-22

49 9 0
                                    

Halo halooo!

Ketemu lagi niiiih:D

Kangen Arvin dkk gaaa?🤣

Happy reading!^^

.....


Arvin naik ke rumah pohon sangat pelan, lalu mengintip ke dalam menatap Dira yang sedang tertidur memunggunginya.

Arvin mengambil sebungkus rokok dan korek api yang baru dibelinya tadi, mengeluarkan satu batang rokok itu lalu menyalakannya. Lelaki itu mengisap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskannya pelan.

Arvin menunduk, lalu mengisap rokoknya lagi, dan menunduk kembali. Saat akan menyimpan rokok itu di kedua bibirnya, ada yang merebut rokoknya dari tangannya.

"Rara?"

Dira mengangkat rokok yang masih menyala itu. "Ngapain ngerokok lagi? Lo nggak nurut sama gue?"

Arvin diam, tidak berniat menjawab pertanyaan dari gadis yang ada dihadapannya. Dira menginjak rokok itu dan membuangnya ke bawah, lalu menengadahkan tangannya ke hadapan Arvin.

"Mana lagi?" Arvin mengangkat bahunya.

Dira berdecak, lalu mengambil tas Arvin dan merogoh isinya. Dira mengambil bungkus rokok dan korek api itu dari dalam tas Arvin, dan membawanya ke dalam.

Arvin mengambil tasnya dan ikut masuk ke dalam. "Mau lo apain tuh rokok?"

Dira menyalakan korek api lalu membakar bungkus rokok itu dan membuangnya ke dalam tempat sampah. "Ih, itu mahal loh."

"Bodo amat, lagian lo punya uang malah dibeliin barang nggak berguna gitu. Mending lo beli roti kek, cemilan kek, apa kek yang penting berguna buat diri lo sendiri."

Arvin menghela napas, lalu mengganti bajunya di hadapan Dira, membuat gadis itu dengan cepat membalikkan tubuhnya. "Lo kagak punya otak apa gimana, sih?! Di sini ada cewek, anjim!"

"Biasa aja, elah." Arvin menyimpan kasur lipatnya di sebelah Dira dan merebahkan tubuhnya membelakangi gadis itu.

"Cih, apaan banget ngambek, cuma gara-gara rokok doang." Dira pun merebahkan tubuhnya menghadap ke Arvin.

Dira mendorong-dorong kaki Arvin menggunakan kakinya. "Heh."

"Diem."

Dira berdecak dan kembali mendorong kaki Arvin. "Heh."

Arvin membalikkan tubuhnya cepat. "Apa sih?!"

"Lo jangan ngambek gitu, lah. Gitu doang ngambek."

Arvin menghela napasnya, ia tidak marah Dira membakar dan membuang rokoknya. Ia hanya ingin cepat-cepat tidur, hari ini sangat membuatnya pusing.

"Gue nggak ngambek, gue cuma capek pengen tidur." Mulut Dira membentuk bulat. "Oh, kirain ngambek."

Dira mendorong Arvin membalikkan tubuh lelaki itu. "Ya udah sana tidur."

Arvin menahan dan membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Dira.  Arvin menatap dalam mata gadis itu, membuat Dira kelabakan ditatap seperti itu.

"Gue tau gue cantik, jadi liatinnya biasa aja." Dira menutup mata Arvin, lelaki itu tertawa pelan.

Arvin memegang tangan Dira dan menyingkirkannya. "Lusa kita putus."

"Iya gue tau, lo jangan lupa sama omongan gue waktu itu. Kalo kita udah putus, anggep kita nggak saling pernah kenal."

Arvin mencubit hidung Dira. "Iya gue inget kok."

"Perasaan Hellena ke lo gimana? Suka kayak lo juga?" tanya Dira penasaran, ia mencoba memastikan apakah perkataan Anin dan Kinan benar jika Arvin menyukai dirinya.

RAVIN [SELESAI]Where stories live. Discover now