Mistakes In The Past

By tridianasari_2606

25.3K 2.9K 2.1K

Dia Ristian Rakenza Pradipta sang Leader NightStar yang di takuti para berandalan. Seorang pemuda yang menyim... More

prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
Tiga belas
Empat belas
lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua Puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima puluh
End
Epilog
hai

delapan

614 88 61
By tridianasari_2606

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Hargailah karya orang lain!!
___________________
Selamat membaca
___________________

26 Januari ****

Sepasang suami-istri sedang memandang haru ke arah sebuah ruangan dari bilik kaca besar yang menjadi pembatasnya.

Maya yang masih memakai pakaian biru khas rumah sakit terduduk di atas kursi roda dengan Devin yang berdiri di belakangnya.

"Berapa lama bayi kita berada di inkubator mas?" Ucap Maya tanpa menoleh pada Devin.

Pandangan maya masih terfokuskan pada kedua bayi yang berada di dalam inkubator, Devin menghela nafasnya ia pun tak tahu kapan kedua putranya akan keluar dari ruangan tersebut.

Devin berfikir jawaban apa yang tepat untuk istrinya agar wanita yang baru saja melahirkan kedua anak kembar itu tidak tertekan dan terus kepikiran karena itu akan berdampak buruk bagi kesehatanya.

"Sampai bayi kita benar-benar pulih" Akhirnya kalimat itu yang terlontar dari bibir manis Devin.

Maya menoleh menatap suaminya
"Apa itu lama? Kenapa bayi kita harus berada di dalam sana, apa yang terjadi kepada bayi kita?" Tidak dapat di pungkiri jawaban dari Devin tadi semakin membuat maya khawatir.

Devin bergerak memindahkan posisinya menjadi berada di hadapan maya kedua tangan besarnya menggenggam tangan maya yang berada di atas pangkuannya.

"Mas tidak tau itu lama atau tidak, anak kira bisa berada si sana karena suhu tubuh kedua anak kita sangat rendah, mereka berada di dalam sana supaya suhu tubuh mereka kembali normal jadi kamu tidak perlu khawatir anak kita baik-baik saja" Jelas Devin sembari mengusap punggung tangan maya.

Maya kembali mengalihkan atensinya menatap inkubator memandang Damai kedua putranya tersebut.

"Aku ingin sekali menggendong, menyusui,memeluk dan mencium Ristian dan kristan" Ucap maya pelan rasanya hanya itu yang ia inginkan saat ini.

Devin menyerit bingung mendengar nama yang baru saja di ucapkan oleh maya.

"Ristian? Kristan?" Melihat wajah bingung suaminya maya tersenyum memandang wajah suaminya tersebut.

"Mas tidak keberatan kan? Jika kedua putra kita di beri nama Ristian dan kristan?" Ucap maya dengan nada lembutnya Devin memandang manik mata istrinya tersebut terdapat harapan di sana.

Ternyata maya sudah menyiapkan nama untuk kedua anaknya Devin hanya tersenyum sembari mengusap punggung tangan maya.

"Kamu sudah menyiapkan nama untuk mereka?" Tanya Devin yang di jawab dengan anggukan oleh maya.

"Jika mas keberatan juga tidak papa kita ganti dengan nama lain saja"

Devin tersenyum mendengar penuturan istrinya tersebut.
"Mas tidak keberatan sama sekali"

"Trimakasih mas, tapi aku belum menyiapkan nama lengkap untuk mereka berdua, dan aku serahkan kepada mas untuk memberinya nama" Ucap maya sembari tersenyum kepada suaminya.

Devin nampak berfikir sejenak hingga beberapa detik berlalu.
"Ristian Rakenza Pradipta dan Kristan Rakenza pradipta gimana?" Tanya Devin meminta pendapat.

Raut wajah maya yang tadinya terlihat bahagia kini berubah menjadi tak suka
"Kenapa harus ada pradipta nya?" Tanya maya.

"Karna ia juga ayah dari anak kita" Ucap Devin sembari tersenyum.

"Mas tapi"

"Sssttt udah jangan kamu pikirin lagi masa lalu kamu, lagipula tidak masalah kan jika di nama belakang kedua putra kita terdapat nama kedua ayahnya "

____

"May" Panggil Devin saat sudah berada di samping breaker istrinya.

"Mas gimana keadaan Kristan?" Ucap maya dengan nada yang sangat khawatir karena ia sendirilah yang sudah membaca surat pernyataan jika putranya tersebut mengidam penyakit kelainan jantung.

"Kata harkan, kita hanya perlu menjaga kondisi Kristan, karena kesehatan nya sangat berpengaruh dengan jantung memang saat ini belum ada tanda-tanda yang akan membuat jantung Kristan mengalami kegagalan fungsi, tetapi mencegah lebih baik daripada mengobati, dan kita tidak akan tau kapan jantung Kristan mengalami penurunan fungsi"

Maya terdiam saat mendengar penuturan suaminya tersebut
"Lalu apalagi yang di katakan harkan?" Tanya maya.

"Jika Kristan besar nanti jangan sampai menyentuh yang namanya rokok dan alkohol" Ucap Devin.

"Lalu bagaimana keadaan ristian?"

"Ristian baik-baik saja dia adalah anak yang kuat" Ucap Devin lalu ia berdiri dan memeluk istrinya yang terduduk di atas breakers.

____

"Di mana ristian?" Suara bariton yang sangat familiar tersebut membuyarkan lamunan maya.

"Mas kamu sudah pulang?" Tanya maya sembari menatap suaminya yang masih membawa koper.

"Iya mas sudah tiba 2 jam yang lalu tapi mas harus ke kantor terlebih dahulu jadi maaf mas telat pulang ke rumah" Ucap Devin sembari duduk di samping maya.

"Oh iya tadi mas bertanya dan belum kamu Jawab" Ucap Devin sembari menatap istrinya dari samping.

"Aku juga tidak tau mas, ristian ada di mana" Ucapan maya barusan membuat perasaan Devin semakin tidak tenang.

"Mas sangat mengkhawatirkan ristian" Jelas Devin.

"Mas Ristian itu sehat walafiat, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan" Ucap maya lalu pergi dari samping Devin.

Sedangkan Devin menggelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan istrinya kenapa ia terlihat biasa saja padahal putranya tidak pulang ke rumah dan hari pun sudah semakin larut.

_

________________________

"Gue kira cowok berandalan kek lo gak bisa sekarat, ternyata bisa ya" Ucapan polos dari bibir manis Tao mengundang gelak tawa di dalam kamar rawat Tian.

"Kog kalian ketawa sih, emang ada yang lucu?" Tanya Tao sembari menatap teman-teman nya satu persatu.

"Otak lo kapan sih ta lo bawa" Ucap Rega sembari menatap Tao.

"Lha emang otak gue kapan gue tinggal" Ucap Tao dengan ekspresi bingung.

"Emang lu punya otak ta? " Tanya Dewa.

"Kurang tau sih, tapi kan setiap makhluk hidup pasti punya otak, tapi au ah gue sendiri bingung " Ucap Tao.

"Bingung kenapa?" Kini giliran Tian yang bertanya, ya Tian sudah siuman beberapa menit yang lalu.

"Gue bingung, sebenarnya gue ini punya otak atau tidak" Ucap Tao di iringi cengiran khas Tao.

Sontak setelah penuturan konyol dari Tao barusan ruang rawat tian kembali ramai seperti pasar, bagaimana tidak teman-teman Tian semuanya memiliki humor yang sangat receh sangat.

Tian pun ikut tertawa walaupun rasa ngilu di setiap inci wajahnya terasa begitu menyakitkan, tetapi rasa sakit itu hilang ketika ia bersama dengan para sahabatnya.

Saat mereka semua sudah terdiam pintu kamar rawat inap Tian terbuka dan menampilkan sosok Raska dengan kedua tangan yang menenteng kantung plastik berwarna putih.

Raska menaruh kantung plastik tersebut di atas meja, lalu ia berjalan menghampiri Tian yang masih terduduk di atas breaker.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Raska.

"Seperti yang lo liat gue baik-baik saja" Ucap Tian sembari berusaha untuk tersenyum walaupun rasa sakit kembali menjalar di setiap inci wajahnya.

"Maaf tadi gue cuma nganterin lo doang terus balik lagi ke bengkel soalnya hari ini bengkel gue penuh dan gue udah usahain tutup lebih awal dan bisa ke sini tapi di jalan malah kena macet parah jadi telat deh gue datengnya maaf ya yan" Ucap Raska panjang lebar sedangkan Tian tersenyum penuh haru ternyata para teman-teman nya sangat peduli dengan dirinya.

"Engga papa kog ras, trimakasih ya maaf harusnya gue yang minta maaf karena sudah ngerepotin lo" Ucap Tian tak enak.

"Kita ini kan sodara jadi harus saling tolong nenolong" Ucap Dewa.

"Dan salah satu dari kita terluka seribu nyawa mereka dalam bahaya" Sambung Rega.

"Salah bego bukan gitu" Ucap Tao sembari Menlonyor kepala Rega tanpa dosa.

"Anjing" Pekik Rega kesal.

"Salah satu dari kami terluka seribu nyawa kalian dalam bahaya gitu" Ucap Tao sembari tersenyum bangga.

"Terus di mana letak kesalahanya bambank?" Tanya Rega.

"Udah-udah jangan ribut tadi gue beli makanan di depan kalian makan gih pasti dari tadi kalian belum makan" Ucap Raska melerai.

"Wah ras lo baik banget makin cinta deh" Ucap Tao sembari tersenyum geli, bahkan semua orang di sana bergidik ngeri mendengar penuturan Tao.

"Najis" Sahut Raska.

"Yaudah sini gue halalin" sahut Tao sembari menaik turunkan alisnya.

"Belok dodol!"

"Kalian mah gitu gak seru" Ucap Tao sembari mempoutkan bibirnya, Tian yang melihat itu pun tak bisa menahan tawa bagaimana tidak semua temanya dapat berubah-ubah sikap seperti bunglon.

Tian memperhatikan bibir Tao yang terpoutkan seperti itu mengingatkan Tian pada suatu sejarah di mana ia berangkat paling pagi.

"dih lo marah sama gue?" Tanya Tian.

"Bodo!" Nana bersedekap dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah tong sampah terdekat, dengan bibir yang ia pautkan terlihat begitu menggemaskan.

"Na bibir nya jangan di gituin dong" Ucap tian sembari mengulum bibirnya sendiri.

"Suka-suka gue dong bibir-bibir siapa?" Ucap nana sangat kesal.

"Kan gue gemes pengen nyium" Ceplos tian dengan polosnya.

Sedangkan nana membulat kan matanya sempurna mendengar penuturan tian yang tidak di saring terlebih dahulu.

"Kog lo pagi-pagi dah mesum sih" Kesal nana.

Tian tersenyum membayangkan kejadian waktu itu entahlah gadis tomboy itu berhasil membuat Tian memendam rasa padanya.

"Lah lu kenapa senyum-senyum sendiri, kesambet lu ya" Ucap Rega sembari menempelkan punggung tanganya di kening Tian.

"Apaan sih lo ganggu aja" Ucap Tian sembari menyingkirkan tangan Rega.

"Lo masih waras kan yan?" Tanya Tao dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Kalo makan ya makan aja jangan campur ngomong jadi kaya mbah dukun lagi baca mantra" Ucap Raska sembari duduk di samping Tao.

"Kalian ga pada pulang?" Tanya Tian.

"Lo ngusir kita?" Tanya Rega.

"Bukan begitu tapi-"

" kalo kita pulang ,Terus lo di sini sama siapa?" Sela Dewa.

"Gue dah biasa sendirian" Ucap Tian sembari terkekeh.

"Kali ini kita tidak akan ninggalin lo sendiri" Ucap Rega.

"Terus?"

"Kita akan jagain lo di sini" Ucap Dewa.

"Kalo kalian di sini terus gue kapan istirahat nya?"

"Kita janji deh ga akan nakal ga akan brisik bibir maniss gue juga udah gue kunci dan kuncinya udah gue buang ke samudera Pasifik" Ucap Tao sembari berdiri dengan sisa makanan yang masih menempel indah di sekitar bibirnya.

"Tuh kan baru aja gue bilang dan mulai lagi" Ucap Tian sembari menggelengkan kepalanya.

"Kalian pulang aja ya besok kan kalian sekolah" Ucap Tian.

"Gue juga pengen istirahat" Sambungnya.

"Lo yakin mau sendirian di sini" Tanya Dewa.

"Atau gue suruh kris ke sini aja buat jagain lo" Sambung Dewa.

"Gausah, gue cape pengen istirahat"

"Lagian di sini kan ada perawat jadi kalian ga perlu khawatirin gue" Sambung Tian.

_____________________

"Harusnya lo tidak halangin gue waktu gue ingin bunuh anak haram itu" Ucap Vito dengan tatapan yang menajam

Rio masih senantiasa mendengarkan ucapan tidak bermutu dari bibir Vito
Asap rokok yang ia mainkan membuat seisi ruangan berbau nikotin, bibir manis Rio mengukir sebuah senyuman mata sayunya melirik Vito sekilas

"Kalo tian mati masalah nya akan tambah rumit brengsek" Ucap Rio penuh dengan penekanan di setiap kalimatnya

"Kalo tian mati gue bisa dapetin Nana" Ucap Vito sembari bangkit dari tempat duduknya

"Apa lo pikir nana mau sama lo? Dan bagaimana jika nana tau kalo lo yang sudah bunuh tian? Nana akan semakin benci sama lo! Mikir!!"

"Lo boleh cinta sama sodara tiri lo tapi lo jangan bego kaya gini!"

"Laki-laki sejati tidak akan pernah bermain kotor" Sambung Rio lalu pergi dari tempat ruangan yang gelap gulita tersebut

"Bagaimanapun caranya gue akan tetap menyingkirkan tian dari dunia ini" Ucap Vito sembari tersenyum mengerikan

_______________________
Trimakasih sudah mampir😊
Jangan lupa tinggalkan jejak
Ingat tidak di pungut biaya ;)
_______________________
Maaf lahir batin ya semuanya:)
See you❤😘

Bonus◀
__________

Ristian
_______


Continue Reading

You'll Also Like

569K 6K 26
Hanya cerita hayalan🙏
50.7K 8.1K 31
Gatau baca aja!
196K 13.6K 57
Tiada yang rela mengurus Pasha setelah bapak meninggal. Gadis itu terpaksa ikut dengan Winda ke ibu kota. Putus sekolah, mencari pekerjaan dan harus...
359K 10.1K 66
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.