6. Teman Pertama

860 93 2
                                    

Reana POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Reana POV

Aku menundukkan wajahku saat ini. Benar-benar malu. Ternyata Kenric membawaku ke kantin, mengajakku makan bersama. Aku awalnya menolak, tapi dia tetap keukeuh dalam pendiriannya itu. Bukan malu karna duduk dengan Kenric, hanya saja aku merasa tidak pantas bila harus sebangku dengan cowok itu.

Semua penghuni kantin memerhatikan aku sedari tadi. Sesekali berbisik-bisik. Ada yang mencemooh diriku, dan ada juga yang keheranan karena aku duduk dengan cowok ganteng.

"Itu Reana bukan sih?"

"Lah, iya!"

"Dia anak yang sering di bully Geng Viona, kan?"

"Terus, dia siswi di SMA Permata yang katanya paling jelek banget di sekolah ini."

"Terus kenapa dia bisa duduk sama cowok seganteng itu?"

"Woilah! Tuh cowok kayaknya kenak pelet sama dia! Hahaha..."

"Hahaha...!!!"

Aku hanya diam dan terus menunduk. Aku mendengar samar-samar ucapan mereka. Entah kenapa orang-orang kalau membicarakan seseorang pasti dengan suara keras, seolah-olah mereka memang sengaja melakukannya, agar seseorang yang mereka maksud bisa mendengar langsung.

Cemooh tentang fisikku sudah tidak asing di telinga.

Aku pun tidak marah. Toh, itu menang kenyataannya. Aku hanyalah gadis yang tak menarik di mata mereka. Aku gadis yang tidak mengurus penampilan. Aku gadis yang tidak pandai make-up. Aku gadis dengan kulit hitam. Aku gadis dengan wajah yang di selimuti banyak jerawat. Semuanya adalah fakta. Dan aku memaklumi apa yang orang katakan tentangku.

Tak!

Aku mendongakkan wajahku. Menatap Kenric yang sudah duduk di tempatnya. Dia meletakkan pesanan-ku, soto dan es teh. Dia sempat tersenyum ke arahku. Jujur, Kenric benar-benar manis saat tersenyum.

"Jangan di dengerin apa kata orang tentang diri lo. Mereka cuma bisa lihat lo dari luar aja," katanya saat menaruh sendok dan garpu di mangkok sotoku.

Aku terus memperhatikan kegiatan Kenric yang sibuk menuangkan saus, kecap dan sambal ke sotoku. Dia bahkan sempat mengaduk es tehku sampai gulanya tercampur.

"Sudah! Buruan di makan!"

Aku tersenyum dan mengangguk. Memakan soto yang dia siapkan untukku.

"Gimana? Ada yang kurang? Atau malah kelebihan? Kalau ada yang kurang, lo bisa tambahin sesuka hati lo." Aku terkekeh saat itu juga. Membuat Kenric mengkerutkan keningnya. "Kok ketawa?" tanyanya.

"Hei, gue bukan anak kecil. Gue juga tahu itu. Lo barusan kayak lagi ngasih tahu anak kecil tahu nggak sih?" aku kembali terkekeh.

"Iya, ya?"

Beautiful Girl [END]Where stories live. Discover now