-16

41 6 3
                                    

HOLLAAAAAAA:>

Hari ini aku UP! YIPIII

Siap buat baca kaaaan?

Gas lah! Btw, jgn lupa pencet bintang ya! 😗

Happy reading! ^^

.....


"Ikut gue." Arvin menarik tangan Dira menuju jet skinya. Dira meronta-ronta, mencoba melepaskan genggaman tangan Arvin. "Lepasin nggak, ih."

Arvin melepas genggaman tangannya, lalu menatap Dira. "Naik."

Dira mengabaikan perkataan Arvin, dan menatap laut yang ada di depan matanya. "Naik atau gue ... cubit, mau?"

"Sok cubit kalo berani." Arvin yang melihat Dira seperti menantangnya, langsung mencubit lengan Dira.

"Arrgh ..., lepasin, anjim! Sakit!" teriak Dira, membuat Arvin melepas cubitannya.

Dira mengusap lengannya yang sakit, lalu menatap kesal Arvin. "Gila, ya lo."

"Gue nggak gila. Buru naek, atau gue cubit lagi, nih." Dira langsung menaiki jet ski itu, diikuti Arvin. Saat ingin menarik gas, Dira memukul pelan pundak Arvin.

"Gue bawa ponsel, takutnya nanti kena air. Gue turun aja, ah."

Pinter banget deh, otak gue. Takut bener gue, naek tuh jet ski. Batin Dira.

"Eh, eh. Siniin ponsel lo, gue simpen di saku celana gue aja." Arvin menahan pergerakan Dira yang ingin turun dari jet ski.

"Nggak mau banget, sama aja bakal tetep kena air."

"Ya udah, dititipin ke mas-mas yang nyewa jet skinya aja." Arvin mengendarai jet ski menuju mas-mas yang berdiri di sana, membuat Dira langsung memegang jok belakang.

Arvin turun dari jet skinya, lalu menyodorkan tangannya ke Dira. "Siniin."

Dira menggeleng. "Cepet siniin. Gue cubit lagi, nih, ya." Arvin maju mendekati Dira.

"Eh, eh. Ini nih." Dira menyodorkan ponselnya, lalu diambil Arvin.

Lelaki itu mendekati mas-mas yang menyewa jet ski. "Mas, saya mau nitip ponsel, ya. Terus, mau minjem satu pelampung lagi."

Mas-mas itu mengangguk, lalu berjalan ke tempat dimana pelampung berada. Arvin menoleh ke belakang menatap Dira, matanya menatap cewek itu dari atas ke bawah.

"Nih, mas." Arvin menoleh lalu mengambil pelampung itu.

Arvin bergerak mendekati mas-mas itu, lalu berbisik di sebelah telinganya. Sedang mas-mas itu, mengangguk setiap kali mendengar perkataan Arvin.

"Nanti saya tambahin uangnya." Mas-mas itu mengangguk.

Arvin berjalan menuju Dira, lalu menyodorkan pelampungnya. "Pake."

Dira mengambil pelampung itu, lalu memakainya cepat. Dengan segala mempertimbangkan rasa takutnya, Dira memutuskan untuk berpegangan ke jok belakang.

Arvin naik ke jet ski itu. "Pegangan."

"Udah."

"Pegangan ke mana dah lo?" Arvin menoleh ke belakang. "Ke jok."

"Kenapa nggak meluk gue? Liat Kinan sama Anin tuh." Mata Dira mengedar mencari Kinan dan Anin.

Lah, anjir. Si Anin meluk Miko? Eh gapapa deng mereka berdua mah. Batin Dira.

Lalu, mata Dira menatap Kinan. Anjrit, apa-apaan tuh, manusia. Ya kali si Kinan meluk Diaz?! Yang bener, woy?! Batin Dira.

RAVIN [SELESAI]Where stories live. Discover now