08. Sell the Flowers

1.9K 176 4
                                    

Ini sudah satu minggu semenjak kejadian nahas yang menimpa Ester. Selama itu juga, Drake sering mengunjungi gadis itu untuk mengajaknya makan atau mengobrol. Ester tidak keberatan, dia justru senang karena tidak kesepian lagi. Pasalnya walau sudah ada Charlotte sebagai temannya, gadis itu jarang punya waktu untuk Ester. Tentu saja, Charlotte kan masih kuliah. Pasti banyak tugas yang dia emban sekarang.

Ester menutup pintu rumahnya sembari menenteng keranjang di lengan kiri. Dia tidak menyadari kehadiran Drake yang sejak tadi bersandar di kap mobilnya menunggu Ester keluar. Memang kemarin Ester bilang pada Drake kalau dia akan kembali berjualan bunga hari ini. Namun, pria itu tidak bilang kalau dia akan datang. Niatnya dia ingin memberikan kejutan kepada Ester.

Ester turun dari beranda rumahnya kemudian berhenti, tersenyum lalu berkata, "Drian, kau sudah lama di sini?"

Drake mengernyitkan keningnya, merasa heran karena Ester tahu dia ada di sini padahal Drake tidak bersuara. "Bagaimana kau tahu?"

"Aromamu yang khas membuatku langsung tahu kalau itu kau." jawab Ester masih tersenyum.

Drake mengangkat bahu tidak peduli. "Lalu untuk apa kau membawa-bawa keranjang?"

"Aku sudah bilang kemarin, kalau aku akan berjualan bunga lagi."

"I see. Keranjang ini tempat untuk bunga-bunga itu bukan?"

Ester mengangguk.

"Kalau begitu, aku akan mengantarmu."

Ester menggeleng. "Toko bunga Nyonya Besar berada dekat dari sini. Kau tidak perlu mengantarku, Drian."

"Lalu kau naik apa?"

"Aku biasa jalan kaki."

"Kalau begitu aku akan menemanimu berjalan kaki." Drake menjawab enteng.

Ester menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan kelakuan Drake. "Apa tidak masalah kau selalu bolos dari kantormu untuk menemaniku?"

"Tidak masalah. Aku pemiliknya. Lagipula aku tidak menemanimu selama 24 jam. Saat pergi dari sini, aku ke kantorku juga."

Ester ber-oh ria.

Akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan kaki menuju toko bunga Velli. Walaupun Ester tahu jalan menuju ke sana, dia tidak protes saat tangannya digenggam oleh Drake. Gadis itu suka karena tangan Drake begitu besar dan hangat, seolah siap melindungi.

"Belok kiri, kemudian kita sampai." ucap Ester saat Drake bertanya kemana lagi arah menuju toko bunga.

Drake mengikuti arahan Ester dan benar saja, mereka akhirnya sampai. Pria itu membawa Ester masuk.

"Ester?"

"Ya, Nyonya Besar?"

Velli muncul dengan beberapa tangkai bunga lily yang masih segar. Dia terkejut saat melihat Ester datang bersama Drake. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya dia melihat kedekatan Ester dengan Drake, hanya saja ini baru pertama kali bagi Velli melihat Drake datang ke toko bunganya. Namun, entah kenapa Velli tidak suka melihat kedekatan keduanya. Di matanya, pria yang selalu berpakaian hitam itu terlalu misterius dan seperti ingin memanfaatkan Ester.

"Drian? Kau menemani Ester kemari?" tanya Velli basa-basi.

"As you see, Nyonya Besar." jawab Drian singkat. Dia jadi ikut-ikutan memanggil Velli dengan sebutan Nyonya Besar akibat Ester yang selalu memanggil Velli dengan itu.

Velli mengangguk kemudian menghampiri Ester dan meletakkan bunga lily yang dia bawa ke keranjang gadis itu. Wanita berusia setengah abad itu sempat melirik tangan Drake yang masih menggenggam tangan Ester, padahal mereka sedang ada di dalam toko.

TRAPPED BY MR.MAFIAWhere stories live. Discover now