02. Drake Russell

2.8K 211 11
                                    

Suara bogeman demi bogeman terus terdengar dalam ruangan berukuran 9×6 meter itu. Darah terciprat kemana-mana hingga mengotori tembok yang semula berwarna putih bersih. Erangan tak mampu lagi dikeluarkan oleh orang yang sedang dihajar, karena wajahnya sudah hampir tak berbentuk. Sedangkan tak jauh dari mereka, terdapat seorang pria yang sedang duduk dengan angkuh di kursi lipat yang dibawa oleh anak buahnya. Matanya tajam menatap ke arah pria yang sedang dihujani bogeman oleh beberapa orangnya.

Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Drake, pemimpin organisasi mafia terbesar yang ada di Rusia, De Vandal.

"Jangan biarkan dia mati, sebelum dia mengatakan siapa orang yang mengirimnya kemari." kata Drake dingin.

Para anak buahnya mengangguk. Kemudian lanjut menghajar pria bernama Kirk Sherman itu, seorang penyusup di markas mereka. Kirk tersenyum miring kemudian meludah darah.

"Ty ne prav, Russell. Sampai aku kehabisan darah bahkan mati sekalipun, aku tidak akan mengatakannya kepadamu." kata Kirk, tidak sadar akan situasi.

[Ty ne prav: kau salah]

Drake terkekeh pelan. "Harus kuapresiasi kesetiaanmu itu, Sherfool. Tapi apa kau tidak sakit hati? Di saat kau di sini dihajar habis-habisan, majikanmu mungkin sedang menikmati vodkanya ditemani oleh beberapa pelacur. Dia bahkan tidak peduli orangnya akan kehilangan nyawa sebentar lagi."

Terlihat kegoyahan mulai muncul di manik mata Kirk. Namun, itu tak bertahan lama karena lagi-lagi anak buah Drake menghajarnya. Drake menguap bosan dari tempatnya.

"Berhenti." perintah Drake dan dua orangnya yang sedang menghajar Kirk pun berhenti.

Drake menghampiri Kirk kemudian menatap wajah berlumuran darah itu dengan dagu terangkat. "Sudah hampir 48 jam kau dihajar, mana orang yang kau maksud akan menyusulmu kemari dan segera membunuhku itu?"

Kirk tidak merespon. Drake tahu dia tengah merasakan sakit yang amat sangat.

"Andai orangku yang berada di posisimu, aku tidak perlu mengirim anak buahku. Aku sendiri yang akan turun tangan menjemputnya." Drake menunduk kemudian menelisik raut wajah tahanannya. "Bagaimana dengan bosmu?"

"Kau masih tidak mau memberitahuku?" lanjut Drake.

Kirk menggeleng, membuat Drake murka dan kembali memerintahkan anak buahnya untuk menghajar pria itu.

"Kali ini hajar dia sampai mati." mutlak Drake sembari duduk lagi di kursinya.

Selama Kirk dihajar, Drake terus mengoceh tentang kekuasaannya di Rusia dan negara lain semata-mata hanya untuk membuat tahanannya panas. Tak tanggung-tanggung pria itu juga berkata akan melenyapkan seluruh anggota keluarga Kirk Sherman karena pria itu tidak mau mengaku.

"Pe-percuma!" dengan kekuatan yang tak seberapa, Kirk mencoba untuk bicara. "Kau ti-tidak akan menemukan keluargaku, ka-karena mereka tidak ada di negara ini, dan Sherman bukanlah nama keluargaku yang asli."

"V samom dele?" Drake menerawang seperti orang bodoh. "Kalau aku tidak salah ingat mereka tinggal di Miami, bukan? Dan margamu adalah Mahomes. Kau memiliki istri bernama Daniela dan seorang putra bernama Richard. Ah, jangan lupakan juga ibu dan dua adikmu. Aku lupa nama mereka, tapi kupastikan mereka akan segera menyusulmu ke neraka."

[V samom dele: benarkah]

Kirk segera membelalakkan matanya. Bagaimana Drake bisa tahu soal keluarganya?

"Sukin syn! Jangan sampai menyentuh mereka semua kau, Russell!"

[Sukin syn: bajingan]

"Kau bisa apa sampai berani mengancamku, huh?" Drake menatap remeh Kirk.

Anak buah Drake kembali memukuli Kirk. Nafas pria itu mulai putus-putus. Drake tersenyum miring dari tempatnya.

"Supaya kau tahu saja, aku sudah tahu sejak awal siapa orang yang menyuruhmu, Kirk Mahomes. Kau terlalu mempertahankan egomu hingga tanpa sadar mengorbankan keluargamu sendiri. Padahal tadinya aku hendak mengampunimu."

Kirk menatap Drake dengan sisa-sisa kesadarannya. "Pe-pembohong. Kau tidak tahu siapa yang mengirimku. Kau hanya sedang menakut-nakutiku saja bu-bukan?"

"Berhenti!" lagi-lagi Drake memerintahkan anak buahnya berhenti.

Di tempatnya Kirk sudah tergelepar lemah dengan darah di sekujur badan. Drake menghampiri pria itu kemudian menginjak telapak tangannya dengan sengaja.

"Bukankah yang mengirimmu adalah.." Drake menggantungkan ucapannya kemudian berjongkok dan berbisik kepada Kirk. "Ciro Tacconi?"

Drake tidak memberi kesempatan untuk terkejut kepada Kirk karena berikutnya pria itu sudah menghantam leher Kirk dengan sikunya hingga terdengar suara tulang yang patah dari sana. "Pozdravleniya v adu, Kirk Mahomes."

[Pozdravleniya v adu: selamat berpanas-panasan di neraka]

Pemimpin De Vandal itu lalu berdiri dan melepas jas hitamnya, melemparkannya ke arah jasad Kirk juga tak lupa meludahinya. "Bakar jasadnya dan jadikan abunya sebagai catku untuk melukis."

Semua orangnya yang mendengar itu mengangguk walau dalam hati sebenarnya mereka bergidik ngeri karena menyaksikan sendiri kekejaman seorang Drake. Setelahnya Drake keluar dari ruangan eksekusi itu dengan memakai kacamata hitamnya. Di bibirnya terbentuk sebuah seringai tipis, membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa dihantui selama sisa hidup mereka. Ya, sebesar itulah pengaruh seorang Drake Russtell dalam Dunia Bawah.

♚♚♚

Drake masuk ke dalam ruang kerjanya dengan amarah memuncak dan siap meletus. Sesampainya di dalam pria itu segera menghempaskan apapun yang ada di mejanya, termasuk laptop mahal yang baru diganti kemarin oleh anak buahnya. Nafas pemimpin mafia itu berderu membuat kemeja satin hitam di badannya terasa sesak. Namun, matanya kemudian tertuju pada lukisan besar yang ada di atas pintu ruang kerjanya. Lukisan seorang wanita yang tengah tersenyum sembari menggendong seorang bayi laki-laki. Lukisan ibunya dan Drake yang dia lukis sendiri. Amarahnya sedikit mereda melihat itu, tapi tidak hilang sepenuhnya.

"ALEC!"

Seorang pria langsung muncul dari pintu tempat Drake masuk tadi. Pria paruh baya itu membungkuk hormat kemudian bertanya apakah Drake memerlukan sesuatu.

"Siapkan alat lukisku sekarang juga!" perintah Drake.

"Tuan, laporan yang kemarin anda minta belum-"

"Aku tidak peduli! Siapkan alat lukisku, sekarang juga!" potong Drake yang berarti itu adalah perintah mutlak dan tidak bisa ditunda oleh bawahannya.

"Da, Ser!"

[Da, Ser: baik, tuan]

Alec keluar kemudian kembali dengan beberapa alat lukis, seperti kanvas, easel, palet, kuas, cat, dan lain-lain. Pria itu meletakkan semua barang yang dia bawa di dekat jendela kemudian menatanya seapik mungkin agar sang tuan mendapat view yang apik untuk melukis. Setelah selesai Drake menyuruhnya keluar dan berjaga di depan pintu agar tidak ada yang mengganggunya selama dia melukis.

Pemimpin organisasi mafia paling besar tersebut kemudian duduk di depan kanvasnya. Berpikir sejenak tentang apa yang akan dia lukis. Dan akhirnya pilihannya jatuh pada ingatan saat dia berangkat ke markasnya tadi pagi, yaitu ada seorang ibu yang tengah melatih anaknya untuk berjalan. Drake tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. Saat kuas yang sudah ternoda cat itu menyentuh kanvasnya, pria itu lagi-lagi tenggelam dalam dunianya yang sebenarnya.

♚♚♚

Please give me a vote and comment, it will please me very much..

TRAPPED BY MR.MAFIAWhere stories live. Discover now