Extra part

78 6 0
                                    

Haiihaiii!

Happy reading!^^

.....

14 tahun kemudian

Dira membuka matanya, orang yang pertama kali ia lihat adalah Arvin. Wanita itu selalu tersenyum setiap membuka matanya yang ia lihat adalah Arvin.

Dira melepas tangan Arvin yang memeluknya, turun dari atas kasur dan pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi selama 10 menit, Dira keluar dari kamar dan pergi ke kamar sebelah dan membuka pintu berwarna abu-abu itu. Hal yang selalu ia lakukan saat masuk ke dalam kamar ini adalah membuka semua gorden.

Dira mendekati kasur yang ditiduri seorang anak kecil, mengusap kepalanya pelan mencoba membangunkannya. "Bang."

Anak kecil yang dipanggil itu menggeliat, membuka matanya perlahan lalu mengecup pipi Dira.

"Bangunin adik-adiknya ya, Bunda mau bikin sarapan, nanti ke sini lagi." Dira mengusap pipi Kylo--anak pertama Dira dan Arvin--

Sebelum turun pergi ke dapur, Dira memasuki kamarnya untuk membangunkan Arvin yang masih tertidur.

Wanita itu duduk di pinggir kasur. "Vin, bangun ih udah siang tau."

Arvin membuka matanya sedikit, lalu mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping sambil memeluk tubuh Dira. "Bentar, sayang."

Dira mengusap dan memainkan rambut hitam milik Arvin. "Bangun yuk, aku mau bikin sarapan."

Arvin melepas pelukannya perlahan dan mendudukkan tubuhnya. "Aku mandi dulu."

Pria itu turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Dira membuka lemari pakaiannya, mengambil pakaian yang akan digunakan Arvin hari ini.

Dira keluar dari kamar, mengintip ke dalam kamar anak-anaknya. Kylo sedang membantu kedua adiknya memakai pakaiannya dengan benar membuat Dira tersenyum kecil.

Wanita itu langsung turun ke bawah, Dira memutuskan untuk membuat roti bakar dan sereal dengan buah untuk anak-anaknya. Sedangkan untuk Arvin dan dirinya, Dira akan membut roti bakar juga dan omelette.

Hanya membutuhkan setengah jam semuanya sudah tertata rapi di atas meja. Dira mengambil kotak susu dari kulkas dan menuangkannya ke dalam lima gelas.

Setelah merasa sarapan sudah siap, Dira naik ke atas untuk memanggil mereka.

Dira mendorong pintu kamar anak-anaknya, terlihat Kylo sedang bermain dengan mobil mainnya, berpisah dengan dua adik yang lainnya. Zea dan Sizi bermain berdua dengan bonekanya masing-masing.

Dira mendekati ke arah dua anak perempuannya dan mengusap kepala anaknya bergantian. "Udah rapi anak Bunda, sarapan yuk. Bunda udah bikinin roti bakar."

Sizi mendongak menatap Dira dengan tatapannya yang polos. "Roti bakar?"

Dira tersenyum. "Iya, sayang. Yuk turun."

Dira menggendong kedua anak perempuannya, membalikkan tubuhnya dan menatap Arvin yang sudah menggendong Kylo, mereka pun turun ke bawah.

Arvin mendudukkan tubuh Kylo di kursi berada di sebelahnya, sedangkan Sizi berada di seberang Kylo yang di sebelahnya ada Zea. Mereka mulai memakan makanannya, kadang Dira membantu anak-anaknya yang kesulitan dan belepotan saat makan.

"Susah Bunda," rengek Zea yang kesulitan memakan serealnya.

"Sini Bunda bantuin." Dira mengambil mangkuk itu dan menyuapi Zea.

Setelah memakan sereal Dira memberi mereka satu helai roti bakar yang sudah diberi selai cokelat dan kacang.

"Pa, tolong bersihin boleh?" tanya Kylo menatap sang Papa.

RAVIN [SELESAI]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ