa kali pun dia mengusapnya, darahnya terus merembes keluar. "Kalian akan tinggal di sini selama 180 siang dan malam."

Ega berhenti memegangi hidungnya. Tangannya berlumur darah. Sementara hidungnya masih saja mengeluarkan cairan merah dengan deras.

"Untuk teman kakak yang sakit, maaf, aku tidak bisa ...."

Tiba-tiba anak itu ambruk ke tanah, membuat kami semua menghampirinya. Marcia menyesak masuk, ingin memeriksa Ega.

"Eh, kalian bubar dulu sedikit." Marcia menengahi. "Hei, dudukkan dia."

Hugo yang paling dekat dengan Ega segera mengangkat tubuhnya dan membuatnya bersandar di tubuh Hugo.

Marcia mencubit pangkal hidung Ega dan membuka mulutnya. Darah mulai berhenti mengalir di hidungnya, tetapi kini darahnya keluar dari mulut Ega.

"Apa yang terjadi padanya?" tanyaku.

"Sepertinya anak ini punya penyakit yang cukup parah. Aku tidak tau dia menderita penyakit apa, tapi dia harus segera ditangani. Tubuhnya juga mengalami demam tinggi. Jika dibiarkan, dia akan kejang-kejang."

"Oke, kalau begitu aku yang akan membawa anak ini kepada penduduk. Kalian beristirahatlah ke gedung itu." Hugo mengangkat tubuh Ega lalu bergegas membawanya pergi.

Aku beserta 18 teman sekelas lain pun memasuki gedung kayu dengan enam lantai itu.

Lantai pertama terdiri dari dapur, wc dan kamar mandi, serta ruang makan dengan lima meja yang masing-masing memiliki empat kursi. Selain itu juga ada sebuah ruang tengah untuk berkumpul.

Naik ke lantai dua, ada empat kamar yang berhadap-hadapan. Aku memilih memasuki kamar yang paling dekat dengan tangga. Pintunya tidak dikunci.

Saat aku melihat ke dalam, aku mendapati Eve yang sedang berbaring. Tubuhnya dikerubungi berbagai macam kabel dari peralatan medis yang sangat canggih dan tidak pernah kulihat sebelumnya. Penampilannya begitu pucat.

Aku bergegas menghampiri Eve. Tubuhnya tidak sedingin yang sebelumnya, namun dia belum siuman.

"Dia koma." Seseorang mengagetkanku dari belakang. Dia Marcia.

"Koma ...?"

"Dilihat dari monitor alat-alat ini, Evelyn sedang dalam kondisi koma. Setidaknya ... itu menurutku. Kuharap Evelyn hanya pingsan sebentar." Marcia menghampiri. "Nanti kita tanyakan pada orang yang menanganinya."

"Kalau Eve benar-benar koma, kapan dia akan bangun?"

Marcia menunduk, terlihat sedih.

"Aku ... tidak tahu."

*

180 Days to Escape

.
.

**Eavesdrop**

"Apa benar pulau ini sesederhana penampilannya?"

"Kalian tidak bisa pulang."

"Makanan kalian meracuni kami!"

~ Selamat Datang di Pulau yang Terisolasi ~

TBC

27 Mei 2021
Izask

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

20.4K 5.1K 45
COMPLETE Tatapan mata anggun bersiluet biru kehijauan seperti samudra, ekornya mengkilap layaknya timbunan emas diantara bebatuan karang, surainya hi...
5.2K 1.6K 37
REPUBLISH (tapi belum direvisi hehe) Scolamaginer, merupakan akademi sihir yang mana para siswanya mendapatkan kesempatan langsung diajar oleh iblis...
Fae Circle بواسطة …

قصص المراهقين

13.6K 1.9K 42
Berawal dari mencari sebuah jamur melingkar saat sedang melaksanakan perkemahan, yang konon katanya merupakan jalur masuknya para peri ke dunia merek...
533K 46.1K 72
Cerita ini mengandung humor tingkat tinggi. Warning 🐲 Jangan membaca cerita ini tengah malam. Ntar ngakak dan gangguin tetangga yang lagi tidur. 😁 ...