i'm Clara

By WargaNgehalu

848K 60.8K 4.6K

Hoho... bagaimana jika seorang gadis yang cantiknya errr bingit.. meninggal ditengah aksinya?.. Disini gunung... More

01.🏁
02.⏳
03.⏸
04🎯
05.😎
06.πŸ‘¨πŸ‘©
08.🌞
09.😌
10.πŸ—‘πŸ”¨
11.πŸ˜’
12.πŸ™„
13β­•
14❗
15🀯
blablabla
16🎲
17.πŸ’₯
18🐰
19πŸ’˜πŸ’”
20.πŸ”₯
00
21.🚨
22.πŸ’™
23.🧠
24.βš–οΈ
25.πŸ€πŸ”«
26. 🎭
27.πŸ•Š
28.🍴
29. ☒️
30.πŸƒ
31. ❣️18+
32. 🐽
33. πŸ₯€
E. PART 1.🌱
Pemeran yg gajinya gedek
E. PART 2
E. PART 3
Cerita News
promo transmigrasi 3

07.πŸ§‘πŸ‘¦

27.8K 2K 62
By WargaNgehalu

Hallo Warga ngehalu.. masih juga digantungin si doi? Haaa kacian.. Kaya aku donk..
Sama😎😪

🦕Happy reading🦖

"Jadi begini Dad, waktu itu temen aku ada yang lagi mau buat video striming jadi aku, abang dan adik jadi pemainnya," jelas Ainelis menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Terus kamu gak kenapa-kenapa kan?" tanya Rani khawatir.

"Tenang aja Mom, Ai gak apa-apa kok. Ya udah Ai ke kamar dulu ya, Mom, Dad," kata Ai sambil berdiri.

"Iya." Rani tersenyum pada Ainelis.

Lalu Ainelis pergi menuju kamarnya.

Skip.

Ainelis memasuki kamarnya dan melihat jam dinding menunjukkan pukul 20:16 WIB.

"Sip! Siap-siap akh... semoga hari ini ketemu mereka," gumam Ainelis.

Ia membuka lemari baju kemudian memakai kaos putih dan jeans warna cream. Tidak lupa ia mempoles wajahnya tipis agar tidak terlihat pucat dan rambut pirangnya yang dibiarkan tergerai. Setelah itu dia mengambil masker hitam dan jaketnya yang setara dengan calananya.

"Perfect," kata Ainelis menatap pantulan dirinya di cermin.

Itu Ainelis guys.. Gmna cans ga? Kembaranku loh itu diMIMPI..🦍

Ainelis pun turun ke bawah dan terlihat kedua orang tuanya sedang nonton TV berdua.

"Mom, Dad. yang lain kemana?" tanya Ainelis menghampiri keduanya.

"Oh princess... saudara kamu pada keluar tadi. Eh? Kamu udah cantik gini mau kemana?" tanya Rani memicingkan matanya.

"Princess mau kerumah teman mom, ada tugas besok harus dikumpul. Sekalian Ai mau nginep di rumahnya. Boleh kan Mom, Dad?" kata Ainelis. Tentu saja berbohong, jika dia kemalaman dia akan ke mansion pribadinya.

" Iya udah hati-hati dijalan," kata Rani memperingati Ainelis.

"iya Mom," jawab Ainelis sambil mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya.

"Jangan ugal-ugalan bawa motornya princess." David memperingatkan Ainelis.

"Asyap! Komandan," kata Ainelis sambil bergaya hormat kepada David.

Kemudian ia berlari kecil keluar menuju garasi. Sedangkan kedua orang tua Ainelis yang melihat tingkah ajaib anaknya hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.

Skip.

Ainelis membelah jalan ibu kota yang ramai entah dari yang baru pulang dari aktifitasnya, maupun baru mulai aktifitasnya. Ainelis memarkirkan motornya di depan cafe Moonbe tempat biasanya geng scorpion sekedar nongkrong.

Ainelis menyipitkan matanya saat melihat motor yang tidak asing baginya. Kemudian ia tersenyum tipis, sangat tipis melihat rombongan didalam cafe.

"Ternyata gak pernah salah filling gue," kata Ainelis.

Ia turun dari motornya dan masuk kedalam cafe. Tanpa mencari bangku kosong ia menghampiri kelompok pemuda yang sedang mengobrol. Ainelis langsung duduk di tengah-tengah mereka tanpa melepas maskernya.
Mereka yang melihat gadis tiba-tiba duduk diantara mereka mendadak geram.

"Heh, lo ngapain duduk disini huh?!" bentak salah satu mereka.

"Pergi gak lo!" bentak pria disamping kiri Ainelis sambil mendorong Ainelis. Namun Ainelis tidak bergeming.

"Lo tuli?" tanya pria yang disamping kanan Ainelis.

Ainelis yang sedari tadi matanya sudah berkaca-kaca akhirnya lolos keluar. Kemudian ia membuka maskernya dan itu membuat mereka terkejut. Bagimana tidak kaget ternyata yang menghampiri mereka gadis cantik. Tapi itu tidak berlaku untuk dua pria yang disisi kanan dan kiri Ainelis.

Grebb!

"Bang Al, hiks. Ara kangen," kata Ainelis yang sudah menangis memeluk pria sebelah kanannya.

Sedangkan pria dan yang lainnya mematung saat mendengar kata Ainelis.

"Jangan pernah sebut panggilan itu dari mulut kotor lo!" teriak pria yang dipeluk sambil mendorong Ainelis menjauh.

"Hiks hiks... ini Ara bang, Clara Florentina Sanjaya hiks," kata Ainelis terisak.

"Heh, lo gak usah ngaco lo! Ara gue udah mati! MATI ngerti lo?!" teriak pria yang disebelah kiri Ainelis dengan menarik kaos Ainelis.

Ainelis menunduk, karena sesak didadanya. Ya, dia lupa bahwa dia sudah mati dan sekarang ia menjadi orang lain.

"Risky Tanureza hiks... dari panti asuhan Kasih Ibu, hiks hiks... maniak anime. Tomy hiks... Alexsander punya tanda lahir dipaha kiri, hiks. da-dan...." kata Ainelis terpotong saat tiba-tiba seseorang memeluknya.

Grebb!

"Maaf," lirih pria yang memeluk Ainelis erat bernama Riksy.

"Hiks. Bang Tata hiks, Ara kesepian hiks hiks," kata Ainelis yang masih menangis dipelukan Risky.

"Lo tau gak ra? Gue hampir gila lo ninggalin gue," kata Risky menangkup wajah Ainelis.

"Hiks hiks. Ara sayang kalian... hiks,"kata Ainelis.

"Sstt... udah nangisnya yah? Kita juga sayang Ara... sayang banget," kata Risky sambil mencium pucuk kepala Ainelis.

Setelah acara menangis, Ainelis saat ini berada dipangkuan Tomy dengan kepala bersandar didada bidang Tomy dan tangan Tomy mengelus surai Ainelis sayang sesekali mencium pucuk kepalanya.

"Sekarang cerita. Apa kamu oplas?" kata Risky.

Ainelis pun menoleh memerhatikan mereka yang sedari tadi diam.

"Apa kalian percaya transmigrasi itu ada?" tanya Ainelis.

Melihat tidak ada yang menjawab ia menghela nafas lalu menceritakannya dari awal dia sebelum meninggal hingga berakhir ditubuh Ainelis.

"Ternyata ada ya transmigrasi," kata Dwi.

Pltakk!

"Aw! Lo kok suka mukul palak gue sih san," kata Dwi sinis.

"Biar otak lo encer... jelas-jelas ada buktinya masih nanya," kata Hasan santai.

"Lo kalo iri sama nih palak ngomong aja kalik," kata Dwi mengejek.

"Sorry... palak lo di CODin juga gak laku," kata Hasan menatap Dwi remeh.

"Enak aja ganteng gini dibilang gak laku," sangkal Dwi.

"Terus gebetannya mana bang?" tanya Ainelis sambil menaik turunkan alisnya membuat Dwi gelagapan dengan pertanyaan Ainelis.

"Ak- tenang aja, kan ada Ara," kata Dwi santai sambil mengedipkan sebelah matanya.

Dan dia pun mendapat tatapan horor dari yang lain. Dwi yang ditatap menelan salivanya dengan susah payah dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal menampilkan wajah idiotnya.

"Aduh... firasat gue gak enak nih," batin Dwi.

"ADA TIKUS! TIKUS!" heboh Dwi naik diatas kursinya, membuat pengunjung lain juga ikut heboh.

"ADA JANDA! LONTONG! JANDA BOLONG!" teriak Hasan.

Susana yang tadi heboh pun mendadak hening. Hasan yang baru sadar pun menoleh dan menatap sekitar dengan senyum idiotnya.

"Emak, bapak... Maafkan zigotmu ini yang belum bisa memberimu cucu," batin Hasan.

Dan pada akhirnya mereka memukul Hasan dan Dwi berjamaah.

Plakk!
Bughh!
Plakk!
Plakk!

"Aw! Ampun bang jago... hehe, aw!" kata Dwi meringis disela-sela pukulan mereka.

"AWAS TIKUS!!" teriak Ainelis.

Membuat mereka kembali berhamburan tidak jelas. Sedangkan Ainelis sibuk merampas makanan pengunjung lain dan memakannya dengan santai di bawah meja.

"Ehem. Enak yah?" ucap seseorang membuat Ainelis menoleh ke sumber suara.

Ainelis mendongak melihat wajah Risky yang tampan kemudian mengangguk kaku saat sadar dirinya kini di tatap para pengunjung yang merasa kehilangan makannya.

Tomy pun narik tangan Ainelis dan meminta maaf dengan para pengunjung cafe. Dan beberapa saat kemudian Ainelis mendapat ceramah hingga ia tertidur.
Melihat Ainelis yang tertidur pulas dipelukannya membuat ia tersenyum tipis hampir tak terlihat.

"Riky! panggil Edo kesini bawa mobil," perintah Risky.

Mendengar suara Risky membuat aktifitas mereka berhenti. Dan melihat Ainelis sudah tertidur.

"Terus gimana keluarganya?" tanya Riky

"Hm, gue gak tau alamat rumahnya juga. Biarin dia tidurr di markas, besok pagi biar gue bangunin. sekalian umumin ke anak-anak lainya," kata Risky.

"Okelah." Riky mengangguk setuju.

Mereka melihat wajah damai Ainelis dengan wajah yang cantik dan pipi yabg tidak terlalu berisi membuat mereka gemas.

Cup
Cup
Cup

Mereka mencium wajah Ainelis kecuali dibibir. Dan aktifitas mereka tak luput dari pelanggan lainnya. Ada yang iri, ada yang mengagumi tentu saja itu untuk pemeran utama kita.

Dilain tempat.

"Eh Ron, tumben nenek lampir gak buat ulah hari ini," kata Wibi.

"Baguslah," kata Jony.

"Ck. Iya juga sih, mana tadi gak kayak ulet ke bos. Parahnya lagi nyuekin kita loh," kata Agung heboh.

"Diem salah... berulah juga salah... serba salah," kata Aldo yang sedari tadi hanya diam.

"Ck. Lo kok yang sewot sih, Do?" tanya Wibi heran.

"Tau lah. Bang, gue balik," kata Aldo meninggalkan mereka yang heran dengan sikap Aldo.

"Ngapa tuh anak? Aneh," tanya Agung.

Mereka yang ditanya hanya diam memperhatikan punggung Aldo yang sudah mengilang dibalik tembok.

"Apa yang lo pikirin do?" batin seseorang 1.

"Jangan bilang, kalo lo mau minta maaf sama dia." batin seseorang 2

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hoaamm... Sorry ya kalo ada yg kurang² asin, manis, kurang ajar, dsb (dan sebangsanya). Jaga hati, jaga mata, jaga lilin.. Bey💆‍♀

Continue Reading

You'll Also Like

889K 6.3K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
1.2M 72.7K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
2.1M 98.6K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.7M 237K 38
Tidak ada yang bisa menebak sifat Drystan sebenarnya. Cowok itu ... terlalu hebat berkamuflase. Drystan bisa bijaksana, galak, manja dalam satu waktu...