26. I Hate You [and] I Love You

1.6K 127 5
                                    

"Terlebih ayahmu yang sudah membunuh kedua orangtuaku, Drake!"

Drake terkesiap mendengar itu. "Apa? Apa maksudmu, Ester?"

"Ya, dia adalah orang yang menabrak orangtuaku! Dia membunuh mereka!"

Drake kelimpungan, pria itu berdiri dari ranjang kemudian menatap tak habis pikir pada Ester. "Bagaimana kau tahu?"

Ester sudah menduga hal itu, bahwa Drake tahu apa yang terjadi pada orangtuanya, tapi tetap saja saat mendengarnya langsung dari pria itu Ester merasa terkejut sekaligus sakit.

"Ester, semuanya tidak seperti yang kau pikirkan." ucap Drake. "Aku bisa menjelaskannya."

Ester masih menangis berusaha menjauhkan diri dari Drake yang selalu ingin memeluknya. Gadis itu tidak mampu berkata-kata lagi, seolah amarah yang kini menelannya bulat-bulat meruntuhkan semua kalimat yang ada di kepala Ester.

Drake menyerah menarik Ester kepadanya. Namun, pria itu masih berusaha tenang dengan duduk di tepi ranjang yang ditempati Ester. Setelah mengatur napas, Drake mulai bicara kembali. "Apakah kau tidak ingin mendengar penjelasanku barang sedikit saja, Ester?"

"Tidak ada yang perlu dijelaskan." jawab Ester, membungkam bibirnya saat isak tangis hendak kembali lolos.

"Baiklah, aku tidak akan menjelaskannya sekarang." putus Drake setelah menghela nafas panjangnya. "Tapi aku pasti menjelaskan semuanya padamu, Ester. Nanti, saat kau sudah siap."

Kemudian Drake melanjutkan, "Sekarang katakan padaku, apa yang ingin kau lakukan, hm?"

"Antar aku pulang ke rumah Nyonya Besar." Drake kira hanya itu permintaan sederhana Ester padanya, tapi ternyata gadis itu menambahkan kalimat, "Dan jangan pernah muncul lagi di dalam kehidupanku."

Seperti ada yang menusuk jantungnya, Drake meringis sakit saat Ester berkata demikian. Pria itu sudah terlanjur jatuh pada gadis di hadapannya. Drake tidak ingin melepaskan Ester, terlebih setelah tahu jika gadis ini memiliki hubungan dengan masalalu sang ayah, Drake semakin ingin mempertahankannya. Namun, sekali lagi, Drake mencintai Ester sampai ke tahap dimana dia tidak bisa menolak permintaan sang gadis. Dalam arti lain, kebahagiaan Ester adalah prioritasnya.

Sebab itulah, Drake berdiri dengan lemah dari tempatnya kemudian mengangguk walau Ester tak bisa melihatnya. Bagaimana ia mampu bersuara, jika hal yang didengarnya benar-benar membisukan seluruh indra yang bekerja?

Setelah itu, Drake pergi dari kamar itu untuk menemui pria yang menjadi dalang dibalik kemalangannya saat ini. Meninggalkan Ester yang menangis bukan hanya karena kebenaran yang baru dia ketahui, melainkan karena dirinya juga merasa sakit akan semua perlakuannya kepada si pemimpin mafia.

♚♚♚

"Kuharap saat kau mati, kau tidak membawa masalah lagi untukku." Drake masuk sembari mengatakan hal menyakitkan yang membuat sang ayah langsung menoleh. "Dan kuharap kau mati sekarang juga, Tua Bangka."

"Apa ini karena gadis itu?" tanya ayahnya yang tidak bisa lepas dari cerutu.

"Separuh tepat." jawab Drake singkat. Ia kemudian menghampiri sang ayah dan langsung menonjok pipinya membuat suara gaduh timbul di dalam ruangan yang lumayan luas tersebut.

Ayahnya tidak marah, bahkan tidak terkejut. Anggap saja ini adalah balasan karena ia mendidik Drake dengan keras sebelum pria itu resmi menggantikannya dulu.

"Kau pantas mati." ucap Drake lagi, kali ini sembari menendang kaki sang ayah yang tak sekuat dulu.

Ayahnya tetap diam.

TRAPPED BY MR.MAFIAWhere stories live. Discover now