41. Repair

355 25 6
                                    

Evgen sedang merokok saat pintu ruangan di depannya terbuka. Pria itu langsung membuang dan menginjak rokoknya saat seorang dokter keluar dari sana diikuti oleh satu perawat. Evgen menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari Alec yang entah hilang kemana semenjak mereka memasuki mansion milik Drake.

"Dengan siapa saya bisa membicarakan kondisi anak yang di dalam, Tuan?" Dokter Helge bertanya ketika dirinya sudah berada di hadapan Evgen.

Evgen menggedikkan bahunya. "Karena tidak ada orang lain lagi di sini, kau bisa membicarakannya denganku, Dokter."

Dokter Helge mengangguk. "Kondisi anak itu kritis. Tubuhnya mengalami syok karena luka berat yang dia alami. Tangan kanan dan kaki kirinya patah, untuk sementara ini kami sudah mengobati lukanya sebaik mungkin. Mengingat kalian semua tidak ingin membawa anak tersebut ke rumah sakit, maka nanti saya akan kembali kemari untuk memberi perawatan lebih lanjut."

Evgen mengangguk-angguk mendengar penjelasan sang dokter.

"Saya akan kembali pada pukul delapan malam. Sementara itu, kalian bisa mengecek infus anak itu setiap empat puluh lima menit sekali. Jika cairan infusnya tersisa sedikit harus segera diganti. Apakah anda tahu bagaimana cara mengganti infus?"

"Ya, aku tahu, Dokter."

"Baiklah, kalau begitu mohon bantuannya."

Setelah Dokter Helge selesai dengan urusannya, wanita itu segera pamit untuk mengurus barang ataupun obat-obatan yang perlu dia bawa nanti malam ke mansion Drake. Evgen mengantar dokter itu hingga depan pintu masuk mansion.

Begitu dokter Helge telah meninggalkan area mansion, Evgen kembali masuk ke dalam dan mencari keberadaan Alec. Evgen bertanya pada beberapa penjaga dan mendapat jawaban bahwa Alec sedang berada di ruang bawah tanah, tempat Drake memerintahkan mereka untuk menahan Vivian.

Tanpa menunggu waktu lama Evgen segera menuju tempat tersebut. Ternyata di ruang bawah tanah, tidak hanya ada Alec, melainkan Drake yang sudah berdiri di sana.

Beralih kepada Drake, pria itu memang berdiri dengan tenang, tapi sebenarnya pikirannya sangat berkecamuk saat ini. Dia melihat Vivian yang kakinya sudah diikat dengan rantai. Wanita itu lemah dan nyaris pingsan karena beberapa waktu lalu Evgen sedikit menganiayanya di dalam mobil.

"Apa yang harus kulakukan kepadamu, Vivian?" Drake bertanya dengan suaranya yang mengalir tenang seperti air.

Vivian segera mendongak mendengar suara itu. Melihat Drake ada di hadapannya, Vivian tersenyum senang. Tubuhnya seolah kembali segar, matanya menatap penuh harap ke arah Drake.

"Drake.." Vivian memanggil pelan. "Evgen menyiksaku, dia sangat kasar. Hanya kau yang tidak pernah kasar padaku. Aku hanya membutuhkanmu, Drake."

"Jalang ini sudah gila." Evgen berbisik pada Alec yang berdiri diam di sebelahnya. Alec yang mendengar itu hanya menyikut pelan lengan Evgen.

Vivian menggerakkan tangannya, ingin meraih Drake. Namun, hal itu tidak akan membuahkan hasil karena kakinya sudah dirantai dan Vivian tidak akan bisa bergerak kemanapun.

Drake menggulung lengan kemejanya sampai ke siku kemudian kembali memandang Vivian. "Tahukah kau bahwa aku sangat marah saat ini?"

"Kenapa kau marah, Drake? Siapa yang sudah membuatmu marah?" Wanita itu terdiam sesaat, kemudian melanjutkan, "ah, sepertinya aku tahu! Kau marah karena dia kan? Karena wanita pembawa sial itu?!"

Drake diam.

"Jalang kecil! Wanita itu tidak pantas untukmu, Drake! Ester–"

Drake menghampiri Vivian dan langsung mencengkeram dagu wanita itu, membuat Vivian tidak bisa bicara dan bergerak tidak nyaman. "Jangan sebut namanya menggunakan mulut kotormu, Sialan! Jika ada wanita pembawa sial di sini, maka kaulah wanita itu!"

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Jun 18, 2023 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

TRAPPED BY MR.MAFIAWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu