Elegi Dua Hati

By freddysan46

598 164 23

Elegi dua hati. Satu cinta sepasang manusia yang penuh perbedaan. Dunia yang jauh berbeda. Suku, adat, budaya... More

Bab 1 - Dua Hati
Bab 2 - Lain Kali
Bab 3 - Tak Berujung
Bab 4 - Pesisir Kasih
Bab 5 - Pantai Sayang
Bab 6 - My Plan
Bab 7 - Kunjungan
Bab 8 - Negosiasi Cinta
Bab 10 - Sebuah Kesepakatan
Bab 11 - Pesonamu
Bab 12 - Perjodohan
Bab 13 - Bulan Purnama
Bab 14 - Mengenal Tuhan
Bab 15 - Perubahan Kecilku
Bab 16 - Denganmu
Bab 17 - Cemburu
Bab 18 Badai Besar
Bab 19 - Tiga Hari Tanpamu
Bab 20 - Malapetaka
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29

Bab 9 - Bincang-Bincang

19 7 0
By freddysan46

Kujaga pandangan mata

Kurawat sebentuk rasa

Menatap cukup sekejap

Duhai kasih bidadari berhijab

*****

Hari kedua Mia berada di kampung halaman. Niat awal pulang untuk melepas rindu pada kedua orang tua dan juga adik tersayang, tapi justru kini gadis itu dirundung kegelisahan.

Sedari pagi hingga menjelang siang, Mia hanya mengurung diri di dalam kamar. Merasa lelah dan ingin istirahat dulu, alasan yang ia utarakan saat Mariyati menanyakan sikapnya yang tidak biasa ini.

Mia yang biasa ceria dengan segala aktifitasnya saat ada di rumah, berkebun misalnya, kini hanya berdiri dengan tatapan kosong. Dia memandang ke arah luar jendela kamar. Sebuah taman kecil di samping rumah yang ditanami beberapa tanaman hias miliknya.

Denting ponsel yang berbunyi menyadarkan Mia dari lamunan, menandakan ada sebuah pesan masuk. Segera ia menyambar benda pipih yang tergeletak di atas meja rias tersebut.

[Ini aku sudah check in]

Sebuah pesan balasan dari Fredy. Sepuluh menit yang lalu, Mia memang sempat mengirimkan pesan pada kekasihnya, menanyakan posisi pemuda itu berada di mana. Mengingat sifat teledor Fredy, Mia takut kekasihnya itu ketinggalan pesawat yang akan lepas landas tepat pukul sebelas siang ini.

[Ya sudah, hati-hati. Nanti kabari aku kalo sudah sampai]

Sedikit kelegaan mendapat kabar dari sang kekasih, tidak lantas membuat kesedihan gadis itu menghilang. Karena memang bukan itu yang memicu sikap aneh Mia saat ini.

"Keluarganya Fakhri besok sore akan datang ke sini," ujar Harun memberitahu Mia saat mereka makan bersama tadi malam.

Tanpa ada rasa penasaran, Mia pun hanya mengangguk sembari terus menikmati makanan favorit yang begitu ia rindukan. Masakan sang ibu, tentunya.

"Kami dan keluarga Pak Darmaji sudah sepakat mau menjodohkan kamu sama Fakhri," timpal Mariyati penuh antusias.

Sejurus itu seketika Mia tersedak makanan yang baru saja ia telan. Lalu dengan cepat Hanna, adik Mia, menyodorkan minuman seraya mengingatkan kakaknya agar makan pelan-pelan.

"Kok, Bapak sama Ibuk ndak ngomong dulu sama Mia?" protes Mia setelah rasa panas yang menjalar di tenggorokanya mereda.

"Kan barusan Bapak kamu sudah ngomong? Lagian Ibuk tahu kamu pasti setuju toh dengan perjodohan ini? Sudah ndak ada yang perlu diragukan lagi dari Nak Fakhri," ucap Mariyati penuh percaya diri.

"Bapak dan Ibuk yakin, insha Allah Fakhri bisa menjadi imam yang baik buatmu nanti," imbuh Harun meyakinkan.

"Tapi, Mia kan ... masih mau lanjut S2, Pak. Ndak mau buru-buru nikah." Mia mencoba menolak secara halus.

"Justru itu. Bapak mau, saat kamu nanti lanjut S2, sudah punya seorang mahram yang mendampingi dan menjagamu. Jadi Bapak sama Ibuk ndak harus terus-terusan merasa was-was, saat kamu berada jauh dari kami."

"Punya anak perempuan, jauh dari rumah, itu ndak gampang loh, Nduk. Bapak sama Ibuk ini sering kepikiran. Namanya anak muda jaman sekarang, pergaulannya menyeramkan. Bapak sama Ibuk ndak tahu toh, kamu di sana tingkahnya gimana," tambah Mariyati.

Tidak hanya berhenti di situ Mia mengutarakan argumennya. Semakin ia menyangkal maka makin kuat pula jawaban Harun menegaskan bahwa Fakhri adalah jodoh terbaik untuknya.

"Kalo Mbak Mia ndak mau, Mas Fakhri buat Hanna saja, Pak," celoteh gadis belia di samping Mia. Remaja kelas dua belas itu merasa jengah dengan segala alasan yang disampaikan sang kakak.

Dikasih rezeki nomplok, kok ya ndak mau, batin Hanna.

Meski Mia masih punya satu alasan lagi untuk menolak perjodohan, tapi sangat mustahil untuknya mengatakan. Bisa-bisa nanti bapaknya jantungan.

Toh dari sisi mana yang bisa ia tonjolkan dari seorang Fredy, kekasihnya. Ketaataan dalam beragama? Jelas tidak mungkin karena berbeda. Dari segi kemapanan dan ketampanan, jelas Fredy tidak ada apa-apanya dibandingkan Fakhri.

Di usia yang terbilang masih sangat muda, nyatanya Fakhri sudah memiliki beberapa usaha yang dia pantau dari jauh. Lembaga kursus sudah Fakhri dirikan sejak kelas dua belas Madrasah Aliyah. Sekarang diawasi langsung oleh tantenya, karena dia harus kuliah di Kairo.

Belum lagi sekolah milik ayahnya, dari tingkat TPA hingga MA yang nantinya akan dia kembangkan hingga tingkat perguruan tinggi. Tak ketinggalan sawah dan kebun tebuh yang selama ini diawasi langsung oleh ayah Fakhri.

Sebagai anak tertua, tentu Fakhri yang akan melanjutkan semua usaha milik keluarga, bertanggung jawab pada orang tua dan adik-adiknya.

Masih menatap kosong ke arah luar jendela, pikiran Mia terus berputar memikirkan cara, bagaimana agar perjodohannya dengan Fakhri gagal.

Sebuah ketukan di pintu kembali menyadarkan Mia.

"Masuk," sahut Mia mempersilakan.

"Ealah, ini anak perawan jam segini mukaknya masih lecek kayak gombalan amoh," kelakar Hanna saat melihat sang kakak masih menggunakan setelan baju tidur dengan wajah tanpa bedak dan rambut yang digulung asal.

"Ndak usah ngece! Daripada kamu ... pakek bedak tapi belum mandi," balas Mia. Selalu begitu saat kedua bersaudara ini berkumpul. Jauh merindu, dekat saling tinju.

"Udah sana cepetan mandi, di luar ada Mas Fakhri," ucap Hanna memberitahu lalu menghempaskan tubuhnya di atas kasur Mia.

Tanpa menjawab ucapan Hanna, Mia dengan cepat mendekat ke arah jendela kaca di sisi yang lain, menghadap ke halaman depan. Sedikit menyingkap gorden, benar saja, Mia melihat sebuah mobil warna hitam terparkir di luar pagar.

Mia tersenyum penuh arti. Sedetik kemudian ia segera menyambar handuk yang tersampir di belakang pintu, keluar kamar, lalu bergegas menuju bilik kecil yang ada di sudut belakang rumah tanpa memedulikan Hanna yang bertanya foto lelaki yang dijadikan wallpaper di layar ponselnya.

Hanya butuh waktu setengah jam bagi Mia untuk menyelesaikan semua ritual, termasuk berdandan. Dengan menggunakan pakaian casual ala hijabers dan sedikit polesan make up natural di wajah ayunya, kini Mia sudah siap untuk menemui Fakhri.

"Mas Fakhri, bisa antar Mia ke toko buku?" ucap Mia tanpa basa-basi, berdiri di antara Mariyati dan Fakhri yang sedang asyik mengobrol di ruang tamu.

Fakhri mendongak, sedikit terkejut, tapi sedetik kemudian pemuda itu mengangguk seraya tersenyum. "Boleh."

Mariyati jangan ditanya, jelas sekali bibirnya merekah sempurna melihat sikap Mia. Sesuai dugaan, ia yakin Mia pasti sudah jatuh cinta pada pemuda pilihannya tersebut.

Dasar Mia, malu-malu tapi mau.

Setelah itu, Mia dan Fakhri pun berpamitan kemudian mencium punggung tangan Mariyati bergantian.

Canggung. Untuk pertama kalinya Mia dan Fakhri duduk berdua dalam satu mobil. Tidak ada percakapan sepanjang perjalanan. Sesekali Fakhri melirik ke arah gadis di sebelahnya. Namun, Mia sedari awal masuk ke mobil hanya bergeming, memalingkan wajah menatap ke arah luar kaca.

"Mau toko buku sebelah mana, Mi?" tanya Fakhri memecah kebisuan.

"Boleh mampir dulu ke taman kota? Ada hal yang mau aku bicarakan," jawab Mia sejenak memutar kepala, menoleh ke arah Fakhri.

Fakhri hanya mengangguk, tatapannya fokus ke arah jalanan di depan sana. Selain demi alasan keselamatan saat berkendara, pemuda itu juga berusaha menjaga pandangan dari zina mata. Bisikan setan bisa saja membuat dia berpikir hal yang iya-iya terhadap Mia.

Go go, Mia. Go go, Mia. Jangan lupa vote ya kk. Lope lope dah. 

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 261K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
705K 55.3K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
764K 27.8K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
531K 87.5K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...