-3

66 11 84
                                    

Haihaiii, aku up nih! Ada yg nungguin?

Comment nama Miko kuuuy!

Siap buat baca? Siap dooong! Let's goo!

Happy reading! ^^

Jangan lupa pencet bintang oke?

.....


Dira berdiri, mengganti bajunya. Lalu mengambil ponsel dan dompetnya dan turun ke bawah. Dira mengambil kunci mobilnya lalu keluar rumah.

"Mau kemana kamu?" Dira berhenti lalu menoleh.

"Keluar." Dira melanjutkan langkahnya.

"Mau malem gini keluar, malem-malem tuh harusnya perempuan di rumah. Audrey aja nggak kemana-mana," sindir Reno.

Dira menghentikan langkahnya, membalikkan tubuhnya. Dira menatap Reno dari atas ke bawah, pakaiannya sangat berantakan, Dira bisa pastikan kantor Reno sedang ada masalah.

"Itu beda, dia penyakitan jadi kalian larang dia keluar rumah sendirian apalagi malem-malem." Dira melanjutkan langkahnya ke mobil cepat, bisa-bisa Dira di jadikan pelampiasan amarah Reno.

Dira mampir ke supermarket terlebih dahulu, di sana Dira membeli beberapa camilan dan lima kotak susu. Lalu pergi menuju rumah pohon.

Dira mengemudi sambil meminum sekotak susu, beberapa meter lagi Dira sampai di rumah pohon. Dira melihat ada lelaki yang dikeroyok tiga orang, Dira menghentikan mobilnya lalu menghampiri mereka.

"Oii!"

Ketiga lelaki itu menghentikan aksinya lalu menatap Dira tajam. "Mau apa lo?!" teriak lelaki berambut cokelat.

Mata Dira tertumbuk ke arah lelaki yang dikeroyok tadi, tubuhnya sudah berbaring tidak bergerak. Ketiga lelaki itu mendekati Dira, menatap Dira dari atas ke bawah.

"Berantem kok di tempat sepi? Nggak ada nyali berantem di tempat yang rame ya?"

"Kenapa emang?" tanya lelaki yang memakai kaos hitam.

"Nggak kenapa-napa sih."

"Cih, buang-buang waktu aja ngomong nggak jelas sama lo. Di liat-liat, lo anak tajir. Bagi uang lo!"

Dira mengangkat sebelah alisnya lalu terkekeh sinis. "Lo mau uang? Minta ke bokap lo, atau kerja sono!"

Lelaki berambut cokelat itu maju selangkah mendekati Dira. "Lo mau nyari masalah sama kita? Kalo nggak mau, bagi uang lo!" Lelaki berambut cokelat itu menjambak rambut Dira.

Tangan Dira ditarik dari dua arah berlawanan. "Gue nggak mau! Lepasin gue!" teriak Dira, menghentakkan tangan mencoba melawan.

Dira terus memberontak hingga sebuah balok kayu mendarat mengenai lelaki berambut cokelat. Lelaki itu langsung jatuh terkapar. Dua temannya yang tadi menahan Dira pun melepaskan Dira dan menghampiri lelaki berambut cokelat yang memegangi kepala belakangnya dengan wajah kesakitan.

Dira langsung mundur, ternyata serangan itu berasal dari lelaki yang dikeroyok tadi. Lelaki itu sudah bisa berdiri tegap, lalu berjalan ke arah Dira sambil menurunkan hoodie yang menutupi kepalanya.

Mata Dira membulat, denyut jantungnya terpacu lebih cepat. Rambut lelaki itu berantakan, dengan mata teduhnya. Arvin?!

"Jancok!" teriak lelaki berambut cokelat membuat Dira terlonjak. Arvin berbalik, Dira sekarang berada di belakang punggung Arvin.

"Kalo tau lo yang dikeroyok, gue nggak bakal bantuin lo kalo gitu, biarin aja lo mati." ucap Dira kesal.

"Lo bawa mobil kan?" tanya Arvin sambil menatap tiga lelaki di depannya waspada. Dira mengangguk.

RAVIN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang