-20

44 9 1
                                    

Hai geeeess! Aku up niih😗

Maap baru update nih, aku nya ujian dulu wkwk🤣

Sebelum bobo baca doeloe yuuuu Sksk:'D

Happy reading!^^

.....

Miko melepas pelukannya pelan, memegang kedua pundak gadis didepannya. "Udah mendingan?"

Anin mengangguk. Miko terkekeh kecil, lalu mengusap pipi Anin lagi. "Udah jangan nangis, kamu kan kuat, kamu pasti bisa. Iya nggak? Iya nggak?" Miko memasang wajah lucunya membuat Anin tertawa pelan.

Anin mengangguk. "Iya."

Miko tersenyum lebar, tangannya merapikan rambut Anin yang sedikit berantakan. "Nanti mah harus cerita aku, apapun itu, cerita aja, ya?"

"Iya, Mikooo."

Miko mengambil kinder joy yang berada di belakang tubuhnya lalu menyodorkannya ke Anin. "Makan."

Anin tersenyum lebar bahkan deretan giginya sampai terlihat. "Makasih, Miko sayang."

"Iya sayang, sama-sama! Bengek anjir," teriak Kinan sambil tertawa terbahak-bahak.

"Aduh, Kin, aduh. Gue mo meninggoy, tolongin gue!" teriak Dira sambil menjatuhkan tubuhnya ke Kinan.

"Kok lo bisa tau, kalo lo bentar lagi mau meninggoy," ucap Diaz sambil memasang wajah pura-pura terkejut.

Dira yang asalnya terduduk langsung berdiri tegap dan memukul Diaz sekeras-kerasnya.

"Sama gue yuk, Mik. Diaz nggak seru kayak lo." Kinan mengangkat-ngangkat kedua alisnya.

"Sama gue juga, yok." Miko tertawa keras sambil berjalan bergandengan dengan Anin.

"Gue mah ayok aja."

"Arrgh, mamah sakit!" teriak Miko kesakitan, lalu menoleh ke Anin yang memasang wajah datarnya.

"Nggak kok, sayang, nggak. Aku mana mau sama dua setan ini." Miko mencubit kedua pipi Anin. "Lucu deh."

"Heh! Lo manggil gue setan?! Gimana kalo gue manggil lo babi?!" Dira mengangkat dagunya menatap Miko tajam.

Arvin membulatkan matanya mendengar kalimat Dira, lalu menarik-narik Dira ke belakang tubuhnya.

"Kita berempat turun duluan ya, lo berdua lanjutin aja." Arvin menarik tangan Dira untuk pergi dari situ, Diaz pun menarik tangan Kinan.

Mereka berempat berhenti di taman sekolah, dan duduk di sana. "Mereka berdua lagi ngapain, ya?"

"Kampret banget si Miko, bisa-bisanya gue yang lucu gini dipanggil setan," gerutu Dira.

"Pasti mereka berdua lagi suap-suapan. Kalo aja gue punya cowok kek Miko yang perhatian gitu," ucap Kinan sambil melirik-lirik Diaz.

"Iya ih, keknya enak deh punya cowok kek Miko, meskipun nyebelin kek gitu." Arvin bangkit dari duduknya dan pergi ke kantin diikuti Diaz.

"Mau kemana dah, tuh orang."

Mereka berdua saling diam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga tiba-tiba dua buah roti dilempar di hadapan dua gadis itu.

"Heh! Nggak sop--" ucapan Dira terhenti saat matanya bertemu mata Arvin.

"Buat lo."

Diaz duduk di sebelah Kinan, lalu menyodorkan roti itu kepada gadis yang duduk disebelahnya. "Ini buat lo."

"Kenapa buat gue?" tanya Kinan.

"Lo pasti laper sekarang," ucap Diaz sambil merangkul Kinan.

Kinan tersenyum senang dan memakan roti itu. Dira dan Arvin menatap dua orang di depannya sambil mengernyitkan dahinya.

RAVIN [SELESAI]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن