43. Untuk seseorang yang lenyap entah kemana

379 46 4
                                    

Hari terakhir ujian nasional akhirnya telah terlewati juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari terakhir ujian nasional akhirnya telah terlewati juga. Murid-murid kelas XII SMA Permata langsung bersorak bebas. Termasuk Reana. Gadis itu benar-benar lega telah melewati hari-hari yang dimana dirinya terus menjawab soal ujian yang menurutnya gampang-gampang susah.

Reana menghentikan langkahnya ketika keluar dari kelas. Ditatapnya kelas yang dulu ditempati oleh seseorang. Gadis itu kembali melamun. Masih ada tanda tanya besar dalam dirinya tentang cowok yang bernama Kenric itu. Kemana hilangnya dia?

"Udah jangan mikirin gue terus." Rigel berdiri tepat di belakang Reana.

Reana tersentak, lalu berbalik. "Dih, siapa juga yang mikirin lo!"

"Udah jujur aja kali. Lagian gue ganteng gini juga. Sayang banget kalau dianggurin."

"Idih! Kepedean lo!"

"Kalau bukan gue yang lo pikirin, terus siapa lagi coba? Kang ghosting itu?" tanya Rigel membahas tentang Kenric. Ngomong-ngomong lagi maraknya pembahasan tentang ghosting; memutuskan hubungan tanpa penjelasan dengan cara menghilang entah kemana. Dan sialnya lagi Reana juga jadi korban dari ghosting.

"Nggak!" ucap Reana cepat.

"Terus apa kalau bukan itu?"

"Gue cuma kepikiran tentang masa-masa gue di sekolah ini aja. Ternyata gue nggak terlalu punya banyak kenangan manis, ya." Reana menghela nafas sambil menatap sekitar sekolahnya dari lantai dua. "Beruntung banget orang-orang bisa ngerasain manisnya masa di SMA. Nggak kayak gue." Reana menunduk lesu.

Rigel mengangguk. "Lo tahu kenangan apa yang sampai sekarang masih belum bisa gue lupain?"

Reana menoleh, dan menatap Rigel wajah penasaran. "Apa?"

Rigel menatap Reana dengan senyum tipis yang nampak manis.

"Mau tahu banget apa mau tahu aja?" goda Rigel tidak mau membuat wajah Reana nampak serius sekali.

Reana berdecak. "Ck, ngeselin."

"Gue nggak akan lupa sama kejadian dimana lo tolongin gue pagi itu. Dimana gue malah bersikap nggak baik ke lo yang udah bantuin gue. Dan lagi, bisa-bisanya gue ngerendahin lo dengan cara nuduh kalau lo minta imbalan dan balas budi." Rigel terkekeh mengingat dimana dirinya dan Reana bertemu pertama kali. Lucu. "Dan hebatnya, lo balas kata-kata gue dengan berani."

"Ngeselin sih lo waktu itu. Udah ditolong juga, malah nuduh gue minta balas budi."

Rigel tertawa sedikit keras melihat wajah Reana yang kesal tapi bibir gadis itu manyun dan mengomel, persis seperti bebek.

"Malah ketawa lagi!" sahut Reana makin kesal.

"Lagian lo lucu sih. Jadi pengen jadiin pacar gue," celetuk Rigel.

Reana terbelalak. "Amit-amit!"

Melihat respon Reana makin membuat Rigel tertawa. Ah, sial! Padahal tadi Rigel sungguh-sungguh mengatakan hal itu.

"Nanti mau ikut gue nggak?" ajak Rigel.

"Kemana?"

"Ada deh. Liat aja nanti. Gue ajak kemana-mana sampai hati lo senang. Pasti seru!" ujar Rigel yang entah kemana begitu yakin akan ucapannya. "Gimana? Lo mau nggak?" tanya Rigel lagi.

Reana mengangguk. "Oke!"

***

Untuk seseorang yang lenyap entah kemana...

Aku nggak tahu kamu akan baca atau bahkan menemukan surat ini atau nggak, aku nggak tahu. Tapi aku mau ucapin selamat sama kamu karna udah lewatin hari-hari dimana penuh dengan soal ujian.

Sebenarnya ada banyak tanya di pikiranku.

Apakah Kenric pindah sekolah?

Tapi kenapa?

Tapi kenapa tiba-tiba tanpa memberitahuku dulu?

Kenapa Kenric tiba-tiba menghilang seperti debu yang terhembus angin?

Bisakah kamu menjawab semuanya?

Ah, bodoh sekali! Tentu saja tidak akan pernah dijawab. Karena orangnya saja entah kemana. Mungkin surat ini akan terus berada di lacinya. Atau mungkin setelah lulus, adik kelas akan menemukan surat ini dan membacanya sambil terbahak-bahak dan merasa jijik. Aku yakin tentang itu, Ken.

Terima kasih untuk kenangannya. Terima kasih telah datang dan mewarnai hariku. Memulai hal baru, hingga lupa tentang rencana bunuh diri yang sudah terencana dari dulu. Masih ingat bukan tentang kejadian dimana kamu menolongku di jembatan itu?

Dan terima kasih juga untuk kamu yang rela membayarkan perawatan wajah, yang dari awal tidak pernah aku pikirkan. Maaf telah banyak merepotkan kamu. Apakah suatu saat kita akan bertemu lagi? Aku harap begitu. Aku harap begitu bertemu, aku telah menjadi seorang wanita karir dan juga kamu menjadi Kenric yang mempunyai senyum manis. Bisakah, Ken?

Semoga berhasil, Ken.

Jangan lupa semangat dalam melakukan sesuatu. Hidup kadang memang terasa tidak adil, tapi aku tahu kamu, aku, dan semua manusia di bumi ini bisa menjalaninya walau sulit.  Teruslah punya mimpi dan harapan selagi langit masih di atas kita:)

Dari gadis kulit sawo matang yang kamu anggap cantik,

Reana Gracelina

Reana memasukkan surat yang tah dia tulis sedari tadi pagi.

Reana cukup susah meminta Rigel untuk menunggu dirinya sebentar lagi. Gadis itu harus menunggu murid kelas tersebut pulang semua, barulah dirinya bisa meletakkan surat itu ke laci cowok yang bernama Kenric.

Setelah itu gadis itu beranjak pergi secepatnya. Rigel pasti sudah menunggu lama dari tadi.

***

Tbc

Beautiful Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang