07. De Vandal

2.2K 174 15
                                    

Ester keluar dari restoran tempatnya sarapan bersama Drake, dengan pria itu yang menggenggam tangannya. Perutnya sudah terisi berkat Drake yang memesankan banyak makanan padahal tidak gadis itu minta. Drake benar-benar menjadi malaikat tak bersayap di mata Ester.

"Setelah sarapan, apa yang biasanya kau lakukan?" tanya Drake menoleh pada Ester yang tangannya dia genggam.

Ester menoleh ke kiri kemudian menjawab, "Biasanya aku menjual bunga milik Nyonya Besar di makam dekat rumahku, tapi untuk hari ini Nyonya Besar tidak memperbolehkanku keluar dulu. Dia takut ada hal jelek lagi yang menimpaku."

"Kalau kau lupa, kau sedang keluar bersamaku, Ester."

Ester tersenyum. "Da, tapi kau tidak mungkin menyakitiku."

[Da: Iya]

Drake mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Karena aku percaya padamu. Kau orang baik." jawab Ester.

Drake menghentikan langkahnya, kemudian memandang Ester dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. "Jangan mudah percaya pada orang lain, Ester. Kau bisa dimanfaatkan karena itu."

"Kau bukan orang lain, kau temanku."

"Tapi kita baru saling mengenal semalam." ucap Drake, ingin tahu respon dari gadis yang sedang dia tatap.

"Benar juga." Ester menyengir. "Entahlah. Hatiku yang bilang kalau kau adalah orang baik, Drian."

Hatimu membohongimu, cibir Drake dalam hati.

"Kalau begitu, sebagai orang lain yang baru kau kenal, kau hanya boleh percaya padaku. Jangan pada siapapun."

"Kenapa?"

"Karena sulit menemukan orang yang benar-benar baik di jaman ini, Ester. Manusia memiliki banyak topeng untuk wajahnya. Mereka yang kelihatannya baik, bisa saja memiliki iblis terpendam dalam hati mereka masing-masing. Dan itu bisa membahayakanmu." ucap Drake.

Apa kau sedang membicarakan dirimu sendiri, Drake?

"Percuma saja, aku tidak bisa melihat wajah mereka." jawab Ester enteng. "Dan omong-omong, kenapa kita berhenti, Drian?"

"Ah ya, aku hanya tertarik dengan obrolan kita barusan, hingga tanpa sadar berhenti."

Drake kembali menggenggam tangan Ester dan membawanya pada mobil Drake yang baru dia beli tadi subuh. Drake tidak tahu kenapa, tapi dia suka menggenggam tangan Ester. Tangan gadis itu kecil dan terasa pas saat digenggamnya. Seolah tangan Ester memang diciptakan untuk dia genggam.

Drake membantu Ester masuk ke dalam mobilnya kemudian pria itu menyusul. Saat hendak melajukan mobilnya, Drake mengurungkan niat karena seorang pria tiba-tiba berdiri di depan mobilnya. Pria itu memakai baju santai dengan tas yang melingkari punggungnya. Drake taksir umurnya hampir sama dengan Ester, mungkin beberapa bulan lebih tua. Drake mengingat-ingat, apa dia pernah punya musuh seorang bocah?

Pria itu menuju pintu tempat duduk Ester kemudian membukanya tanpa permisi. Menarik tangan Ester, tapi segera Drake tahan. "Ester, cepat turun!"

"Siapa kau?" tanya Drake sembari menatap dingin pria itu.

"Ester, cepat turun! Tidak apa, ada aku di sini!"

Ester yang masih terkejut berusaha mengenali suara yang tak asing baginya itu. "Gavril?"

"Ya, ini aku."

"Kau mengenalnya?" tanya Drake, masih menahan lengan Ester.

"Iya, dia temanku." jawab Ester.

TRAPPED BY MR.MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang