32. Fate

1K 102 11
                                    

Hari masih pagi saat Ester melamun di atas ranjang dengan rambut yang masih basah akibat mandi tadi. Gadis itu membayangkan bagaimana hidupnya jika tidak pernah bertemu Drake, apakah hidupnya masih akan serumit ini? Dan pula sejak kapan dan dari mana ini semua dimulai? Semenjak Armand menculiknya untuk dijadikan wanita penghibur di klab milik Drake, atau justru saat Ester mulai memutuskan untuk menyambut Drake di dalam kehidupannya.

Ester bimbang, atau lebih tepatnya bingung. Terlebih setelah ada satu fakta mengejutkan yang dia ketahui baru-baru ini.

Beberapa hari yang lalu setelah kesehatannya yang tiba-tiba menurun, Ester memutuskan untuk pergi ke rumah sakit bersama Charlotte untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan hasil dari pemeriksaannya sungguh tidak membuat Ester senang, bahkan nyaris membuat gadis itu terkena serangan jantung. Jika saja Charlotte tidak menemaninya, mungkin Ester sudah memutuskan untuk melompat dari lantai paling atas gedung rumah sakit itu.

Ester dinyatakan tengah hamil selama 5 minggu dan tanpa perlu dilihat melalui tes laboratorium pun gadis itu tahu siapa ayah dari anak yang dikandungnya saat ini. Tentu saja Ester tidak memberitahukan fakta tersebut pada siapapun, selain Charlotte. Entah untuk alasan apa, mungkin Ester hanya tidak mau siapapun menyalahkan Drake atas apa yang saat ini menimpanya.

"Ester, kau di kamar?"

Ester melongokkan kepalanya, "Hmm, masuklah, Lotte. Pintunya tidak pernah ku kunci."

"Kau sedang apa?" Charlotte bertanya saat sudah masuk ke dalam kamar Ester.

"Tidak ada, hanya sedang merenungi nasib yang entah bagaimana ini."

Charlotte menghela nafasnya kemudian duduk di samping Ester. "Kau terlalu serius menghadapi ini, Ester. Mengandung dan melahirkan seorang anak bukanlah masalah besar. Kau hanya perlu mencari seorang ayah baru untuknya, atau jika tidak ingin, aku akan membantumu merawatnya."

Yang Ester beritahukan kepada Charlotte adalah dia sedang mengandung sekarang, itu saja, wanita itu tidak bilang siapa yang telah menghamilinya dan beralasan bahwa Ester dalam pengaruh obat saat melakukan itu.

"Kau tahu, aku mengatakannya pada Gavril," sambung Charlotte saat tidak kunjung mendengar jawaban Ester.

"Tentang apa?" tanya Ester sembari mengerutkan keningnya.

"Tentang kau yang sedang hamil."

Ester terkejut mendengar hal itu. "Apa? Bagaimana bisa kau memberitahunya dengan mudah, Lotte, sementara aku bahkan tidak memberitahu Nyonya Besar tentang hal ini?!"

"Tenang dulu, Ester, tujuanku memberitahunya tidak lain hanya untuk kebaikanmu." kilah Charlotte. "Gavril setuju untuk menikahimu. Dia juga akan bertanggungjawab atas anakmu suatu saat nanti. Hanya persetujuanmu saja yang sedang kita butuhkan saat ini, Ester."

"Aku tidak akan membawa orang lain dalam masalahku, Lotte. Jika aku harus melahirkan anak ini, maka aku akan merawatnya seorang diri karena akulah ibunya."

"Ester, kau masih terlalu muda untuk alasan itu!" Charlotte menaikkan nada bicaranya. "Dan Gavril bukanlah orang lain, dia sahabat kita, kau juga tahu bahwa dia adalah pria yang baik. Apakah kau ingin membiarkan anak dalam kandunganmu tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah?"

Ester menangis tanpa sadar mendengar kalimat yang terlontar dari bibir Charlotte. Walau ingin menyangkalnya, Ester tahu bahwa apa yang dikatakan Charlotte ada benarnya juga. Apa yang bisa seorang wanita buta berikan pada anaknya suatu saat nanti jika Ester memutuskan untuk merawatnya seorang diri? Sementara wanita itu tidak mungkin kembali pada Drake hanya untuk berkata, "Hai, aku hamil, ayo kita menikah sekarang dan membesarkan anak ini bersama-sama!"

TRAPPED BY MR.MAFIAWhere stories live. Discover now