Not Presumed

By UchigaTaehyung05

296K 23.5K 2.2K

Sasuhina (Sasuke dan Hinata) Canon Rate T semi M Satu bulan setelah Hinata kembali dari misi solonya, dia dik... More

Prolog
1#
2#
3#
4#
5#
6#
7#
#8
#9
#10
#11
#12
#13
#14
15#
16#
18#
19#
20#
21#
22#
23#
24#

17#

10K 859 58
By UchigaTaehyung05

Flashback on

Hinata kecil menghentikan langkahnya. Ia menatap sekelilingnya dengan pandangan bingung. Tadi dirinya terlalu asyik mengejar seekor kupu-kupu yang sangat cantik sampai Hinata tidak sadar telah melangkah keluar dari mansion Hyuuga. 

Tempat ini begitu asing bagi Hinata. Sebuah hutan belantara namun tidak terlihat menyeramkan. Mungkin karena matahari masih menemaninya. Tidak tahu jika malam telah menjemput. Pastinya hutan ini terlihat menyeramkan.

Hinata melangkah memasuki hutan. Ia tidak takut tersesat karena Hinata telah menguasai doujutsu khas klannya, Byakugan. Dengan Byakugan, Hinata dapat mencari jalan pulang.

Hinata terlalu menikmati pemandangan sekitarnya sampai tanpa sengaja dirinya menemukan sebuah danau. Danau yang sangat luas dengan airnya yang jernih. Rembulan Hinata berbinar-binar saat menemukan tempat yang indah ini. Ia pun melangkah mendekati bibir danau.

Hinata memasukkan tangannya ke air danau. Bibir mungilnya tersenyum senang saat merasakan dinginnya air danau. Selain pemandangan yang indah, tempat ini juga begitu tenang. Hinata jadi tidak merasa menyesal telah tersesat. Dengan tersesat, dirinya bisa menemukan tempat seindah dan setenang ini. 

"Ck, sial! Kenapa selalu gagal?!" Hinata terkejut mendengar umpatan kasar tersebut. Ia pun mengalihkan perhatiannya ke sumber suara.

Tidak jauh dari tempat Hinata tampak seorang anak laki-laki dengan lambang kipas merah putih di bagian punggung bajunya. Hinata mengenal lambang itu. Itu adalah lambang klan tetangganya, klan Uchiha.

Hinata tidak menyangka jika Ia telah memasuki kawasan klan Uchiha. Distrik klan Uchiha dan klan Hyuuga memang terletak berdekatan. Namun Hinata pernah mendengar jika hubungan klannya dengan Uchiha tidaklah baik. Itu karena persaingan kuat yang terjadi diantara dua klan elit milik desa Konoha tersebut.

"Katon Goukayou no jutsu!" Semburan api kecil muncul dari mulut anak laki-laki itu. Hinata pun menatap takjub pemandangan tersebut. Ini pertama kalinya Ia melihat jutsu seperti itu.

"Sial, sial, sial! Gagal lagi!" Lagi-lagi anak laki-laki tersebut berkata kasar. Rautnya tampak kesal, namun yang menjadi perhatian Hinata adalah sorot mata yang tergambar di netra sekelam malam itu. Yaitu sorot kesedihan dan keputusasaan.

Hinata tertegun melihatnya. Ia pernah merasakan hal tersebut. Sering malahan. Namun Hinata tidak menyangka jika ada anak selain dirinya yang juga merasakan perasaan seperti itu. Perasaan sedih karena tidak diakui dan perasaan putus asa karena telah gagal.

Hinata terlalu larut dalam pikirannya sampai tidak sadar jika keberadaan nya telah diketahui anak laki-laki tersebut. Anak laki-laki itu menatap heran Hinata. Pasalnya warna mata Hinata tampak berbeda dari orang-orang yang berada di distrik klannya.

"Hei, kau!" Si bungsu Uchiha itu meneriaki Hinata. Namun Hinata tidak menyahut karena masih melamunkan sesuatu.

Kesal diabaikan, si bungsu Uchiha yang bernama Sasuke itu pun menghampiri Hinata. Ia tidak suka ada orang asing di tempat latihannya. Jadi, Ia ingin mengusir gadis itu dari sini.

"Apa kau tuli?!" Sentak Sasuke yang membuat Hinata terlonjak dari lamunannya.

Netra mereka berdua saling bertemu. Oniks dan lavender. Warna yang begitu kontras berbeda.

"Kau...Hyuuga." Sasuke tahu orang-orang yang memiliki warna mata seperti gadis di depannya ini. Hanya orang-orang yang berasal dari klan Hyuuga yang memiliki warna mata seperti itu.

Hinata tidak mampu berucap. Dirinya terlalu takut akan kemungkinan yang terjadi saat dirinya telah ketahuan seperti ini. Akankah anak laki-laki ini melaporkan dirinya pada anggota klan Uchiha yang lain? Sehingga Ia akan ditangkap dan diberikan hukuman karena telah memasuki wilayah klan Uchiha. Karena terlalu memikirkan hal tersebut, Hinata pun jadi menangis di depan Sasuke.

"Hei, hei, kenapa kau menangis?" Sasuke tampak bingung karena gadis di depannya ini tiba-tiba menangis. Biasanya setiap anak perempuan yang bertemu dengannya akan menjerit histeris atau menampilkan wajah malu-malu padanya. Tapi gadis ini berbeda. Dia malah menangis ketakutan ketika melihat dirinya.

"M-maaf, t-tolong m-maafkan a-aku U-Uchiha-san hiks... A-aku tidak bermaksud hiks...memasuki distrik klanmu." Sasuke memiringkan kepalanya tidak mengerti. Cukup lama Ia mencerna ucapan tersendat-sendat gadis ini, sampai dirinya dapat menyimpulkan sesuatu.

"Jadi, kau tersesat?" Tanya Sasuke dan anggukan kepala perempuan itu membenarkan simpulannya.

"Aku akan mengantarmu pulang." Tanpa permisi Sasuke langsung menarik tangan Hinata. Hinata tidak menolak ataupun memberontak. Ia hanya menuruti kemana laki-laki Uchiha ini membawanya.

Sasuke membawa Hinata keluar dari hutan tempat latihannya. Kini mereka memasuki pemukiman Uchiha. Warna mata Hinata yang kontras membuat orang-orang Uchiha jadi memperhatikan nya. Tapi karena Hinata bersama Sasuke, mereka jadi tidak terlalu memikirkan keberadaan Hinata di distrik Uchiha. Mereka pikir Hinata adalah temannya Sasuke.

"U-Uchiha-san, k-kita m-mau kemana?" Tanya Hinata memberanikan dirinya.

"Tentu saja ke distrik klanmu." Jawab Sasuke cepat.

"Hei, Sasuke-chan!" Seorang wanita tua menyapa Sasuke. Sasuke pun menghentikan langkahnya dan menghampiri gerai milik wanita tua itu. Tentunya sembari membawa Hinata. Semenjak dari dalam hutan tadi Sasuke masih menggenggam tangan Hinata. Entah dia sadar atau tidak.

"Baa-san, kau bekerja lagi. Bukannya kemarin kau sakit?" Tanya Sasuke pada wanita tua itu.

"Haha...kau mengkhawatirkanku? Terima kasih, tapi sekarang aku sudah sehat." Wanita tua itu menggerak-gerakkan tubuhnya seolah meyakinkan Sasuke bahwa dia benar-benar telah sembuh.

"Benarkah, baguslah!" Hinata memperhatikan interaksi Sasuke dengan wanita tua pemilik gerai makanan ini. Interaksi yang begitu berbeda dengan dirinya tadi. Saat bersama wanita tua ini, Sasuke lebih bersikap ramah. Namun kepada Hinata dia malah menampilkan ekspresi datar.

"Oh ya, siapa nama gadis manis di sampingmu ini Sasuke-chan?" Wanita tua itu menatap Hinata dengan senyuman ramah. Hinata pun membalasnya dengan senyuman malu-malu.

"Astaga, gadis Hyuuga ini sangat manis." Wanita tua itu mengelus rambut Hinata dengan lembut.

"Aku tidak tahu." Balas Sasuke. Ia memang tidak mengenal gadis ini. Yang Sasuke tahu gadis ini adalah seorang Hyuuga.

"Lalu kenapa kau membawanya kemari?" Tanya wanita tua itu bingung.

"Dia tersesat." Jawab Sasuke singkat. Wanita tua itu pun mengangguk-angguk kan kepalanya paham.

"Kalau begitu aku pergi du--"

"Tunggu dulu, Sasuke-chan." Wanita tua itu menahan kepergian Sasuke. Dia membungkus beberapa makanan yang dijualnya lalu memberikannya pada Hinata.

"Makanan manis untuk gadis manis." Pipi gembil Hinata bersemu merah mendengar pujian wanita tua itu. Hinata pun menerima pemberiannya dengan senang hati.

"T-terima k-kasih, Obaa-san." Hinata menampilkan senyuman manisnya. Membuat wanita tua itu semakin gemas dan tidak tahan untuk mencubit kedua pipi gembil Hinata.

Tanpa Hinata ketahui, Sasuke ikut merona karena melihat senyuman manis Hinata. Sasuke memalingkan kepalanya kesamping. Ia menyentuh wajahnya yang memanas. Entah mengapa saat melihat senyuman gadis Hyuuga ini, jantungnya jadi berdebar-debar.

Setelah berpamitan pada Nenek tersebut, Sasuke dan Hinata kembali melanjutkan perjalanan mereka. Sasuke membawa Hinata keluar dari mansion Uchiha. Letak mansion Uchiha dan Hyuuga tidak terlalu jauh. Hanya terpisah oleh sebuah jalan.

"Ini mansionmu, bukan?" Tanya Sasuke pada Hinata setibanya mereka di depan gerbang mansion yang bertuliskan Hyuuga. Hinata pun tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Hinata-sama!" Panggil seorang Hyuuga yang berada tidak jauh dari Hinata.

"Kou-san." Seru Hinata saat melihat pengawal pilihan Ayahnya menghampiri dirinya.

"Kenapa Hinata-sama berada disini?" Tanya Kou saat melihat Nonanya berada di luar gerbang klan Hyuuga.

"Maaf, Kou-san. Aku tadi tersesat." Jelas Hinata.

"Bagaimana bisa?" Tanya Kou cemas. Ia langsung mengaktifkan Byakugannya untuk memeriksa keadaan Hinata.

"Syukurlah anda baik-baik saja, Hinata-sama." Ucap Kou lega saat tidak menemukan luka ditubuh Hinata. Bisa habis dirinya di tangan sang Ketua klan jika tahu putri sulungnya terluka karena kelengahan dirinya dalam menjaga nona mudanya ini.

"Oh...siapa ini? Apa dia teman anda, Hinata-sama?" Tanya Kou saat melihat keberadaan Sasuke di sebelah Hinata.

Hinata tampak ragu untuk menjawabnya. Ia tidak tahu apakah dirinya teman Sasuke atau tidak. Mereka baru bertemu beberapa jam yang lalu. Dirinya bisa bersama Sasuke karena lelaki ini ingin mengantarnya pulang. Jadi, jawaban apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan Kou? Lama Hinata berpikir sampai sebuah jawaban terlintas dibenaknya.

"Dia adalah penolongku." Jawab Hinata spontan yang membuat kedua mata Sasuke terbelalak lebar mendengarnya. Sasuke menatap Hinata dengan intens. Jadi, dirinya sudah menjadi penolong gadis ini?

"U-Uchiha-san yang m-mengantarku pulang." Tambah Hinata gugup karena diberi tatapan seperti itu oleh Sasuke.

"Benarkah? Kalau begitu kebaikanmu harus diberi balasan." Kou mempersilahkan Sasuke untuk memasuki mansion Hyuuga. Sasuke awalnya menolak namun berkat paksaan Kou, akhirnya Sasuke menurutinya.

Kou mengajak Sasuke untuk makan siang di mansion Hyuuga. Sasuke pun menerimanya. Kebetulan dirinya sudah merasa lapar. Sepertinya karena efek latihan kerasnya di danau tadi.

Setelah makan siang, Sasuke berpamitan untuk pulang. Hinata pun menemani Sasuke menuju gerbang distrik klan Hyuuga. Saat berada di perjalanan, tanpa sengaja Hinata bertemu dengan Ayahnya. Sepertinya Ayahnya baru kembali dari pertemuan pentingnya dengan desa sebelah.

"K-Konnichiwa, Otou-sama." Sapa Hinata. Namun sapaannya itu tidak diindahkan oleh si kepala klan Hyuuga.

Hinata menundukkan kepalanya sedih. Ini bukan pertama kalinya Hinata tidak diacuhkan oleh sang Ayah. Namun rasanya tetap begitu menyakitkan jika orang yang disayangi mengabaikan diri kita.

Sasuke melihat interaksi Hinata dengan Ayahnya. Melihat raut sedih Hinata membuat Sasuke jadi teringat akan dirinya sendiri. Ia seperti melihat sosok dirinya pada gadis Hyuuga ini. Entah mengapa Sasuke menjadi merasa simpati pada Hinata.

Flashback off

Semenjak saat itu Sasuke jadi sering memperhatikan Hinata diam-diam. Ia memang tampak tidak peduli, namun nyatanya ada satu perempuan yang begitu diperhatikannya. Setiap gerak geriknya mampu mengambil perhatian Sasuke. Hinata tidak seperti perempuan lainnya yang akan berteriak histeris ketika melihat dirinya. Perilakunya yang berbeda itu membuat Sasuke jadi semakin memperhatikannya.

Saking seringnya memperhatikan Hinata, Sasuke jadi tahu jika kunoichi Hyuuga itu menyukai rival kuningnya. Hanya orang bodoh yang tidak tahu akan hal itu, contohnya Naruto. Sahabat pirangnya itu terlalu bodoh untuk menyadari perasaan Hinata. Mungkin sampai sekarang Naruto juga masih belum mengetahuinya. Tapi hal tersebut entah mengapa membuat Sasuke merasa lega. Ia sedikit merasa bersyukur karena Hinata menyukai pria bodoh seperti Naruto. Dengan begitu dirinya jadi memiliki kesempatan.

To be continued
Hehe...sorry baru update minna🙏✌️Soalnya author kehabisan ide untuk buat cerita ini😭

Continue Reading

You'll Also Like

75.5K 6.5K 16
[ RION KENZO MIKAZUKI ] adalah ketua mafia dari Mikazuki AV Rion kenzo Mikazuki mafia Italia, ia terkenal dengan kekejamannya terhadap musuh maupun...
162K 14.9K 27
[Update: Senin-Selasa] "I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian...
560K 34K 27
LAPAK BROTHERSHIP ✔️ NOT BOYS LOVE...❌ SUDAH END TAPI TETEP VOTE + FOLLOW PROSES REVISI Kamu tahu obsessi? Ya apa saja bisa dilakukan bahkan bisa m...
53.8K 5.1K 66
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...