Sebuah Kebenaran Siapa Ibu Rexi

1.9K 142 40
                                    

- My Brother -

- Written By HwangFitri_ -

***

"Pelarian?" tanya Al mengulangi perkataan Deian.

"Hahaha! Mana mau gue sama wanita malam kayak dia, sih? Cih!" kata Al lagi dengan remeh.

Rexi menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Al ... Lepasin gue, Al! Sakit!" pinta Rexi sambil terus memberontak, dia tak peduli dengan luka pada pergelangan tangannya yang semakin robek.

Rasa sakit pada hatinya dan juga rasa sakit pada pergelangan tangannya berhasil meruntuhkan tembok kekuatan Rexi. Dia menangis meraung-raung di tengah-tengah semua orang yang ada di sana.

"See ... Rexi Alexa yang terkenal Queen Of This Year dan ditakuti sama semua murid karena sikap dinginnya, dia menangis meraung-raung!" ledek Renata sambil menunjuk Rexi dengan remeh.

Semuanya tertawa dengan begitu keras di atas penderitaan Rexi.

"Hahaha! Sangat mengenaskan, bukan?" kata Renata meledek.

"Al! Lepasin!" pinta Rexi lagi.

"Hiks! Lepasin, Al! Sakit!" teriak Rexi.

"Enggak akan!" tolak Al kasar sambil tersenyum menyeringai.

"Lepasin gue, Anjing!" teriak Rexi dengan emosinya.

Rexi menarik pergelangan tangannya dengan kasar.

Srash!

Karena tarikan Rexi yang begitu kuat, berhasil membuat sobekan pada pergelangan tangannya semakin parah. Darah semakin menetes dengan begitu derasnya dari pergelangan tangan Rexi.

"Hiks!"

Rexi menghapus air matanya dengan kasar tanpa perduli dengan tangannya yang berdarah-darah.

Al menjatuhkan pandangannya sambil menatap robekan pada pergelangan tangan Rexi.

"Rex ... Tangan lo ..." kata Al pelan. Dia get shocked.

"Diam, Al! Gue udah capek, Al! Gue capek banget!" bentak Rexi.

"Kalau lo mau benci gue, silahkan, Al! Tapi, gue mohon sama lo, jangan pengaruhi semua orang buat benci juga sama gue, Al!" kata Rexi.

"Tolong jangan rebut semuanya dari gue, Al ..." lirih Rexi.

Entah ada angin apa, Rexi tiba-tiba bersujud di kaki Al dan berhasil membuat semua orang kaget bukan main, apalagi Al.

"Tolong, Al. Jangan rebut semuanya dari gue, Al. Jangan rebut papa gue. Jangan rebut kakak gue. Jangan rebut teman gue. Please, Al ..." lirih Rexi sambil terus memohon.

"Cium kaki gue!" sahut Renata tiba-tiba.

Rexi menahan amarahnya saat mendengarkan penuturan dari Renata yang begitu santai memerintahkan dirinya.

Al bergeming di tempatnya saat melihat bagaimana tingkah Rexi. Dia kaget bukan main, Rexi sekarang bukanlah Rexi yang dia kenal. Rexi yang dia kenal itu, pemberani, tidak mudah mempermalukan dirinya sendiri. Tapi, kenapa Rexi malah bersujud di kakinya.

My BrotherWhere stories live. Discover now