★ 51 ★

375 54 4
                                    

Hari-hari berlalu, juga hubungan Lucas dengan Yansa yang baik-baik saja. Seperti saat ini Lucas yang rela pulang kerja lebih awal hanya untuk menjemput Yansa di Cafe.

Namun matanya melihat Yansa dengan wajah yang pucat, disampingnya juga terdapat Yerin yang mengantarnya hingga sampai ke mobil.

"Loh, kok lo disini?" tanya Yerin saat membuka pintu mobil dan melihat Lucas ada di dalamnya.

"Yansa kenapa?" bukannya menjawab tapi Lucas malah bertanya.

"Gapap—"

"Dia sakit kayaknya, tadi sempet mimisan" sela Yerin saat Yansa ingin mengelak.

Tangan Lucas terulur memegang dahi Yansa, hangat. "Gue anter periksa ya?"

"Gausah, anter gue pulang aja"

"Kalo tambah parah gimana?"

"Ga bakal"

"Gue bawa lo ke puskesmas pokoknya"

"Gue bakal pesen taksi sekarang kalo lo bawa gue ke puskesmas"

Muncul perdebatan kecil antara mereka, akhirnya Lucas hanya pasrah daripada Yansa tak mau pulang bersama.

"Iya oke, kita pulang sekarang"

"Eh tunggu, gue punya pertanyaan" ucap Yerin. "Kok lo yang jemput Yansa hari ini?"

"Besok gue jelasin, Rin. Gue pusing, pulang dulu ya. Bye" setelah itu Yansa menutup pintu mobil, Lucas menyetir membawa mobil ke rumah orangtua Yansa.




---




Yansa menahan Lucas yang juga akan ikut turun. "Kenapa?" tanya Lucas.

Yansa sangat tahu mobil siapa yang terparkir di depan rumah itu. "Ada bang Hyunjin"

Lucas tahu, sangat beresiko jika Hyunjin mengetahui tentang hubungannya dengan Yansa lagi. Ia mengingat saat dulu Hyunjin tak setuju jika adiknya kembali menjalin hubungan dengan dia sebagai mantan.

"Yaudah, gue pulang aja. Jangan lupa istirahat" tangannya terangkat mengusap lembut kepala Yansa.

"Hati-hati di jalan"

"Nanti gue telepon" ucap Lucas sebelum benar-benar pergi.



"Pulang sama siapa?" pertanyaan pertama saat memasuki rumah, bahkan Yansa belum melepas sepatunya.

"Naik taksi. Yang lain kemana? Kok cuma lo doang di sini?" Tanya Yansa balik ke Hyunjin.

"Papa masih kerja, Mama sama Fiyu di dapur."

"Ngapain?"

"Berenang" Hyunjin menghela nafas. "Kira-kira dong, kalo di dapur itu ngapain." ucapnya lagi.

Yansa mengangguk tak mempedulikan, "Yujin?"

"Tidur"

Ia berjalan menuju kursi sofa yang bersebrangan dengan Hyunjin. Dan duduk di sana.

"Dek, gue punya kenalan nih"

Yansa menolehkan kepalanya. "Maksud?"

"Temen gue. Masih jomblo, siapa tau bisa cocok sama lo"

"Siapa?" Yansa membuang pandangannya dari Hyunjin.

"Gue kenalin mau?"

"Gue ga tertarik"

"Yaudah, kalo misalnya lo bosen ngejomblo terus bilang aja ke gue. Gue punya temen banyak soalnya, mungkin ada yang cocok sama lo"

"Bahas apaan sih, bang. Kayak ga ada hal lain yang dibahas aja. Makin pusing kan gue"

Dijodohin: CSB [End] ✓Where stories live. Discover now