★ 34 ★

1.2K 129 16
                                    


Dipercepat aja ya ceritanya

Happy reading ^^




----

"Lo kenapa sih? Murung terus" tanya Yerin pada Yansa yang hanya mengaduk pelan minuman di depannya.

Yerin sengaja mengajaknya untuk keluar rumah, agar suasana hati sahabatnya ini bisa kembali cerah.

"Gue gatau, Rin. Ga bisa dijelasin"

"Gini deh, sekarang gue tanya. Udah berapa lama sejak kejadian itu?"

"Udah... sebulan yang lalu"

Ya, sudah sebulan lalu sejak ia kehilangan anaknya. Bahkan ia masih enggan bertemu Soobin, surat yang dikirimkan Soobin pun juga tak dibalas walau hanya sekedar lewat chat untuk mengucapkan terima kasih.

"Oke. Gue paham sama lo yang mungkin masih sedih atau bahkan trauma sama kejadian itu. Tapi lo harus inget, itu udah berlalu, mau sampe kapan lo kaya gini terus?"

"Gue ga—"

"Lo pasti bisa. Lo pasti bisa buat bangkit lagi. Pelan-pelan, ikhlasin anak lo, dia udah tenang di alam sana. Coba lo pikir, apa dia bahagia di sana kalo lo belum ikhlasin dia?"

Yansa mengangguk, benar juga apa yang dikatakan Yerin, ia harus bangkit dari keterpurukan ini.

"Udah ah. Gue ngajak lo jalan itu biar lo seneng. Yok" -Yerin

"Kemana?"

"Temenin gue belanja"

Mereka keluar dari area kafe di mall itu, mengelilingi mall yang besar sambil melihat-lihat berbagai jenis barang yang terpajang di setiap toko.

Saat berjalan, mata Yansa menangkap seseorang yang berjarak tak jauh darinya, Soobin, bersama ke-4 temannya.

Hingga Soobin juga bertemu dengan tatapan Yansa, mereka beradu pandang, sebelum Yansa memalingkan pandangannya cepat.


Heejin, lagi-lagi terbayang di pikirannya.



Soobin yang awalnya ingin menghampiri, niatnya terkurung karna melihat respon yang kurang mengenakan dari Yansa.

"Yerin, a-ayo ke situ aja. Cepet" ajak Yansa

"Eh, lo kenapa?" Yerin melihat perubahan perilaku Yansa yang gugup

"Ih ayo" ia menarik tangan Yerin memasuki toko pakaian. "Gue mau beli juga di sini" ucapnya agar Yerin segera mengikutinya.

Saat sedang memilih pakaian, Yerin melihat Soobin yang melambaikan tangannya agar menghapirinya. Soobin juga menaruh jari telunjuk di bibirnya bermaksud agar Yerin tidak memberitahu Yansa

"Yan, gue mau cari ke sana. Ntar kalo gue udah nemu, gue balik ke sini lagi"

Yerin menghampiri Soobin, "Kok lo di sini?"

"Sstt... jangan keras-keras" -Soobin

"Apaan?"

"Bantuin gue" Soobin menyerahkan hoodie kepada Yerin. "Beliin Yansa hoodie ini, gue yakin, dia bakal suka. Tapi jangan bilang kalo ini gue yang pilihin"

 Tapi jangan bilang kalo ini gue yang pilihin"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dijodohin: CSB [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang