15 : Dorm Dream 1 Malam]
"hyung aku mau pulang"
Ten melepaskan pandangan nya dari benda pipih di genggaman nya. dia berjalan ke arah haechan, menatap wajahnya sebentar setelahnya dengan gemas mencubit pipi nya yang sudah tirus itu.
"pipi tembam mu sudah menghilang, kau harus makan yang banyak kalau mau pulang!!"
Haechan menghembuskan nafasnya kasar, tubuhnya yang sebelum nya terduduk tegap semakin lama semakin turun ke bawah. Haechan kembali merebahkan tubuhnya, menatap ke langit langit kamar nya
"aku sudah makan makanan yang sehat setiap hari, tapi pipi ku tidak bisa kembali besar dalam beberapa saat. Kau harus mentraktir ku makan dulu kalau ingin itu terjadi
Ten terkekeh kecil menanggapi nya. dia mengambil kursi di sebelah ranjang yang haechan tempati, kemudian duduk di sana menatap haechan dengan senyum nya yang tak luntur
"eiiih, baiklah baiklah... nanti akan kubawa pulang kau dengan tasnya bella... hahahahha!" setelahnya ten tertawa melihat ekspresi yang haechan keluarkan. Wajahnya sungguh membuatnya ingin terus tertawa
'dia sudah kembali, secepat ini. aku harap kau terus bahagia haechan ah...'
"kau pikir aku anjing!"
"heii ada apa inii?"
Taeyong masuk dengan wajah cerahnya, dia mendengar percakapan ten dan haechan dari luar, terdengar sangat menggemaskan
"masa aku mau di bawa pulang dengan tasnya bella, hyung! Ten hyung sangat keterlaluan, apa apaan itu!"
"Aku baru ingat kau seekor anak beruang, seharunya aku tak membawa mu dengan tasnya bellaa... apa kau perlu tempat yang lebih besar lagi? hahahahha!"
Haechan semakin menekuk kan wajahnya, 'apa apaan itu, menyebalkan sekalii!!'
"Teruslah mengejek ku hyung, kau senang sekali melihatku menderita!!"
"oh ya! dokter bilang kau bisa pulang hari ini hyuck, jadi kita akan berkemas dari sekarang"
Untung dia tidak lupa menyampaikan nya, melihat wajah haechan yang sudah terlihat lebih cerah membuat nya senang. Setidaknya dia bisa keluar dan bersenang senang lagi
"WAAAH BENERAN?! Lihat ten hyuung... aku akan pulaaang!!" ucap haechan bangga, tapi entah apa lah yang ia bangga kan itu, yang jelas haechan senang sudah bisa kembali ke rumahnya, tempat ia pulang
"kau akan menderita di sanaa, hahahha!!"
Ten tertawa habis habisan karna yang dia pikirkan hanya dia akan bermain seharian dengan nya di dorm dan mengganggunya. Dia tak bermaksud menyinggung hal lain. Tapi raut wajah haechan berubah seketika
Haechan tersadar akan satu hal...
'benar yang ten hyung katakan, kenapa aku sebahagia ini?'
'aku sudah salah bicara!'
'ten... kenapa kau mengatakan hal itu... '
"haechan ah, aku dataaang!!"
Seorang pria dengan pakaian santai nya memasuki ruangan yang haechan tempati dengan wajah yang sumringah. Celana jeans pendek dengan hoodie denim sangat cocok dengan kulit putih bersih nya, pemilik eyesmile yang selalu haechan tunggu tunggu kedatangan nya
"jenooo!!!"
Ya, jeno datang dengan kunci mobil di tangannya. Hanya itu? ya, karna dia hanya ingin menjemput haechan tidak ada yang lain. Haechan melihat jeno datang senang nya bukan main. Ten dan taeyong yang melihat itu hanya tersenyum ikut senang melihat nya
"kau sudah selesai beres beres kan? Ayo aku antar pulang"
"okeeiii!"
Haechan kembali dengan kaus hitam kebesaran miliknya. Dia tampak tenggelam di dalam bajunya sendiri. Berat badannya yang turun itu membuatnya tampak lebih mungil dari biasanya.
Tidak ada pipi berisi dan baby tummy yang ia miliki dulu, tubuhnya hanya terlihat seperti kulit dan tulang dibandingkan sebelum nya. semenjak sakit, berat badan nya turun derastis, membuatnya merasa aneh sendiri dengan tubuh nya
"kau mau bawa haechan ke mana?!"
Ucap Ten geram karna kesulitan dengan barang barang yang dia bawa, dan tak sedikit barang bawaan haechan yang juga berada di genggaman nya. Karna dia ikut menginap menjaga haechan, barang barang yang dia bawa benar benar banyak tanpa dia sadari
"tentu saja kami mau pulang hyung, memangnya mau ke mana lagi?"
Jeno mengambil beberap tas yang sudah ten letakkan di lantai dan memasukkannya kedalam bagasi mobilnya
"kau bawa mobil ke sini sendiri? Dimana manager hyung?"
Dari tadi taeyong mencari cari keberadaan sang manager, pasalnya mobil yang jeno gunakan adalah milik manager mereka. Tapi sang manager yang di cari itu tak sekali pun menunjukkan batang hidung nya
"aku membawa ini sendiri hyung, manager hyung ada urusan di gedung utama jadi tidak bisa pergi kesini untuk menjemput"
Jeno menutup bagasinya setelah memasukkan semua barang barang haechan
"nanti barang barang haechan langsung kau masukkan saja ke kamar nya! Haechan akan ikut kami"
Ten langsung menggenggam tangan haechan dan menuntunnya masuk ke dalam mobil yang dia gunakan
"tidak hyung, ada hal yang ingin kami bicarakan, jadi haechan akan ikut dengan ku"
Jeno dengan cepat menarik haechan kembali. Kalian tau, haechan sekarang hanya menatap kedua orang ini malas. Tapi ten dan jeno tak melihat perubahan ekspresi haechan dan terus saling berdebat untuk memperebutkan nya
"tidak bisa, haechan akan ikut dengan kami!!"
tapi hyung...
"hyung maafkan aku. Tapi kami akan pulang bersama, heheh maafkan aku. Untuk kali ini... saja, aku akan di dorm bersama mu kapan kapan"
Ten melepaskan genggaman nya di tangan haechan, mukanya tertekuk masam
"asaaa aku menang ten hyung, ahaha!"
Melihat jeno yang tertawa lepas di hadapan nya membuat nya tambah kesal, dengan semua sisa kesabaran yang dia punya, segera dia menarik lengan taeyong masuk kedalam mobil
"anak anak itu, emang seharunya aku bantai dari masih piyik, gedenya jadi kurang ajar gini kan!"
"hahaha sabar sabar..."
「NOTSADーHAECHAN」
"bagaimana, kau sudah enak kan?"
"iya, aku merasa lebih lega sekarang. Ten hyung, taeyong hyung, kun hyung dan doyoung hyung sering berkunjung ke rumah sakit. itu membuat ku senang. Aku tidak merasa kesepian"
Jeno melihat pantulan wajah haechan dari kaca, raut kebahagiaan terpancar jelas di wajah lucu nya. jeno ikut tersenyum melihat itu.
"itu sangat bagus kan? Dengan itu, sedikit demi sedikit semua akan kembali seperti semula. Semuanya akan sayang kepada fullsun mereka, mereka akan menyayangi mu dengan sepenuh nya"
Haechan tak mengeluarkan sepatah kata pun, hanya senyuman yang dia tampakkan itu lah yang menjawab semua nya.
"oh iya, mulai hari ini kamu tidur di dorm dream dulu ya, hanya untuk beberapa saat. jungwoo tetap lah jungwoo, aku tak percaya padanya. Semua tingkah nya mencurigakan"
"Kenapa? Kenapa harus di sana. Apa kau tidak bisa membawa ku ke tempat ten hyung dan kun hyung, disana sepertinya lebih baik "
Jeno mengeraskan cengkraman nya pada stir mobil, menatap tajam kearah jalanan di depan nya
"kalau disana hanya ada mereka berdua aku setuju, tapi disana ada lucas. Dia itu gila, kau tak perlu berada dengan orang seperti nya. kau hanya mendapatkan penderitaan dari orang seperti itu. Hanya ikut dengan ku sementara, itu tidak lama. Ada aku yang akan menjaga mu, ada aku yang akan membela mu, kau tidak perlu takut. Cukup kau tau, aku akan ada di samping mu
Haechan diam, walaupun jeno beranggapan seperti itu, dia tak yakin akan bisa bertahan disana. Mobil tetap melaju tapi tak ada pembicaraan di dalam nya, tak ada yang membuka suara sejak itu. Haechan dan jeno hanya sibuk dengan pikiran mereka masing masing.
Mobil telah berhenti tapi haechan enggan pergi dari tempat duduknya, menatap ke arah pintu utama tempat tersebut
Perasaannya campur aduk. Dia ingat sekali, dulu dia akan menjadi orang pertama yang akan meloncat keluar dan berlari masuk ke dalam tempat itu, tapi sekarang terasa menakutkan bahkan hanya untuk keluar dari mobil
Jantungnya berdetak lebih cepat, dan jari jarinya terasa dingin namun tak hentinya mengeluarkan keringat.
'Aku takut, aku takut menghadapi mereka. Apa yang harus aku lakukan jika bertemu mereka? Apa mereka masih membenci ku?
"Haechan, ayo cepat keluar!"
Dengan ragu ia keluar dari mobil dan mengikuti jeno, berjalan di belakang nya
Jeno menekan bel beberapa kali, namun belum ada satu orang pun yang membuka kan. Bisa ia tebak sekarang para member pasti sedang berdebat untuk siapa yang membukakan pintu mereka
Tak lama dari itu, pintu terbuka menampakkan pria berbadan mungil dengan muka masamnya. Renjun. ya, pria itu yg membuka kan pintu untuk jeno dan haechan
"waah, ternyata kau benar benar membawa nya"
"Tentu, aku tidak percaya dengan jungwoo. Renjun tolong aku bawa kan ini!"
"Tidak, aku sibuk"
Renjun langsung melenggang pergi dari hadapan keduanya, haechan mengambil beberapa tas yang jeno letakkan di lantai dan membawa itu bersamanya
"Kenapa kau yang membawanya, biar aku saja!"
Jeno hendak mengambil tas di kedua tangan haechan, namun dengan gerakan cepat ia menghindarinya
"Aku bukannya lumpuh lee jeno!"
Jeno terkikik sebentar lalu berjalan mendahului haechan.
'Tak pernah berubah. Kenapa dia selalu bertingkah kalau dia mampu'
Jisung yang baru saja turun mendapati haechan dan jeno yang hendak berjalan ke arah nya, dengan cepat jisung berjalan ke tempat renjun yang kebetulan sedang membuat teh di bawah
"Hyung, dia tidak akan membunuh ku kan? Aku takut, nanti malam dia akan berbuat buruk pada ku"
"apa yang kau katakan jisung, kenapa berbicara seperti itu?!"
Jisung terdiam di samping renjun, menatap haechan dari atas ke bawah. Yang di tatap hanya menundukkan pandangannya, berdiri di belakang jeno berusaha menyembunyikan dirinya
"hei... itu bisa saja terjadi, kita tidak akan tau apa isi otaknya itu lee jeno!!"
Renjun berbalik menatap tajam manik mata jeno. Percakapan mereka benar benar membuat haechan terintimidasi. Rasanya dia ingin lari dari tempat ini sekarang juga
"kamu masuk ke kamar aja chan, obrolan ini sangat tidak penting untuk kau dengar"
Haechan dengan cepat membawa barang barangnya menaiki tangga, masuk ke dalam kamarnya dan menutup kedua telinganya rapat rapat. Berharap percakapan mereka diluar tak dapat ia dengar
「NOTSADーHAECHAN」
R|190922