Pintu rumah

13 2 0
                                    


Pernah sekali atau dua kali ku berjalan di pintu rumahmu, tapi pemandangan sama yang kulihat, pintu itu masih terkunci rapat, sebuah rumah tanpa jendela dan hanya dari pintu sederhana udara didalamnya bertukar.

Terkadang ku lihat dari cerobong kunci, ada sosok mata indah yang mengintip keluar, melihat orang-orang yang berlalu lalang, dan ada pula diantara mereka coba mengetuk pintu rumahmu, karna dilihat pintu itu tidak juga terbuka, orang tersebut kembali pulang.

Pemandangan ini memberikan rasa penasran, apa yang kau lakukan didalam sana ? Apakah kau menunggu seseorang ? Apakah kau tahan melihat dunia yang luas dari lobang kunci pintu rumahmu ?

Kali ini keinginanku menggelegak, tanganku tak kosong, melainkan ada sebuah linggis, palu, gergagji, dan perangkat-perangkat lain tuk membongkar pintu rumahmu, mungkin caraku ini kasar, krena memang benar aku adalah orang yang brengsek, dilain sisi aku jenuh melihat mu didalam hanya habis hari mengintip tanpa mau membuka pintu itu sedikit pun. Jikalau ada cara yang baik, aku pun tak tahu, karena sampai kini kau belum pernah berkata kepada siapa-siapa, sekiranya ada cara yang baik tuk membuka pintu " katakanlah ".

Caraku mungkin akan menerima respon yang buruk, apakah itu diriku akan diusir ? Apakah diriku akan di benci karna telah mendobrak pintu rumah itu ?

Setidaknya setelah pintu itu terbuka, ku akan memperbaiki pintu tadi, dan membereskan rumahmu atas kegaduhan yang ku buat, dan membuatkan untukmu jendela, agar kau bisa memandangi dunia dan cahaya mentari dapat masuk menyinari sanubari.

Padang 05-04-2019
@qais elkazni.

Lentera dalam dukaWhere stories live. Discover now