36. Vivian's Crazy Plan

861 90 16
                                    

Ester membuka mata dengan berat pagi hari ini. Tidak seperti biasanya, wanita itu tidak langsung beranjak, melainkan masih diam di atas ranjangnya sembari menyentuh perutnya sendiri. Di sini, di dalam sini, ada sebuah kehidupan yang harus dia jaga. Ester merasa bersalah karena saat pertama mengetahui bahwa ada janin di dalam rahimnya dia malah ingin menggugurkan buah hatinya sendiri. Namun, sekarang Ester lah yang paling ingin melindungi anak yang belum dia lahirkan ini, lebih dari apapun.

Lalu apa yang akan terjadi setelah ini? Ester bertanya-tanya dalam hatinya.

Sebenarnya kemarin Vivian menemui Ester bukan tanpa maksud. Wanita yang dia ketahui sebagai mantan pekerja di klab Drake itu mengajaknya bekerjasama untuk sebuah rencana yang tentu saja dia tolak mentah-mentah. Ya, pada awalnya memang begitu, tapi penolakan itu tidak bertahan lama karena Vivian mengancam akan membunuh ibu asuhnya jika Ester tidak setuju.

Dan hari ini, Ester berjanji untuk menemui Vivian lagi di toko bunga. Dengan jalan-jalan sebagai alasan, Ester akan dibawa Vivian ke tempat yang entah dimana, dia juga tidak tahu. Namun, Ester tahu Vivian tidak akan menyakitinya dalam waktu dekat, jadinya dia hanya akan mengikuti rencana wanita itu untuk sementara.

Setelah beranjak kemudian menyiapkan diri, Ester keluar dengan langkah gontai menuju toko bunga, tempat Vivian akan menjemputnya.

Sepanjang perjalanannya, Ester selalu menyentuh perutnya yang sudah lumayan membuncit. Tak ada yang lebih diharapkan Ester selain keselamatan buah hati yang ada di kandungannya. Wanita itu berdoa semoga Vivian tidak melakukan hal-hal yang bisa menyakitinya dan calon anaknya nanti.

"Ester, kenapa kau rapi sekali? Apa hari ini ada kegiatan?" tanya Nyonya Besar saat melihat Ester memasuki toko bunganya.

Ester mengangguk. "Kau melupakannya, Nyonya Besar? Kemarin aku bilang bahwa aku akan berjalan-jalan dengan teman baruku, bukan?"

Velli menelan ludahnya, berharap Ester lupa dengan rencananya itu sebenarnya percuma. "Ah, benar, aku lupa. Sepertinya usia senja ini benar-benar memengaruhi ingatanku."

Ester hanya tersenyum menanggapi jawaban Velli dengan senyuman tipis.

Di saat Ester sedang asik mengobrol hal-hal lain bersama Velli, seseorang menepuk bahunya dari belakang. Walau tak bisa melihat, Ester tahu siapa pelakunya.

"Hai, Ester! Dan... hai, Ibu Ester!" Vivian menyapa pasangan anak dan ibu asuh itu dengan mimik wajah yang ceria.

Velli tersenyum hambar. "Selamat pagi, Vivian. Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik. Hari ini kami akan berjalan-jalan mengunjungi beberapa tempat wisata di Moskow. Kau sudah ijin pada ibumu bukan, Ester?"

Ester mengangguk patah-patah dan hal itu tentunya tidak luput dari perhatian Velli. Ibu asuh Ester itu semakin merasa ada yang tidak beres pada Vivian, tapi dia tidak bisa menyimpulkan apa-apa jika Ester sendiri tidak bicara apapun padanya.

"Kalau begitu kita berangkat sekarang?"

"Baik," jawab Ester.

Vivian menggandeng tangan Ester keluar setelah berpamitan pada ibu asuhnya. Di depan toko bunga sudah ada sebuah sedan dengan beberapa pria berbadan besar yang sama dengan kedatangan Vivian kemarin siang.

Ester bergetar dalam kungkungan Vivian, diam-diam dia bertanya pada dirinya sendiri, apakah ini benar-benar pilihan yang tepat?

♚♚♚

Sementara Felipe yang kembali melakukan rutinitasnya untuk mengawasi Ester panik bukan main saat hari ini dia melihat Vivian masuk ke dalam toko bunga dan keluar bersama Ester dalam gandengannya. Felipe masih tidak mengerti situasinya, apakah Ester diculik atau bagaimana? Tapi tidak mungkin jika kekasih tuannya itu diculik, karena Ester yang berada di sebelah Vivian mengikuti langkah wanita itu dengan tenang.

TRAPPED BY MR.MAFIADonde viven las historias. Descúbrelo ahora