-18

38 9 4
                                    

Halo semuaaa!

Aku comeback xixi

Ada yg kangen Ravin ga? :(

Tau aja kangen gituu sksk:'

Semoga kalian nggak bosen untuk nungguin Ravin update yaa:'D

Buat yg kangen, langsung baca aja deh yuk!

Happy reading!^^

.....


Dira diam menatap Sara dan Reno, lalu berjalan melewati mereka yang sedang duduk di meja makan. Reno memegang pergelangan tangan Dira. "Dari mana?"

"Emang kenapa?"

"Pake nanya kenapa, kamu--" Reno menarik napasnya dan menghembuskannya kasar.

"Bukannya kalian berdua pergi pulang bareng, kan? Terus kenapa kamu selalu nggak ada setiap Audrey kenapa-napa, hah?!"

Dira melepas genggaman tangan Reno dan menunjuk Audrey menggunakan jari telunjuknya. "Kita nggak pulang bareng, karena dia yang minta. Saya nggak pernah ada di setiap dia kenapa-napa, karena saya nggak mau bantuin, jelas?"

Sara memukul tangan Dira yang menunjuk Audrey, dan plak!

Mulut Dira ternganga, lalu tertawa sinis. Tangan gadis itu memegang kedua pipinya yang memerah karena ditampar. "Kenapa nampar Dira?"

"Kamu salah!" teriak Reno dan Sara bersamaan.

Dira berdecih. "Salah apa hm? Salah apa?"

Reno dan Sara mengerjapkan matanya dan menghindari kontak mata dengan Dira. "Banyak. Salah kamu itu banyak, sampe susah buat dihitung."

Dira memutar bola matanya malas dan membalikkan tubuhnya, namun ditahan Reno. "Ikut ayah."

Reno menarik tangannya menuju kamar Dira dan mendorongnya masuk ke dalam. Reno mengunci pintu kamar itu, lalu berjalan pelan ke arah Dira yang terduduk di atas lantai sambil menatapnya datar.

"Kenapa nggak nurut sama ayah?!"

"Ngapain ayah di sini? Mending keluar aja, urus anak kesayangan ayah itu."

Reno berjongkok di sebelah Dira, mengangkat tangannya, lalu memukul tubuh Dira berkali-kali. Dira memejamkan matanya menahan rasa sakit.

Dira memegang tangan Reno dan menepisnya. "Ngelawan ya kamu!"

Dira berdiri namun ditahan Reno hingga ia kembali terduduk. "Diem disini!"

"Bi! Bibi!"

Bu Ina datang dengan tergesa-gesa, menatap pintu kamar Dira khawatir. "Iya, tuan?"

Reno menatap Dira tajam. "Bawain sapu."

Mata bi Ina melotot. "Tolong kali ini jangan ya, tuan. Kasian non Dira."

Reno membalikkan tubuhnya menatap pintu itu. "Cepet ambilin sapu!"

Bi Ina pasrah dan langsung berlari turun ke bawah mengambil sapu dan kembali lagi ke atas. "Ini sapunya, tuan."

Reno membuka kunci kamar itu, dan membukanya. "Jangan ya, tuan," ucap bi Ina memohon.

Reno merebut sapu itu, dan masuk kembali. Bi Ina menghela napas, lalu turun ke bawah cepat menyiapkan es batu.

Reno berjalan pelan, sambil memainkan sapu ada yang ditangannya. "Karena kamu tadi ngelawan, ayah pukul pake sapu biar kamu nurut sama ayah lagi!"

Plak! Plak! Plak!

RAVIN [SELESAI]Where stories live. Discover now