Part 7

8.5K 343 2
                                    

Aku memegangi kepalaku. Eh? Aku tidur daritadi? Bukannya aku harusnya sekolah? Aku melihat jam wekerku.

"Haahhh!! Jam 2 siang!!" Teriakku dengan kencang. Tiba-tiba Ibu datang dengan wajah panik.

"Ada apa sayang?" Tanya Ibuku.

"Bu, kenapa aku gak sekolah?" Tanyaku dengan nada menyesal sekaligus sedih.

"Lho, tadi kamu kan pingsan. Untung ada nak Ikham yang nolongin kamu." Jelas Ibu.

Aku kembali mengingat kejadian sebelum aku pingsan. Ya aku ingat, dia memegang pipiku dan aku masih merasakan hangat tangannya saat ada di pipiku.

"Ohiya.. aku lupa." Jawabku. Ibuku tiba-tiba duduk disampingku.

"Kamu kenapa nak? Kenapa tiba-tiba pingsan?" Tanya Ibu dengan lembut.

"Aku.. juga gak tau bu. Tiba-tiba aja pas Ikham megang pipiku aku merasa panas dalam diri aku terus pusing juga." Jawabku. Aku melihat wajah Ibu, ia memasang senyum yang mencurigakan.

"Sepertinya ibu tau apa penyakit kamu." Ujar Ibu masih dengan senyumannya.

"Aku sakit apa bu?" Tanyaku penasaran.

"Kamu kena penyakit...." Ibu menggantung kalimatnya. Aku memperhatikan dengan seksama.

"Cinta."Sambungnya.

Aku gak mengedipkan mata. Masih mencoba mencerna maksud dari kalimat Ibu.

"Hah? Penyakit cinta? Itu apa bu?" Tanyaku lagi. Ibu mencubit pipiku.

"Kamu nih ya.. itu artinya kamu lagi jatuh cinta sama Ikham." Jawab Ibu. Lagi otakku sedang memproses kata demi kata yang keluar dari mulut Ibu.

"Aku jatuh cinta bu?" Tanyaku lagi. Ibu mengangguk mantap. Benarkah aku jatuh cinta pada Ikham?

"Bu, apa orang jatuh cinta akan sering deg-degan kalau ketemu orang yang dicinta?" Tanyaku.

"Iya tentu, akan ada getaran di dalam hati kamu." Jawab Ibu. Aku berpikir keras.

"Tapi kan itu gak sehat bu, nanti kerja jantung akan dua kali lebih cepat." Aku justru malah menggunakan teori IPA. Ibu mencubit pipiku lagi.

"Cinta itu datang tanpa diundang, tanpa permisi.. dia bisa datang pada siapapun termasuk kamu.. ya anggap aja itu obat yang bisa bikin kamu deg-degan karena cinta itu bikin overdosis." Jelas Ibu. Sejak kapan Ibu berubah menjadi puitis begini?

"Tapi bu, aku takut. Aku belum pernah jatuh cinta sebelumnya." Ucapku seraya menunduk.

"Sekarang akui dulu kalau kamu sayang sama Ikham. Setelah itu Ibu akan bantu mengubah kamu agar Ikham tertarik sama kamu." Ucap Ibu. Ibu sangat bersemangat dalam hal ini.

"Baiklah.. aku menyukai Ikham bu. Aku mau dia melihatku sebagai gadis istimewa." Jawabku dengan rona merah dipipiku.

"Nah begitu dong. Ibu akan kasih kamu tips biar sukses sama Ikham."

"Gimana bu?" Tanyaku.

"Yang pertama, kamu harus lebih percaya diri. Jangan merasa diri kamu itu rendah. Karena kamu itu cantik." Aku merasa deja vu. Ikham pernah bilang ini juga. Aku memang terlampau gak PD.

"Yang kedua, coba kamu dekati dia, tapi tetap jadi diri kamu sendiri. Kalau kamu sudah bisa PD, maka pdkt bukan masalah besar." Jelas Ibu lagi.

"Nah yang ketiga, kamu ikuti keinginan dia selama itu gak melanggar. Misal dia mau kamu berubah jadi lebih feminin ikuti aja. Tapi kalau dia emang cinta sama kamu, dia pasti bisa terima apa adanya." Ucap Ibu. Aku nampak berpikir.

Cold LoveWhere stories live. Discover now