Alasan Papa Di Apartemen

41K 552 13
                                    

Apartemen, 06:12 AM -

Rexi melangkahkan kakinya berjalan menuruni anak tangga apartemen dua lantai itu.

Pandangan kedua bola mata sang ayah mengarah kepada anak perempuan yang sekaligus anak pertamanya, Rexi Alexa. Atau kerap kali disapa dengan panggilan Rexi.

"Rexi ..." sapa sang ayah sambil tersenyum.

"Ayo sarapan dulu," tawarnya dengan lembut.

Rexi menghentikan langkah kakinya, lalu menatap sang ayah dengan tatapan sinisnya.

"Tumben sekali Papa ada di apart. Biasanya pagi begini, Papa udah berangkat ke kantor," kata Rexi menyindir.

"Rexi!" pekik Barack, sang ayah, memperingati.

"Ah ... Rexi tahu, kenapa Papa bisa ada di apart!" seru Rexi, dia tidak peduli peringatan papanya.

"Papa enggak berangkat ke kantor karena mau ketemu sama Tante Bellina, kan?" lanjutnya dengan nada suara meremehkan.

"Rexi!" Barack kembali memperingati Rexi.

"Hati-hati aja, Pa. Kalian berdua belum nikah, masih ada seminggu. Kalian enggak boleh satu atap," kata Rexi sinis.

Rexi langsung berjalan pergi usai mengatakan kalimat itu kepada sang ayah, sedangkan Barack menatap kepergian anaknya dengan nanar.

"Loh ... Rexi di mana?" tanya seorang wanita yang berumur sekitar tiga puluh tahunan lebih kepada Barack.

"Ha?! It-"

"Ah ... Aku tahu, kok," potong Bellina sambil tersenyum kecil, dia paham dengan maksud ketidakhadiran Rexi di ruang makan itu.

Barack berdiri dari duduknya dengan cepat, kemudian memeluk tubuh Bellina.

"Kamu sabar sedikit saja, Sayang," kata Barack lembut.

"Iya," jawab Bellina.

Bellina tersenyum kecil lalu membalas pelukan Barack.

░░️░░️░

Sekolah -

Rexi berjalan di koridor sekolahnya, wajahnya terlihat kesal dan emosi.

"Papa apa-apaan, sih?! Mama baru sebulan meninggal. Tapi, papa udah dapat penggantinya!" kesal Rexi di dalam hati.

"Ish! Kesal! Kesal!" Rexi menghentakkan kakinya.

"Masih pagi, tapi udah bad mood aja!" kesalnya lagi di dalam hati.

Rexi menghentakkan kakinya dengan kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

Tak butuh waktu lama, Rexi sudah sampai di depan kelas dan langsung memasukinya.

"Eh! Ini kenapa, nih?! Masih pagi mukanya udah kelihatan jelek banget," kata sahabat Rexi, Kiara Wilona.

Rexi tidak menggubris ucapan Kiara dan lebih memilih duduk di kursinya kemudian menenggelamkan seluruh wajahnya di atas meja.

"Loh! Si Rexi kenapa, Ra?!" tanya salah satu sahabat Rexi yang baru saja datang, Nina Arlena.

Kiara mengangkat kedua pundaknya sebagai jawaban.

"Gak tahu. Baru datang udah gitu aja," kata Kiara.

"Diam lo semua! Masih pagi udah cerewet!" kata Rexi.

"Gue ngantuk," lanjutnya.

"Sensi banget, sih, Rex? Masih pagi juga," kata sahabat Rexi yang memiliki rambut pirang, Renata Ajlesia.

Rexi membuka matanya dengan cepat lalu menatap Renata dengan tajam.

Renata hanya mengangkat pundaknya secara bersamaan sebagai jawaban, lalu duduk di samping Nina.

My BrotherWhere stories live. Discover now