31. Nothing More than Liar

10.4K 1.4K 124
                                    

Play| i love the way you lie

——————————————

🍂

Zetta menghabiskan malam dengan kekasih kesayangannya. Siapa lagi kalau bukan Black Angel. Pria misterius itu membawanya ke suatu  ruangan yang penuh dengan emas batangan dan senjata seperti di film-film mafia.

"Ini punya lo semua, Black Angel?" tanya Zetta ketika dia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan. Tempat itu adalah tempat rahasia Black Angel yang hanya diketahui olehnya. Bahkan orang tuanya sendiri pun tidak ada yang tahu.

"Tentu saja. Dan hanya kamu selain aku yang mengetahuinya." Zetta merasa tersanjung dengan ucapan Black Angel. Itu artinya dia istimewa, kan? Harusnya kan memang begitu.

"Buat apa lo ngumpulin kayak gini? Lo mafia?" Tanpa basa-basi Zetta menembak Black Angel dengan pertanyaan-pertanyaannya yang menjurus. Tentu saja gadis barbar itu penasaran. Setelah bertahun-tahun mengenal kekasihnya itu dia tidak tahu pekerjaan apa yang dilakukannya.

Dan dengan santainya Black Angel terkekeh ringan. "Sepertinya aku kesulitan untuk menjelaskan apa pekerjaanku padamu. Aku tidak mau membebani pikiranmu dengan hal itu. Hidupku memang dikelilingi banyak mafia. Tapi, percayalah aku bukan bagian dari mereka."

Sedikit lega di benak Zetta karena kekasih kesayangannya itu bukan pelaku kejahatan. Sebenarnya Zetta sangat penasaran, tapi dia memilih menuruti ucapan Black Angel untuk tidak memikirkannya lagi. "Tapi, harta karun sebanyak ini mau lo apain?"

Lagi-lagi Black Angel terkekeh ringan seraya mengusap lembut pucuk kepala Zetta. "Tentu saja untuk masa depan keluargaku kelak. Kau mau?"

Apa itu? Apa Black Angel tengah merayunya untuk menjadi istrinya kelak. Seketika Zetta tersenyum malu-malu kucing. "Mau apa maksudnya?" Gadis itu berubah menjadi perempuan yang lucu ketika malu-malu membuat Black Angel tak bisa melunturkan senyumannya.

"Pistolnya. Pilihlah salah satu. Aku memberikannya padamu."

Senyum malu-malu kucing itu perlahan memudar dan berganti dengan bibir yang tertekuk. Dia sudah terbang tinggi di atas awan jatuh ke dasar selokan. Malangnya nasib Zetta.

"Ada yang salah dari ucapanku?" tanya Black Angel. Pasalnya dia selalu peka setiap perubahan raut wajah Zetta.

"Gue mau milih pistolnya." Zetta langsung mengalihkan perhatian dan mengamati satu persatu pistol yang ada di hadapannya. Dia tidak mau Black Angel tahu kalau dia sedang berharap padanya.

"Kamu ambil yang ini saja. Ini pistol tebaik yang kumiliki. Pistol ini bisa menembus pelat baja dan ada peledak di baliknya."

Zetta baru tahu ada pistol yang seperti itu. Itu sangat keren baginya. Tapi, juga sangat berbahaya. "Kenapa lo ngasih gue yang ganas gini?"

Black Angel meletakkan pistol itu di telapak tangan Zetta. "Karena aku ingin menjagamu di mana pun."

Pundak Zetta melemas mendengar ucapan Black Angel yang seolah ingin meninggalkanya. "Emangnya lo nggak mau jagain gue lagi?"

Blcak Angel menyisipkan sejumput rambut ke belakang telinga Zetta dengan manis. "Aku selalu ingin menjagamu. Tapi, seperti yang kamu bilang dulu. Jika aku hanya manusia biasa yang ada kalanya jauh darimu. Untuk itu, aku menjelma menjadi pistol ini ketika kamu tak bisa melihat kehadiranku.

Zetta jadi sedih mendengarnya. Dia sadar, bagaimana pun dia tidak bisa selamanya bergantung pada Black Angel. Gadis itu mengangguk paham dan tersenyum pada Black Angel.

SAVAGE (End)Where stories live. Discover now