★ 24 ★

1.6K 179 16
                                    

"Udah puas beli bajunya?" Tanya Soobin saat istirahat di kamar

"Belum. Pengen beli lemarinya juga~ tapi kapan-kapan aja"
"Kamu nggak kerja lagi?"

"Udah capek aku, ngikutin kamu kesana-kesini muterin mall. Tapi cuma beli di satu toko doang"

"Kan itu juga buat si bayi juga"

"Hm... Iya iyaa"

Yansa teringat saat di mall tadi, "Bin"

Soobin yang memainkan hpnya hanya berdehem kecil "Hm?"

Yansa Ikut berbaring di samping Soobin dan bersandar di pundaknya

"Cewek tadi siapa?" Tanyanya ragu-ragu

"H-hah?" Soobin mengalihkan pandangannya dari hp

"Trus juga, siapa yang kamu maksud 'cewek  penghianat' itu?" Tanya Yansa lagi

"Nggak kok, bukan siapa-siapa" elak Soobin, mencoba untuk fokus pada hpnya lagi

Ia yakin ada yang Soobin sembunyikan
"Soobin..." Panggilnya lagi, kali ini lebih lembut

"Udah ya, jangan bahas itu"

"Kenapa?"

"Itu nggak penting buat kamu"

Yansa mengambil paksa hp yang dipegang Soobin

"Apa aku juga nggak penting buat kamu?" Tanya Yansa lagi, pengaruh hormonnya sedang naik-turun

Soobin berbalik seketika, "Kamu ngomong apa sih? Aku nggak suka kalo kamu ngomong gitu."

"Kenapa kamu marah?"

"Aku nggak marah, aku cuma nggak suka kamu ngomong gitu. Kenapa sampai berpikir kalo kamu nggak penting?"

"Maaf, tapi kalo aku penting buat kamu, kenapa nggak ngasih tau tentang cewek itu?"

"Aku nggak mau nambah beban pikiran kamu"

"Apa aku salah kalo mau tau tentang apa yang kamu tau?"

"Oke, gini, aku kasih tau tapi jangan jadiin pikiran buat kamu"

"Iya"

Soobin menghadapkan badannya ke arah Yansa

"Orang yang di mall tadi, namanya Heejin, dia juga yang kumaksud sebagai 'cewek  penghianat' "

"Dia siapa kamu? Apa hubungannya sama kamu?"

Soobin menggenggam tangan Yansa, berusaha menjelaskan dengan tenang

Soobin menghela nafas pelan, "Dia masalalu ku, mantanku."

Yansa sedikit tertegun, tapi ia masih ingin tau. "Ke-kenapa putus?"

"Kamu masih inget waktu dulu kita dihukum gara-gara nggak ngerjain tugas waktu kuliah?"

Yansa mengangguk "Iya, waktu itu cuma kita aja yang suruh bersihin taman"

"Iya. Kamu pasti masih inget waktu aku bilang kalo aku udah punya pacar, tapi nggak satu sekolah."

Yansa mengangguk lagi.

"Trus waktu dulu itu, sebelum kita nikah, kamu tanya ke aku kenapa aku nerima perjodohan ini padahal aku udah punya pacar, dan saat itu aku jawab kalo aku udah putus sama dia karna aku liat sendiri dia selingkuh sama cowok lain"

Soobin diam sejenak, "Waktu itu, aku kesel, marah, kecewa sama dia. Aku sayang sama dia, aku rela telat pulang malem karna nemenin dia buat pergi sama temennya sampai dimarahin Appa.  Aku udah jaga hubungan itu baik-baik, tapi dia dengan seenaknya ngehancurin gitu aja. Dia lebih milih cowok itu daripada aku yang udah lama ada disampingnya. Itu yang buat aku sadar, kalo ternyata dia bukan yang terbaik buat aku"

Dijodohin: CSB [End] ✓Where stories live. Discover now