Chapter 44

574 25 0
                                    

Setelah pengakuan tak berakar dari Riko, yang benar saja Kenzo langsung memukul keras Riko. Betapa marah dan seram nya Kenzo saat itu benar-benar belum pernah disaksikan oleh Keiri selama ini. Wajah nya terlihat tak suka dengan pengakuan tersebut belum lagi ekspresi Riko yang seolah mengejek dan menantang Kenzo untuk melakukan lebih.

Keiri melerai kedua nya supaya berhenti dan untung nya kedua nya benar-benar berhenti. Keiri kembali bekerja setelah mengobrol 2 jam lebih dengan kedua pria yang beradu otot tadi.

Keiri tak menjelaskan banyak soal hubungan yang dibuat oleh Riko sendiri. Keiri hanya diam. Kenzo pulang setelah di bujuk oleh Keiri, entah memang dasar nya Kenzo yang sudah terlalu bucin jadi Kenzo benar-benar pulang dan berpesan akan kembali besok.

Sedangkan Riko masih tetap di cafe karena harus di obati dulu. Tinjuan Kenzo benar-benar kuat barusan, rasa nya Keiri samar-samar mendengar suara tulang retak. Itu menyeramkan.

Berada di tengah-tengah situasi seperti itu bukan sesuatu yang menyenangkan sangat sangat tidak menguntungkan. Keiri binggung akan kedepan nya bagaimana, dia harus melakukan apa pada kedua nya.

Riko duduk sambil mengarahkan kamera ponsel nya, sudah pasti diarahkan ke Keiri. Seolah sedang berselancar ria di media sosial tapi jempol nya aktif memencet beberapa kali tombol tengah kamera. Setelah mendapatkan beberapa hasil, Riko berahli ke galeri nya.

Senyum nya mengembang nya lebar ketika melihat dan meneliti foto-foto yang dia curi. Lama-lama Riko sudah seperti paparazi. Riko yang melirik dengan mata nya melihat kalau Keiri sedang berjalan ke arah nya sambil membawakan minuman. Ya, dia memesan nya. Sengaja adalah trik dasar nya.

"Pulang lah setelah ini dan istirahat" suruh Keiri menyerah minum dan turut duduk dihadapan Riko.

"Aku tidak apa-apa, sungguh, kau tidak perlu khawatir" yakinkan Riko.

"Bukan begitu, aku rasa kalau tadi tinjuan Kenzo cukup kuat" Keiri terlihat sedikit meringis.

"Sesama laki-laki ini hal yang wajar"

"Untuk laki-laki dan perempuan ini bukan hal yang wajar"

"Kau khawatir?" Tanya Riko.

"Tentu, ini karena aku juga" jawab Keiri tanpa ragu dan spontan.

"Kalau begitu aku akan tanya satu hal pada mu dulu"

"Tapi janji setelah ini kau pulang dan istirahat?"

"Janji" ucap Riko tegas.

"Mana janji kelingking mu?" Keiri menyodorkan jari kelingking nya.

"Ha?" Riko mengerutkan kening nya binggung.

"Janji kelingking, kau pernah melakukan nya?"

"Tidak" Riko menggeleng.

"Begini, sini tangan kanan mu"

"Ini" Riko memberikan tangan kanan nya.

"Genggam semua jari mu dan hanya keluarkan jari kelingking mu"

"Oke, seperti ini" Riko terlihat ragu-ragu melakukan nya.

"Nah, sekarang aku akan mengaitkan kedua kelingking kita, seperti ini"

"Ahh seperti ini, lucu sekali" Riko melihat-lihat tangan nya dan Keiri yang tersatu karena kelingking.

"Ayo lah, masa kau belum pernah melakukan ini?"

"Belum, kau yang pertama"

"Aku cukup terharu"

"Kau lucu sekali, pantas saja pria tadi tergila-gila pada mu" ujar Riko.

"Jadi apa pertanyaan mu?" Keiri berahli topik.

Riko tersenyum dan disaat bersamaan Keiri melepaskan tautan Kelingking mereka.

"Kau lebih khawatir pada siapa? Aku apa dia?" Tanya Riko membuat Keiri sebentar mematung.

"Dia siapa?" Tanya balik Keiri.

"Pria yang meninju ku"

"Kenapa menanyakan hal itu?"

"Hanya itu yang terlintas dalam kepala ku"

"Aneh sekali"

"Jadi siapa?" Tanya Riko bersikeras.

"Kau, karena kau terluka" jawaban spontan Keiri seolah bukan mau nya Riko.

"Jika dia yang terluka maka kau pilih dia?" Tanya Riko lagi.

"Tidak, karena dia bukan siapa-siapa ku lagi"

"Tapi aku juga bukan" jawab Riko cepat.

"Kata nya kau mau menjadi teman ku"

"Oh iya, aku lupa" tawa lah yang dapat di keluarkan Riko.

"Sudah kan? Sana pulang"

"Baik lah, baik lah, aku pulang ya"

"Oke, hati-hati dijalan"

"Titipkan salam ku pada Bara" ujar nya.

"Oke" Keiri membentuk oke dengan tangan nya.

Riko berjalan sambil tersenyum, terserah dengan orang-orang yang menatap nya curiga kalau dia gila. Riko benar-benar sudah tak perduli. Rasa nya kini jantung nya berada di atas langit yang begitu tinggi. Gugup, deg-degan, bahagia, takut, gelisah, dan banyak lagi. Semua nya berasa campur aduk tapi dari segala macam hal negatif itu Riko lebih merasakan dominan yang bahagia.

"Mungkin saat ini kita memang teman" ujar Riko pelan.

"Kita lihat nanti, apakah kata teman juga yang akan menyatukan kita" ujar nya kemudian yang mengundang senyum manis diwajah nya.

Riko berlari kencang lalu tiba-tiba berhenti lalu berlari lagi dan berhenti lagi, begitu seterusnya.

Walaupun bahagia tapi Riko masih penasaran dengan Kenzo yang seperti nya memiliki sesuatu dengan Keiri. Entah itu apa tapi Riko yakin cepat atau lambat dia akan segara tau.

Ya, cepat atau lambat....



VOTE NYA JANGAN LUPA.

VOTE, KOMEN, DAN SHARE AGAR SEMUA NYA JADI TAU!

TBC!

Bos and Me [COMPLATE]Where stories live. Discover now