Cara Ampuh Membangunkan Rexi

635 52 2
                                    

***

My Brother

Written By HwangFitri_

***

Rumah sakit, 21:12 -

"Apa yang terjadi dengan Rexi?!" tanya Barack dengan khawatir saat baru datang.

"Masih perduli lo sama anak sendiri?" sinis Al.

"Alvaro Addison! Jaga bicara kamu!" marah Barack.

Alvaro mendecih sinis. Drama!

"Bagaimana dengan keadaan Rexi, Bellina?" tanya Barack kepada sang istri.

"Rexi masih ada di dalam ruang pemeriksaan. Dokter sedang menanganinya. Kamu tenang saja, dia pasti tidak akan apa-apa," jawab Bellina lembut.

"Tapi, aku khawatir kalau ada hal yang buruk terjadi dengan kandungannya. Aku juga tidak mau kalau ada hal yang buruk terjadi pada Rexi," ujar Barack khawatir.

Barack berjalan mondar-mandir ke sana ke mari.

Al memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Ternyata Dajjal ini masih perduli sama anak sendiri," batin Al malas.

Seorang dokter keluar dari ruang rawat Rexi.

"Keluarga Rexi Alexa?" tanyanya.

"Saya, dok! Saya ayahnya!" seru Barack.

"Apa yang terjadi dengan anak saya?!" tanya Barack khawatir.

"Untuk sekarang, pasien dan kandungannya masih dalam keadaan lemah. Beberapa jam lagi akan kembali normal jika pasien bisa mengontrol emosinya," jelas sang dokter sambil tersenyum kecil.

"Ah ... Syukurlah ..." lirih Barack.

"Apa penyebab Rexi dan kandungannya sampai melemah seperti itu?" tanya Al.

"Karena stres. Nyonya Rexi sepertinya punya masalah yang berat sampai stres seperti ini. Untung saja nyonya Rexi cepat dibawa ke rumah sakit. Jadi, kami sempat memberinya nutrisi yang baik agar tidak terlalu stres," jawab sang dokter menjelaskan.

"Bila nyonya Rexi stres berat, bukan hanya kandungannya dan juga tubuhnya yang lemah. Tapi, bisa berpotensi pada keguguran karena janinnya masih sangat muda," jelasnya lagi.

"Jadi, Rexi sakit perut tadi karena ada komplikasi pada kandungannya yang melemah?" tanya Al menyimpulkan.

"Benar sekali!" jawab sang dokter.

"Penyebabnya karena dia berpikir terlalu keras?" tanya Al lagi, dia melirik ke arah Barack.

"Ya. Mohon untuk tidak membuat nyonya Rexi berpikir keras. Kami takut akan terjadi apa-apa pada kandungannya," jelas sang dokter.

Al tersenyum menyeringai.

"Bagaimana kalau Rexi berpikir keras karena ayahnya sendiri, dok?" sindir Al.

"Maksudnya?" heran sang dokter.

"Al!" seru Bellina memperingati sang anak.

My BrotherWhere stories live. Discover now