Sekian lama penaku tergeletak berdebu, dimana niatku dulu, ingin mencatat perihal musim semi, dimana burung burung bernyanyi ditemani pepohonan hijau yang ikut menari.Setiap musim semi itu berhembus, keberadaan musim gugur tak pernah ingin menjauh, aliran sungai yang selalu mengikuti arus, tak heran disana banyak dari mereka menahan hati dari rasa haus.
Awan putih dengan pesona hari yang cerah, seulas senyuman yang harus dinanti dengan hati yang cukup tabah, tak sedikit air mata jernih berubah menjadi darah, bahkan luka lama kini sudah membusuk, bahkan kini telah bernanah.
Apa yang kau cari...?
Temukanlah ia dalam munajat panjang dimalam hari
Dengan siapa kau akan berdialog lagi...?
Mulailah dengan dirimu sendiri
Sekiranya hati mu belum puas dengan jutaan pertanyaan dikepalamu, mengapa kau tidak melunakkan hati seraya bertanya kepada Zat Yang Maha Tahu.
Bukankah Dia adalah cinta yang tak akan pernah meninggalkan para pecinta Nya.Ikhlaskanlah dia...
Bebaskanlah dia...Berikan ruang bagi dia untuk bernapas...
Biarkan ia Mengukur jarak dibumi yang luas...
Hingga detik waktu nan berputar tiada batas...Jikalau hatimu masih terbelenggu dalam jeruji rindu , dan belum mampu untuk terbebas dari rasa ragu.
Maka Maafkanlah segalanya dengan memberikan kesempatan kedua.Allah tahu apa yang kau butuhkan, bukan yang kau inginkan.
Ingatlah ! kado terindah dari tuhan akan dibungkus, bagi mereka yang selalu bersujud dengan hati yang tulus.Padang panjang, 27-07-2020
@qais elkazni
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera dalam duka
Short StoryCinta buta nan memberi makna, jejak langkah nan goyah oleh resah nan tak pernah sudah, hingga akhirnya cinta pun punah, tapi punah bukan berarti punah seutuh nya, dia hadir dalam wujud yang berbeda tuk mengubah lelah menjadi sebuah kisah nan indah...