35. Boom!

10.3K 1.5K 181
                                    

Play: unstopplable-Sia

Hay, Gangs...

Selamat membaca.

Siapkan sama komen terbaik kalian part ini

Bantu cariin typonya ya

——————————————

🍂

Pagi itu Alfa terlihat berbunga-bunga meskipun wajahnya masih terlihat mengenaskan. Luka di pelipis, pipi dan ujung bibirnya masih belum hilang sekali pun diobati Zetta semalam. Tak masalah bagi Alfa, yang terpenting dia bisa menggoda Zetta habis-habisan.

Awalnya dia memang menolak perjodohannya dengan Zetta. Akan tetapi, setelah mendengar pengakuan dari Papanya di malam itu, Alfa semakin memantapkan langkahnya untuk menerima perjodohan dengan Zetta. Kali ini bukan demi saham perusahaan maupun mobil sport keluaran terbaru. But, there something wrong with his heart.

Di koridor SMA Lentera, Alfa and the gang sudah bergerombol menuju kantin. Meskipun jam pelajaran lima menit lagi, gerombolan anak-anak bandel itu tetap menyempatkan diri mengunjungi kantin.


"Al, Alfa, tungguin!" Di koridor SMA Lentera, Sere memanggil Alfa dari kejauhan seraya berlarian kecil untuk mengejar Alfa yang sedang berjalan dengan gengnya.

"Tuh, Fa... Pricess lo pagi-pagi udah nyariin. Nggak lo kasih jatah semalem?" Alex sudah mulai ketularan Kean, kalau biacara tak bisa masuk akal sehat. Laki-laki itu menyikut pinggang Alfa yang berjalan di sebelahnya.

"Heran gue. Kalau denger Sere manggil Alfa jadi berasa lagi nonton sinetron. 'Mas Al... Mas Al...'" ledek Kean dengan bergaya kemayu menyindir Sere.

Alfa memutar mata dengan malas sebelum berbalik badan dan menatap Sere dengan senyum termanisnya. "Ada apa, Re...?"

"Eh!" Sere terkejut melihat wajah Alfa yang memrihatinkan. "Wajah kamu kenapa? Kamu pasti berantem lagi ya?" Jemari lentik gadis itu terulur berniat ingin menyentuh wajah Alfa, tapi segera ditepis pelan oleh empunya.

"Nggak apa-apa, Re. Namanya juga cowok. Kalau mukanya mulus-mulus aja ntar dikira plastik."

"Eh?" Lagi-lagi Sere dibuat terkejut dengan jawaban Alfa.

"Lo ngapain nyamperin gue? Ada tugas yang belum gue kerjain?"

"Nggak kok, Al. Tugas kamu kemarin udah aku kerjain. Kamu nggak perlu nyalin lagi soalnya tulisannya udah mirip kok. Aku cuma mau ngasih kamu ini. Tadi aku buatin nasi goreng buat sarapan kamu." Sere mengulurkan kotak bekal pada Alfa dengan malu-malu kucing.

Dengan senyum manis Alfa menerimanya. "Makasih ya, Re. Em... gue lagi ada urusan sama anak-anak. Lo mending ke kelas lagi." Alfa menepuk bahu Sere dengan pelan. Sadar atau tidak, perlakuan kecil Alfa itu membuat sarang kupu-kupu di dadanya jebol.

"Iya, aku juga mau ke kelas kok. Oh iya, bentar." Sere mengeluarkan plester dari saku almamaternya dan mengulurkannya pada Alfa. "Buat luka kamu. Aku duluan ya, Al."

Alfa memandang plester di telapak tangannya. Kalau dilihat-lihat Sere itu manis juga. Meskipun tingkahnya kadang kekanak-kanakan, tapi di merupakam sosok yang pengertian.

Memang tidak asik jika dijadikan pacar, tapi sosok seperti Sere itu paling cocok langsung dijadikan istri. Perhatian-perhatian kecil Sere itu membuatnya teringat pada mamanya.

SAVAGE (End)Where stories live. Discover now