22. Hoping

1.3K 110 2
                                    

Mereka sudah tiba di Rusia, tepatnya di Moscow, tempat markas utama De Vandal berada. Begitu helikopter mendarat, Drake langsung turun dari sana, mengabaikan beberapa anak buah yang hadir untuk menyambutnya. Pria itu merasa waktunya semakin sempit dan tidak ada waktu walau hanya sekedar menganggukkan kepala sebagai sapaan pada orang-orangnya.

Sebelum masuk ke dalam markas, Drake berbalik dan memberikan kode kepada Alec untuk mengikutinya.

Alec mengangguk. Dia bergegas mengikuti sang tuan setelah menyuruh beberapa orang mengurus Felipe.

Drake memimpin di depan sembari mulai menelepon nomor yang digunakan Ester, tapi nihil, tak ada jawaban. Pemimpin De Vandal itu meremas ponselnya sendiri, berusaha menenangkan emosi.

"Jika terjadi sesuatu padanya, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri." Drake berkata seolah sedang bicara pada dirinya sendiri.

Alec yang mendengar itu maju mendekati sang tuan. "Tuan, sebaiknya kita pergi ke tempat terakhir kali nona Ester menghubungi anda."

Benar sekali. Drake menoleh pada Alec dengan antusias. Pikirannya kalut sehingga tidak memungkinkan pria itu untuk berpikir ke sana.

"Lalu, tunggu apa lagi? Cepat siapkan mobil!"

Alec mengangguk patuh dan segera melaksanakan perintah itu. Setelah semuanya siap, barulah Drake dan Alec menuju ke toko bunga, dimana itu adalah tempat terakhir kali Ester menghubunginya.

♚♚♚

Sementara situasi di toko bunga tidak berbeda jauh dengan situasi yang tengah dihadapi Drake. Semua orang panik, terlebih Velli.

Di sana sudah hadir Gavril yang dihubungi Charlotte. Dua remaja yang memiliki usia hampir sama itu berusaha menenangkan Velli yang menangis sejak tadi.

Beberapa polisi ada di sana, mendengarkan dengan seksama kesaksian Velli tentang bagaimana anak asuhnya bisa hilang dari sana.

"Apa yang harus kulakukan jika Ester tidak ditemukan?" Velli bertanya pada Charlotte yang sedang mengelus-elus punggungnya bermaksud untuk menenangkan.

"Nyonya Besar, jangan bilang begitu. Ester pasti kembali. Kau hanya perlu yakin."

"Benar, Bibi. Ester adalah orang baik, dia tidak memiliki musuh. Mungkin dia hanya sedang berjalan-jalan lalu tersesat." ucap Gavril.

Saat dua orang polisi tengah mencatat beberapa informasi yang mereka kumpulkan, sebuah mobil berhenti tepat di depan toko bunga.

Drake turun dari mobil dengan wajah datar, berbanding terbalik dengan suasana hatinya saat ini. Dia mengernyit tidak suka saat mendapati fakta bahwa mereka memanggil polisi, tapi wajahnya beribu kali lipat makin tidak suka saat melihat kehadiran Gavril di sini.

Dua orang polisi yang sedang bertugas saling menyenggol satu sama lain, tahu betul siapa orang yang saat ini masuk ke dalam toko bunga. Mereka tidak mungkin tidak kenal dengan musuh sekaligus sahabat dunia kepolisian tersebut. Drake Russell, pemimpin mafia terbesar di Rusia sekaligus produsen senjata-senjata yang digunakan oleh para polisi dan petugas militer.

"Aku akan mengurus masalah ini. Kalian bisa pergi." ucap Drake pada dua polisi itu.

Mereka mengangguk kemudian pergi dari sana, mengabaikan kejaran Velli yang meminta mereka untuk tetap tinggal menyelesaikan masalah ini.

TRAPPED BY MR.MAFIAWhere stories live. Discover now