Chapter 52

537 22 0
                                    

Setelah kejadian Riko yang terang-terangan mengatakan bahwa dia mempunyai perasaan lebih pada Keiri dan hal itu disaksikan juga oleh Bara yang baru keluar dari kamar nya habis ganti baju, jangan tanya kedekatan kedua laki-laki itu bahkan terkadang kedua nya kompak untuk menjahili Keiri. Mereka makin dekat, yang seharusnya dekat dengan Bara adalah Kenzo tapi ini tidak sama sekali.

Bara sibuk dengan pekerjaan sekolah nya, kadang-kadang dia mengeluh kenapa harus ada pekerjaan sekolah kalau di sekolah mereka juga di kasih latihan.

Kemana Riko? Riko masih ada dirumah Keiri, karena pernyataan Riko waktu itu juga membuat Bara tak mau Riko pindah dari sini. Keiri pusing menanggapi hal ini, belum lagi Kenzo yang terus mengoceh tidak jelas karena kesal dan iri pada Riko.

"Mama" panggil Bara yang meletakkan alat tulis nya.

"Iya?" Jawab Keiri yang mengelus rambut anak nya itu.

"Om Riko baik, Bara mau punya ayah kayak om Riko" cetus Bara.

"Kamu ngomong apa sih? Lanjutkan pr nya"

"Mama gak cinta sama om Riko?" Tanya Bara yang membuat Keiri cukup terkejut.

"Sayang, ini urusan mama dan om Riko ya" jawab Keiri seadanya.

"Tapi, om Riko baik gak kayak om Kenzo"

Hati Keiri seolah di remas oleh sesuatu, nyata nya Bara lebih menyukai Riko ketimbang Kenzo.

"Emang kenapa sama om Kenzo?"

"Om Kenzo suka marah-marah, Bara gak suka, nanti kalau om Kenzo marah-marah sama mama gimana?"

"Gak akan sayang, lagian om Kenzo marah nya cuma bercanda" jelas Keiri.

"Om Riko juga suka bercanda tapi gak sampai marah"

"Sayang, gak boleh gitu"

"Bara lebih suka om Riko, Bara mau om Riko jadi papa Bara" ucap Bara yang seolah sudah mutlak.

"Lanjutkan pr nya"

"Iya ma"

Dibalik pintu kamar, Riko mendengar semua nya dengan jelas. Jangan tanya bagaimana dia saat ini, Riko begitu senang. Sekarang sudah mendapatkan restu anak nya tinggal cinta ibu nya. Tapi, disisi lain Riko juga merasa bersalah, mendengar pengakuan Bara kalau lebih menyukai Riko ketimbang Kenzo membuat Riko cukup terganggu. Masalah disini seolah-olah Riko memutuskan hubungan ayah dan anak. Muncul rasa tak enak hati pada Kenzo, bagaimana pun Kenzo adalah ayah kandung Bara, seharusnya Bara lebih menyukai Kenzo daripada Riko yang hanya orang asing.

Riko keluar setelah mengelap wajah nya menggunakan handuk, wajah nya kembali menampilkan seolah tak ada yang salah. Riko menghampiri Bara yang terlihat menggaruk-garuk kepala nya karena binggung dengan soal yang dia kerjakan.

"Kenapa Bara?" Tanya Riko yang melirik buku Bara.

"Pusing om" jawab Bara yang memegang kepala nya.

"Susah ya?"

"Iya, kenapa harus ada pr sih? Padahal kan disekolah udah dikasih latihan" keluh Bara.

"Kan biar Bara makin pintar"

"Bukan pintar nanti malah jadi pusing, kalau sakit gimana?"

"Kamu ini, om bantu deh, tapi om bantu dikit-dikit aja jawaban nya tetap harus Bara yang nemuin ya?" Riko benar-benar tau harus bagaimana seharusnya bersikap.

"Horee!" Teriak Bara kegirangan.

"Mari tos jagoan"

Riko dan Bara melakukan tos yang di bikin-bikin sendiri oleh Riko. Melihat kedekatan dan kenyamanan kedua nya membuat Keiri merasa sedikit tenang, diri nya berpikir bahwa mungkin Bara nyaman ada didekat Riko karena Riko orang yang hangat dan juga penyayang. Terkadang Keiri juga merasa kalau kepribadian Riko dan Bara juga hampir sama.

Perasaan hangat benar-benar menyelimuti hati Keiri, melihat tawa dan senyum Bara yang terus mengembang karena Riko membuat nya sangat senang. Dia kira dia bisa menjadi sosok ayah dan ibu sekaligus untuk Bara namun nyata nya disaat Keiri bertindak seperti itu Bara jarang tertawa lepas seperti itu. Peran seorang ayah memang penting.

Usai mengerjakan pr, Bara tenaga nya benar-benar terkuras. Bahkan Bara tertidur saat sedang di bantu oleh Riko. Riko dan Keiri sama-sama terdiam di ruang tamu, Riko sesekali melirik Keiri begitupun dengan Keiri yang melirik diam-diam.

Ada rasa canggung setelah hari ini, Riko bahkan tak tau harus bersikap bagaimana yang pasti. Mendadak dia menjadi malu-malu kucing dan takut bertindak.

"Keiri?" Panggil Riko mencoba mencairkan suasana.

"Iya?"

"Bagaimana dengan pernyataan ku waktu itu?" Tanya Riko pada inti nya.

"Perasaan mu?"

"Iya, aku tidak mau kita berada dalam situasi canggung seperti ini, jujur aku tidak tau harus bertindak bagaimana kalau kita sudah berdua seperti ini" jujur Riko.

"Santai saja"

"Jadi?"

"Bolehkah beri aku waktu? Aku sudah mengalami hal buruk yang tak mau aku alami lagi, aku hanya butuh waktu untuk menyakinkan diri ku" ucap Keiri.

"Aku paham, tapi aku tidak bisa memberikan kamu waktu yang banyak, aku juga butuh kepastian"

"Aku tau, aku akan mempertimbangkan kamu"

"Apa kamu merasakan ada sesuatu juga dengan ku?" Tanya Riko memastikan.

Keiri terdiam, dia juga merasakan ada yang aneh di diri nya pada Riko. Tapi, bagaimana dia mengungkapkan nya. Haruskah terang-terangan begini?

"Keiri" panggil Riko menyadarkan.

"Ha?"

"Pertanyaan ku barusan"

"Itu... Mungkin" jawab Keiri memperhalus kata nya. Dia tidak mungkin terang-terangan bilang ada bukan.

"Itu tidak pasti"

"Ada" jawab Keiri singkat, setelah itu Keiri langsung masuk kedalam kamar nya.

Sedangkan Riko, terdiam tak percaya.

Apakah ini benar-benar tidak sia-sia?




VOTE NYA JANGAN LUPA.

VOTE, KOMEN DAN SHARE AGAR SEMUA NYA JADI TAU!

TBC!

Bos and Me [COMPLATE]Where stories live. Discover now