Mistakes In The Past

By tridianasari_2606

26.1K 2.9K 2.1K

Dia Ristian Rakenza Pradipta sang Leader NightStar yang di takuti para berandalan. Seorang pemuda yang menyim... More

prolog
satu
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
Tiga belas
Empat belas
lima belas
Enam belas
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua Puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Dua Puluh Sembilan
Tiga Puluh
Tiga Puluh Satu
Tiga Puluh Dua
Tiga puluh Tiga
Tiga Puluh Empat
Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam
Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan
Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh
Empat Puluh satu
Empat Puluh Dua
Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat
Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam
Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan
Empat Puluh Sembilan
Lima puluh
End
Epilog
hai

dua

1.1K 176 91
By tridianasari_2606

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca!!
___________________________________________

Selamat membaca

Tian melangkah menuju kamarnya,  dengan luka yang lebih dalam dari sebelumnya,  wajah yang sudah pucat pasi di tambah rasa nyeri  di dadanya membuat Tian membanting pintu kamarnya dengan sangat keras seranya tiada satu orang pun yang dapat masuk ke dalam sana.

Obat yang selama ini membantunya untuk menahan  rasa sakit nan nyeri langsung saja ia lempar ke dinding kamar dengan sangat kuat membuat semua butiran-butiran yang selalu ia simpan berhamburan di lantai.

Tubuh Tian meluruh, rasa sakit yang begitu terasa membuatnya tidak dapat menotopong tubuh tegap nya lagi,  tangan kanan nya mencengkram kuat dada bagian kirinya,  butiran-butiran bening berjatuhan menemani kepedihan Tian malam ini.

Dan mulai malam itu Tian muali menyerah pada takdir yang membuatnya kalah,  menyerah karena luka yang selalu ia rasa.

Tian meringkuk sembari menikmati rasa sakit di setiap inci tubuhnya baik lahir maupun batin,  saat ini sosok Tian kembali rapuh kembali jatuh,  takdir kembali menginjak-injak nya.

Menghancurkan kepingan-kepingan hati yang mulai ia terbangun kembali,  tetapi naas hatinya kembali hancur bahkan kini terasa sudah menjadi butiran debu dan berterbangan karena hembusan angin malam yang cukup kencang.

Tanpa perintah Tian merangkak berusahalah mengambil dua butir obat yang berada tak terlalu jauh dari tempatnya saat ini,  tangannya bergetar dan ia harus memaksanya untuk dapat memasukan dua butir obat ke dalam mulutnya.

Tian menelan butiran obat tersebut dengan kepiluan luka yang kian berdatangan.

Tian sadar jika Tuhan selama ini tidak pernah mengijinkannya untuk menyerah
Jadi Tian akan bangkit dan akan menunjukan kepada ibu nya jika dirinya juga pantas untuk di beri perhatian seperti kristan.

_________________________________________


Waktu begitu cepat berlalu,  rembulan telah tergantikan oleh kilauan mentari pagi yang menerobos masuk dan mengusik tidur nyenyak seorang pemuda yang masih tergeletak dengan tenang di atas lantai sejak tadi malam.

Perlahan tapi pasti pemuda tersebut membuka mata nya dan pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah dinding kamar yang berwarna hitam pekat.

Sebuah senyuman terukir indah di wajah tampannya entah itu senyuman kebahagiaan atau Senyuman sebagai tutup luka dan keterpurukan nya selama ini.

Perlahan tetapi pasti pemuda tersebut bangkit dan langsung berjalan ke dalam kamar mandi dengan langkah tertatih-tatih,  sebelah tangan kanannya masih senantiasa mencengangkan kuat dada kirinya.

Setelah beberapa menit pemuda tersebut sudah keluar dari kamar mandi lengkap dengan serangan sekolahnya,  dengan langkah lemahnya ia berjalan menuju  cermin yang tertempel kokoh di dinding kamarnya.

Rambut yang masih basah perlahan ia keringkan, sebuah ali-ali hitam yang masih menempel indah pada telinga kirinya kalung kebanggaan yang masih menempel indah di lehernya,  dengan gerakan perlahan tetapi pasti ia mengacak rambutnya yang sudah mulai mengering,  dua kancing baju yang sengaja ia buka sehingga menampilkan dada bidangnya.

Setelah semua nya terasa sudah selesai pemuda tersebut berjalan dan mengambil tas nya yang masing menggantung dengan tenang di tempatnya, sebelum ia keluar dari kamar ia menyempatkan diri untuk meminum obat penguat supaya tidak oleng tertiup angin yang akan menerpanya.

Perlahan tetapi pasti pemuda tersebut berjalan keluar dari kamar setelah ia sampai di ruang makan tidak sengaja mata indahnya menangkap sosok wanita setengah baya yang kini sedang sibuk menyuapi putra kesayangannya.

Pemuda tersebut tersenyum miris sebelum ia berlalu meninggalkan rumah tersebut dengan ribuan belati yang sudah menyerangnya secara tidak langsunya.

______________________________

Terlihat tiga pemuda yang saat ini sedang sibuk mengelilingi lapangan basket seranya mencari temanya yang belum kunjung datang ke sekolah padahal 5 menit lagi pelajaran penjaskes akan di mulai.

"Gimana wa, lo dah nemuin tian?" Tanya Rega sembari menatap Dewa  penuh harap.

"Kalo gue dah nemu tu curut pasti dah gue seret ke sini" Ucap Dewa sembari memutar bola matanya malas.

"Gue juga engga tau tu anak ada di mana" Ucap Tao sembari celingukan padahal bentar lagi pak Bangkit datang.

"Telfon aja deh" Ujar Rega dengan enteng nya dengan seketika Tao maupun Dewa menjatuhkan rahangnya setelah menyadari kebodohannya.

"Kenapa gak dari tadi bego!" Bentak Tao yang sudah geram dengan Rega.

"Sssttt kalian diem ya" Ucap Rega mengisyaratkan.

Sedangkan kedua temanya tak henti henti menggrutuki kebodohannya.

Setelah beberapa detik kemudian panggilan pun terjawab.

"Hallo yan, lo di mana?" Tanya Rega to the poin.

"Kenapa nyariin gue, Kangen ya?" Ucap Tian sembari cengengesan seperti biasa.

"Gue serius anying, lo di mana? Lo mo sekolah apa kagak?" Ucap Rega dengan malas.

"Emmmm gimana ya, tolong kasih gue waktu untuk  berfikir" Ucap Tian dengan tangan yang menumpu rahang kokohnya di sebrang sana.

"Astagfirullah, kenapa harus mikir sih? Lo dimana sekarang?" Ucap Rega yang sudah geram dengan tingkah tian.

"Di atas pohon, kenapa emang?" Tanya Tian sembari menguap.

"Lo bisa gak sih yan,serius gitu" Gerutu Rega dengan tangan yang melayang ke udara dengan jari-jari yang terkumpul menjadi satu.

"Gue serius, kalo gak percaya, kita video call aja "  Ucap Tian lalu dengan secepat kilat  sambung telepon pun terputus secara paksa oleh Tian.

Ristiangadaakhlak,,,,,, 

"What lo ngapain di atas pohon tian" Heboh Taoo.

"Gimana dah percaya kan lu pada" Seru Tian sembari memasukan buah mangga yang sudah masak ke dalam mulutnya.

"Ceritanya panjang kenapa gue bisa berada di sini, kalo gue ceritain sekarang kalian pasti akan kena hukuman dari pak galak" Ucap Tian sembari mengusap lembut bibir tipisnya.

Sedangkan ketiga sahabatnya hanya dapat menghembuskan nafas jengahnya.

"Jadi lo kagak mao sekolah ni?" Ulang rega

"Kagak gue izin ya, jangan rindu " Ucap tian sembari tersenyum

"Ntar kalo pak botak nyariin lo gimana?"  Kini giliran Dewa yang bersuara.

"Ya kalian kan  udah gede udah pada punya pemikiran sendiri mana yang baik dan mana yang buruk jadi kalian tinggal ngomong aja sama pak Galak tentang kebenarannya " Ucap Tian sembari memasang ekspresi yang sok dewasa.

"Sok bijak lo anying" Umpat Tao sebelum akhirnya mengakhiri panggilan vidio di ponsel Rega.

______________________________

Langkah ketiga pemuda tersebut kini telah berhenti tepat di krungunan anak-anak kelas XII. A

"Woyy semuanya tolong segera berbaris yang rapih" Triak Taoo menginterupsi semua anak kelas XII. A

setelah semuanya berbaris dengan rapi tao tersenyum miring,  ternyata tidak terlalu sulit menjadi seorang ketua kelas, hanya saja terlalu banyak godaan.

"Gretao prasetyo, siapa saja yang tidak hadir hari ini?" Tanya pak Bangkit _ selaku guru olahraga di sekolah HARAPAN BANGSA

"Jeny Prasetya, bela kurnia Wati, diki Fernando, dan " Ucapan Tao terhenti secapa tiba-tiba entah kenapa rasanya sulit sekali untuk mengucapkan nama siswa terakhir yang tidak hadir hari ini.

"Dan siapa?" Suara tegas pak Bangkit membuat Tao memejamkan matanya berkali-kali dengan lucu.

"Ristian Rakenza Pradipta" Ucap Tao reflek sembari meringis.

"Kenapa Ristian tidak hadir?" Tanya pak Bangkit sembari memicingkan mata.

"Katanya tidak enak badan pak" Ucap Rega.

"Bener? Kalo kalian ketahuan berbohong lagi, kalian bapak hukum untuk memutari lapangan 100 kali " Ucapan pak Bangkit barusan sukses membuat ketiga pemuda tampan tersebut menjatuhkan rahangnya.

Tetapi di hati mereka masih memiliki harapan untuk tidak di hukum memutari lapangan seluas ini,  toh katanya tian hari ini mo izin berati  tian tidak hadir pasti dan semoga saja.

"Siapa bilang saya tidak hadir" Suara bariton yang sangat familiar bagi anak-anak kelas XII. A sekaligus pak Bangkit selaku guru olahraga membuat ketiga pemuda yang baru saja menanam harapan kini harus musnah begitu saja padahal belum sempat tumbuh.

"Maafin temen-temen saya ya pak, mereka memang begitu, dan hukum saja pak saya ikhlas lahir batin" Ucap Tian dengan senyuman termanis tanpa dosa.

Sedangkan Rega,  Dewa, sekaligus Tao sudah menyebutkan seluruh nama hewan yang ada di kebun binatang secara berulang-ulang,  tak habis fikir mereka dengan jalan pikiran temanya yang satu ini.

______________________________________

Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu seorang pemuda dengan kacamata yang melekat indah menghiasi wajah tampannya.

Langkah lebar nya mengantarkannya mendekat ke seorang pemuda yang mirip dengannya.

"Tian" Suara rendah yang sangat familiar bagi Tian sukses membuat Tian memutar tubuhnya 180°.

"Tian gue, gue boleh pulang bareng lo gak?" Tanya kris takut-takut.

"Bukanya lo di jemput mama lo, kan lo anak mama" Ucap Rega dengan wajah  julitnya.

"Gue masih banyak urusan, lo pulang aja sana naik angkutan umum " Ucap Tian lalu pergi meninggalkan kris yang saat ini hanya dapat menatap kepergian Tian dalam diam.

"Mungkin tian masih butuh waktu" Lirih kris sebelum ia pergi meninggalkan tempat tersebut dengan langkah lesunya.

________________________________________

Segerombolan anak gengs motor CKR sedang berkumpul di jalanan yang sepi tepatnya di jalan hutan yang selalu tian lewati ketika hendak pulang ke rumah

Seorang pemuda dengan ali-ali hitam yang menempel manis di telinga kirinya sudah tergeletak tak sadarkan diri di tepi jalan

"Tian, tian gue kagak bego untuk lo begoin"
Ucap Gama sembari berjongkok menatap wajah pemuda yang saat ini tergeletak tak berdaya di hadapannya.

"Mau lo berpenampilan culun,cupu, gue tetep bisa ngenalin lo" Ucap  Gama sembari terkekeh.

Dari arah berlawanan terlihat jelas seorang pemuda yang mengendari motor sport kebanggaan nya dengan laju yang standar.

"Ck,Siapa sih yang menghalangi jalan gue" Kesal pemuda yang saat ini akan melintasi jalanan tersebut.

Pemuda tersebut melihat jaket yang mereka kenakan dan sudah dapat di pastikan jika itu adalah segerombolan gengs CKR.

Pemuda yang hendak melintas pun berhenti tepat di depan dua anak CKR yang menghalangi jalanya.

Pemuda tersebut langsung  melepaskan helm nya dan langkah menghajar kedua pemuda seumurannya yang telah lancang menghalangi jalanya.

Gama yang menyadari pun langsung menoleh ke arah pemuda yang saat ini sedang sibuk baku hantam.

"BERHENTI,," triak Gama yang sukses membuat ketiga pemuda yang sempat baku hantam berhenti secara keseluruhan.

"Target kita itu cuma tian, dan sekarang tian sudah tidak sadarkan diri jangan buang-buang tenanga kalian okay, " Ucap Gama yang sukses membuat pemuda yang sempat di serang dua anak CKR  mengalihkan atensinya menghadap Gama.

"Siapa maksud lo!" Ucap pemuda tersebut.

"Lo?" Ucap Gama setelah menyadari jika pemuda yang saat ini menatap tajam kepadanya adalah sosok yang ia incar sejak tadi.

"Siapa yang sudah lo celakai bangsat" Ucap Tian sembari memukul wajah mulus Gama.

"Bos, kog orangnya mirip" Ucap salah satu anggota CKR.

Mata indah Tian langsung menangkap sosok pemuda yang terbaring tak berdaya di pinggir jalan dengan serangan sekolah yang masih lengkap.

Tangan Tian mengepal kuat, Tian langsung menghajar Gama  tanpa ampun bahkan sosok Gama yang sombong kini terlihat lemah tak berdaya karena Tian.

"Jikalau gue mau, gue bisa bunuh lo sekarang juga" Ucap Tian sembari memukuli Gama tanapa henti.

"Lo berani sentuh dia, lo berurusan dengan gue, Ristian Rakenza Pradipta"

"Gue gak pernah usik idup lo!"

"Bahkan gue gak pernah kenal lo!"

"Bangsat lo!" Ucap tian dengan nafas yang menggemuru.

Tian langsung berlari kecil menghampiri sosok yang mirip dengannya.

Tian langsung meletakan kepala kris di pahanya,  tanggan tian terangkat dan mengusap wajah kris yang sedikit lebam di bagian pipinya.

"Bangun" Ucap Tian sembari menepuk pelan pipi kris.

______________________________________

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Ucap Maya sembari mengusap wajah kris yang sedikit lebam

Langkah lebar maya mengantarkannya mendekat kepada sosok pemuda yang berstatus sebagai anak sulungnya

Plagh

Rasa panas  dan perlu kembali menyerang pipi mulus Tian,  ribuan belati terlempar menusuk hatinya yang sudah tidak tertata.

"Berapa kali mama peringatin kamu, jangan bawa kris ke dunia busuk kamu,"
Ucap Maya tepat di depan Tian.

"Buka mata kamu tian buka! Lihatlah kris terluka karena dia ikut kamu, kamu itu berdampak buruk bagi masa depan kris!"

Ucapan Maya begitu melukai perasaan tian,  sedangkan Tian sejak tadi dapat diam menunggu waktu yang tepat untuk membuka suara.

"Mama harus berapa kali ngingetin tian, kris tidak seperti kamu" Ucapan Maya pun langsung di potong secara paksa oleh Tian.

"Iya tian tau, tian tau kog ma kalau kris tidak seperti tian, kris itu begitu istimewa, kris itu segalanya buat mama, kris begitu sempurna, kris mendapatkan segalanya, segala yang kris inginkan terpenuhi, dan apa mama tau setidak sempurna apa kehidupan tian selama ini? Mama tidak mengerti semua itu! Karena yang mama peduliin itu hanya kris, kris dan kris! Bahkan jika malaikat Izrail menjemput tian saat ini juga mama juga tidak akan peduli!" Ucap Tian panjang lebar dengan deraian air mata yang kian mengalir membasahi pipinya.

"Apa mama tidak punya sedikit saja , rasa sayang untuk tian? " Lirih tian

___________________________________________

Gimana? 
Lanjut? 

Komen aja 🙂

_______________________________________

Trimakasih banyak untuk kalian semua yang sudah memberikan votenya❤

See you 😘

Continue Reading

You'll Also Like

33.2K 4.6K 23
Kim Taehyung yang masih berusia 5 tahun terpesona pada bayi manis bermata bulat dan berkulit putih, dan taehyung kecil menginginkannya dan sejak itu...
1.1M 27.9K 66
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
27.8K 5.4K 23
KUSUS BXB !! jangan nyampah !! salah lapak block account !! jangan cerewet sama alurnya ! ini dunianya author ! riders hanya perlu menikmati ! saran...
250K 8.8K 37
[ Sebelum baca, budayakan untuk follow author nya seng. Mana tau tertarik sama next story author nya 😘] ...