13. Sweet Kiss

2.2K 148 8
                                    

"Nyonya Besar! Nyonya Besar!"

Velli menutup telinga saat mendengar suara yang begitu tak asing itu berteriak di dalam toko bunganya. Wanita itu menoleh dan mendapati Charlotte masuk ke dalam tokonya dengan tergesa-gesa.

"Ada apa, Charlotte? Kenapa kau berteriak seperti itu? Kau tidak lihat aku ada di sini?" tanya Velli kesal.

Charlotte tertawa tanpa merasa bersalah kemudian menghampiri Velli yang tengah merangkai bunga. "Nyonya Besar, Ester kemana? Dia tidak ada di rumahnya, saat aku ke pemakaman juga dia tidak ada di sana."

"Ya, dia memang sedang tidak ada di sini." jawab Velli santai.

"Apa maksudmu? Jangan-jangan Ester diculik lagi!"

"Kondisikan suaramu, Charlotte. Telingaku bisa tuli jika kau terus-menerus menggunakan nada seperti itu untuk bicara." protes Velli sembari menggosok-gosok telinganya.

Lagi-lagi Charlotte tertawa. "Baiklah, maafkan aku. Lalu kemana perginya Ester?"

"Dia sedang berlibur ke Danau Baikal."

Charlotte diam sejenak, mencerna jawaban Velli. "Apa?! Dia berlibur tanpa mengajakku?!"

Lagi-lagi Velli menutup telinga. "Lebih baik kau keluar sekarang juga, Charlotte. Telingaku sudah benar-benar tuli sekarang."

"Dia berlibur bersama siapa, Nyonya Besar?" tanya Charlotte mengabaikan protesan Velli.

"Bersama Drian. Kau tidak perlu cemas, pria itu pasti menjaga Ester." jawab Velli sembari melanjutkan merangkai bunga.

Charlotte menghela nafas panjang. "Apa kau benar-benar percaya pada pria itu, Nyonya Besar?"

"Apa maksudmu?"

"Entahlah. Aku hanya punya firasat buruk mengenai Drian yang misterius itu. Bagaimana jika dia adalah orang jahat?"

"Jangan bicara sembarangan, Charlotte." peringat Velli.

"Aku hanya mengutarakan pendapatku." sahut Charlotte sembari mengangkat bahu.

Velli menghentikan kegiatannya kemudian menghadap Charlotte. "Awalnya aku juga berpikir kalau Drian tidaklah sebaik yang kita lihat. Namun, Ester bilang padaku bahwa dia merasa nyaman berada di dekat pria itu. Jadi, aku rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, karena Ester yang paling dekat dengannya."

Hening sejenak, kemudian Velli melanjutkan, "Lagipula Drian itu sangat tampan. Kurasa tidak ada penjahat setampan dia di dunia ini, terlalu sia-sia jika wajah itu dia gunakan untuk berbuat buruk. Dan salah satu impianku sejak dulu adalah memiliki menantu dengan wajah rupawan."

Charlotte tidak menjawab. Dia hanya memandang pada arah lain sembari memikirkan kalimat Velli.

♚♚♚

"Karena orang-orang jahat itulah," Ester diam sejenak, kemudian melanjutkan sembari tersenyum pedih, "Orangtuaku meninggal."


Drake tanpa sadar menahan napas saat mendengar kalimat penuh kebencian yang terlontar dari bibir gadis di sampingnya. Melihat senyum pedih yang terpatri di wajah Ester membuat pria itu mengepalkan tangannya. Apalagi saat mengingat tentang jati dirinya yang merupakan satu dari banyaknya orang jahat di dunia. Jika tahu, Ester pasti juga membencinya.

Drake tersadar saat Ester menggenggam tangannya. Gadis itu tersenyum hangat padanya. "Kenapa kau diam saja, Drian?"

Drake menggenggam balik tangan Ester kemudian menciumnya dengan lembut. "Tidak. Aku hanya berpikir tentang betapa sulitnya hidupmu selama ini tanpa orangtua."

TRAPPED BY MR.MAFIAМесто, где живут истории. Откройте их для себя