-2

63 10 54
                                    

Hai, gaes! Aku up niiih

Comment nama Arvin yuuu

Siap ga nih buat baca? Siap? Let's gooo!

Happy reading! ^^

Jangan lupa pencet bintang oke?

.....

"Lo sekolah di sini? Kok gue nggak pernah ngeliat lo ya?" tanya Arvin bingung.

"Gue murid baru." Dira membalikkan badannya namun pergelangan tangannya di tahan lelaki itu membuat ia menoleh malas ke Arvin.

"Eh eh, lo belom minta maaf. Minta maaf sekarang!"

"Heh! Lo juga salah ya! Harusnya lo ngehindar!" Dira menatap tajam Arvin.

Arvin menatap Dira tak kalah tajam. "Kalo lari tuh harusnya liat ke depan, bukan ke belakang," balas Arvin tak terima.

"Heh!—"

"Diraaa!"

"Akhirnya ketangkep juga." Anin memegang tangan Dira lalu merebut buku hariannya.

Anin menatap Arvin dan Dira bergantian. "Oh mau nyelesain masalah yang waktu itu ya. Ya udah gue duluan ya, Ra."

Anin mengedipkan sebelah matanya lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Dira menatap kepergian Anin kesal sambil memaki sahabatnya itu.

"Cepet minta maaf." Dira terdiam.

"Heh lo denger gue kan? Minta maaf buat hari ini sama waktu itu." Lelaki itu mendekat.

"Mau apa lo?!" Dira mendorong dada lelaki itu.

"Mending minta maaf sekarang atau tanggung jawab?" Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya.

"Minta maaf atau tanggung—"

"Gue mau tanggung jawab," ucap Dira cepat.

Arvin tersenyum miring lalu menjauh dari Dira. "Tanggung jawab? Bagus juga pilihan lo."

"Cepet, berapa yang harus gue bayar?" Dira menatap lelaki itu malas.

"Bayar? Lo nggak perlu ngeluarin uang sepeser pun. Lo tinggal milih, mau jadi babu gue atau pacar gue. Silakan milih."

Ni cowok gila atau gimana sih?! Yang bener aja gue jadi babunya, apalagi jadi pacarnya anjir amit-amit, buang-buang waktu aja. Batin Dira.

Dira menatap lelaki itu marah. " Heh! Gue nggak mau ya jadi babu lo apalagi pacar lo. Gue nggak mau milih."

"Milih atau minta maaf sekarang?"

"Gue bilang nggak mau ya nggak mau anjing!"

"Milih atau minta maaf sekarang?" Arvin menatap tajam gadis itu.

"Gue minta maaf." Setelah mengucapkan kalimatnya Dira langsung pergi ke kelas.

Arvin mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum miring.

Liat aja lo! Gue bakal bikin lo menderita!

.....

Sesampainya di kelas, Dira langsung menyenderkan punggungnya sambil memejamkan matanya.

Anin yang melihat itu bertanya, "Kenapa lo? Eh gimana tadi?"

Dira membuka matanya lalu menatap Anin sambil cemberut. "Gue minta maaf."

Mata Anin membulat. "Hah? Ya bagus dong, Ra. Coba ceri—"

"Bagus apanya?! Gue minta maaf sama dia, Nin! Gue minta maaf?! Seorang Dira minta ma—"

RAVIN [SELESAI]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum