Anak Gembala

13 3 2
                                    


Desaku adalah tempat dimana diriku melepas lelah, hembusan anginnya menghilangkan resah pergi ke tempat antah berantah, rumah nan menjadi tempat pulangku tuk belajar dan berbagi kisah, hingga lelah berubah menjadi kisah nan indah.

Dahulu pohon kelapa yang menjulang tinggi ke angkasa, sawah-sawah yang luas tiada batas, kicauan syahdu burung-burung bersahut-sahut menanti padi, tapi kini ! Semuanya telah menjadi kenangan indah dengan suasana yang takkan kembali, pohon kelapa menjadi bangunan raksasa, sawah-sawah menjadi susunan rumah-rumah, kicauan burung menjadi tempat hiburan kumpulan pameran burung

Apalah dayaku,,,!
Daku hanyalah anak gembala, mataku hanya bisa melihat suasana jiwa mereka nan bersahut sapa dengan tak bersahaja, telingaku mendengar cerita duka mereka atas hidup yang merana, hatiku hanya bisa merasakan kekecewaan hati mereka yang tak terutara.

Langit bersahut kata pada bulan sabit, perihal bumi yang menangis, ulah isi perutnya nan terus dikikis,
Air bersihnya mulai menipis, hutan hutan yang mulai habis, dan pelaku-pelakunya berhati sadis dan bermata bengis.

Sesekali diriku ingin menangis, melihat bumi yang menangis, keindahan hati kini sulit tuk dilukis, melainkan siraman darah harapan diatas kanvas kekecewaan, atas ikrar yang dilupakan.

Sungai-sungai dahulu menjadi tempatku bersapa pada alam, berlomba dan berpacu menahan nafas dibawah arus kehidupan, siapa yang bertahan dia akan tersenyum lepas tanpa beban, siapa yang hanyut dan terbawa arus sungai kehidupan, dia akan tertawa karna semua ini hanyalah permainan.

Ayam, itik, sapi dan kerbau binatang gembalaanku, dari mereka aku belajar bagaimana menunduk asal tanduk mengena, berkotek pagi dengan semangat yang berapi-api dan penuh motivasi, serta mengunyah-ngunyah segala asupan yang didapatkan, agar kelak kotoran dapat menumbuhkan harapan.

Indahnya gunung, indahnya laut, indahnya siang dan indahnya malam, takkan dapat terpuaskan hanya dengan melihat gambar, karna keindahan rasa tak terlukis dan tak tergambar.

Bukittinggi, 27-05-2019
@qais elkazni







Lentera dalam dukaWhere stories live. Discover now