38. Berani

333 42 6
                                    

Sudah beberapa hari ini Kenric benar-benar tidak masuk sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa hari ini Kenric benar-benar tidak masuk sekolah. Cowok itu pun juga tidak memberi kabar kepada Reana. Kemanakah Kenric?

Bahkan Reana sempat mengunjungi rumah Kenric, tapi tak ada orang. Benar-benar membuat Reana bingung setengah mati.

Kini Reana menenggelamkan wajahnya di antara tangan. Sedangkan Adara yang duduk di depan Reana bingung mau melakukan apa. Sejak tadi pagi Reana benar-benar tidak mau bicara sama sekali. Dan lagi, beberapa hari ini gadis itu terlihat murung. Bahkan Adara melihat Reana mulai di bully lagi oleh Wira, Jessika dan juga Laura.

"Re, lo kenapa? Lo beneran nggak mau makan?" tanya Adara. "Perut lo dari tadi bunyi terus, Re. Gue beliin makanan, ya?" tawarnya.

Reana hanya diam.

Adara pun memilih untuk menghubungi Rigel. Kemarin Rigel pun cukup khawatir dengan Reana yang akhir-akhir ini sedikit bicara.

Tidak lama setelah Adara menghubungi, Rigel datang. Cowok itu menatap sendu ke arah Reana yang benar-benar kehilangan semangat.

"Dia kenapa?" tanya Rigel kepada Adara. Adara menaikan kedua bahunya.

Rigel menghela nafas. "Sampai kapan lo mau gitu terus?"

Reana tetap diam. Gadis itu sebenarnya malas jika Rigel sudah ikut campur, tapi Reana memilih untuk diam saja dari pada Rigel makin menjadi-jadi.

"Kalau mau sesuatu itu bilang, jangan cuma diam aja. Orang nggak akan paham apa yang lo mau kalau kerjaan lo cuma diem aja. Jangan maksain orang buat nebak isi kepala sama isi perasaan lo!" ujar Rigel yang sudah muak dengan Reana yang terus-terusan murung dan diam saja.

Reana mengangkat kepalanya. Menatap Rigel dengan tatapan tajam. "Gue juga nggak nyuruh lo buat nebak isi kepala gue!"

"Tapi lo mempersulit orang dengan perubahan sikap lo!"

"Gue juga nggak nyuruh lo buat ikut campur, Rigel!"

Adara menggigit bibir bawahnya. Dia benar-benar bingung harus apa. Apa dia harus memisahkan dua manusia yang mungkin sebentar lagi akan membuat perang dunia ketiga.

"Lo...."

Kalimat Rigel terhenti karena dia tidak mau kalimat yang keluar dari mulutnya menyakiti hati Reana.

"Ayo, ikut gue!" Rigel menarik pergelangan tangan Reana. Tapi di tepis oleh gadis itu.

"Lihat, lo sendiri yang bikin semuanya rumit. Seharusnya lo nggak usah ikut campur sama gue. Mau gue diam, mau gue murung, mau gue mogok makan. Itu bukan urusan lo!" tegas Reana.

"Lo nggak mikirin perasaan orang sekitar yang masih peduli sama lo? Termasuk nenek lo?" tanya Rigel. Hal itu mampu membuat Reana terdiam. "Apa dengan cara lo mogok makan gitu Kenric bakal datang? Nggak. Kalau tuh cowok Bener-bener peduli sama lo, dia nggak akan bikin lo menderita kayak gini!" lanjutnya.

Beautiful Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang