Rindu

2 2 0
                                    


Sejenak ku pandangi layar hp ku, seraya berharap ada cahaya khabar tuk menenangkan dari gemuruh jiwaku, sesak didada begitu menggebu-gebu, kepalaku terasa berat, bibir ku terus berkata

Sayangku,  sayangku dan sayangku
Dimanakah  dirimu...

namun apalah dayaku
Rindu tetaplah rindu, bukanlah pecinta jikalau hatinya belum tersiksa oleh rindu.
Malam temaram ditemani langit kelabu,  kemana diriku akan mengadu, perihal rindu belum berujung temu.
Marah, benci,  sayang dan cinta menjadi satu, 

Ketika api amarah dan bara kebencianku menyala,
bibirku berkata betapa rendahnya diriku dimatamu, hingga tak satu detikpun yang kau berikan padaku,
Hanya tuk berkhabar saja kau pun enggan, hingga teganya dirimu,  melihat diriku terbujur kaku.

Dan Ketika air kesejukan cinta dan kasih sayang mengalir,
Bibirku berkata betapa egonya diriku,  yang selalu memaksa dirimu tuk selalu melayaniku dengan menafikan tanggung jawabmu,  tanpa kupedulikan secuil kebahagiaan mu, senyum mu, tawa mu,  dan kebahagiaan mu,  tiada hak ku tuk merenggut semuanya itu darimu.
Kini biarlah air mata ku, mewakili rasa ku kepadamu,
Sampai air mata darah pun,  aku akan tetap menunggu.
Satu  titahku
Usah kau cari diriku, jikalau sajak ini telah sampai kepadamu, karna yang berpisah hanyalah jasadku, namun ruhku masih menyimpan rindu, seraya menanti kita untuk bertemu.

Padang,  01-10-2020
@qais elkazni

Lentera dalam dukaOn viuen les histories. Descobreix ara