Sembilanbelas

21.3K 831 2
                                    

Naura bangun terlebih dahulu, mengikat rambut panjangnya hingga menampakan jenjang leher putih panjangnya , lalu beranjak bangkit dari ranjangnya dan bergegas masuk kekamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok giginya. setelah semuanya dirasa sudah. Ia beranjak keluar dari kamar mandi.

Naura yang sudah keluar kamar mandi, kini menoleh ke ranjang, menatap Devan yang masih terlelap ia tersenyum geli bagaimana Devan tidur ,wajahnya yang sangat polos ketika sedang tertidur, berbeda ketika bangun Wajahnya kembali dingin. Ia berjalan mendekat ke arah Devan dan duduk ditepi ranjang sebelah Devan tidur kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Devan

Cup!

Cup!

Cup!

Cup!

Beberapa kecupan yang diberi Naura di bibir manis Devan.

Devan yang tidurnya terasa terusik karna beberapa kecupan yang diberi oleh naura perlahan Matanya mengerjapkan matanya, ketika pandanganya sudah jelas ia beralih menatap Naura yang kini sudah berada di sampingnya menatap Devan dengan senyum manisnya.

"Selamat pagi" ucap Naura. Ketika Devan sudah membuka matanya sempurna.

"Hm"

Naura mengerucutkan bibirnya mendegar jawaban Devan. Pagi-pagi udah bikin kesel aja!

"Ish ko cuma 'hm' siii!!" ucapnya Tak terima. Devan menaikan sebelah alisnya menatap Naura bingung.

"Hm?"

Ham Hem ham Hem aja terus Dev!

"Tuh kan! tauk ah serah!!" Lalu beranjak berdiri dari duduknya, namun sebelum itu tangan kekar milik Devan sudah menarik tangan Naura terlebih dahulu, dan jadilah kini Naura kembalu terduduk dengan perasaan sangat dongkol dan bibir sedikit ia majukan.

Devan terkekeh melihat wajahNaura terlebih lagi bibirnya yang sudah dimajukan beberapa senti itu, ia tak tahan dan segera bangkit dari tidurnya menjadi duduk tegap mengahadap Naura dan mendekatkan wajahnya ke Naura

Cup!

Devan mengecup bibir Naura, bukan sekedar kecupan tetapi lumatan, cuma beberapa menit hingga Devan kini menghentikan pangutanya dan beralih menatap Naura dengan tersenyum...

"Selamat pagi kembali sayang" balasnya. Masih dengan senyum manisnya.

Gilaa! Kalo Gini terus mah yang ada jantung gue yang copot.

Pipi Naura memerah ia menundukan kepalanya malu, malu karna perlakuan Devan . Masih pagi sudah diperlakukan manis oleh suaminya.

Devan terkekeh geli melihat sikap Naura , apalgi ketika pipi Naura memerah seperti itu. Ah sangat menggemaskan. Batin Devan.

"Cie bulshing nih?" tanya Devan dengan kekehannya. Naura mengangkat kepalanya menatap Devan yang masih tertawa.

"Ish apasih e-enggak ya! Sok Tau!" Elaknya. Yaila Naura masih aja ga ngaku!.

Devan tertawa lepas mendegar elakan Naura. Membuat Naura mendelik tajam ke arah Devan .

"Tawa aja terus tawa!" ucapnya sebal.

Ia segera bangkit dari ranjangnya. "Nanti malam tidur di luar!" tegas Naura lalu beranjak keluar dari kamar menutup pintu dengan kasar.

BRAK!

Devan tersentak kaget, bukan karna Naura menutup pintu Degan kasar tapi karna ucapan Naura , segera ia bangkit dari ranjangnya dan bergegas menyusul Naura..

gue gamau tidur sama nyamuk, astga!!

Devan sudah berada dilantai bawah, mengedarkan pandangnya keberbagai ruangan, seketika pandangnya tertuju pada dapur.. dengan langkah cepat ia pergi ke dapur dengan wajah paniknya.. ia tidak mau tidur diluar, apalgi dengan nyamuk!! Hfft itu engga banget..

Ketika berada di dapur, Devan melihat Naura yang kini sedang memasak untuk mereka sarapan. Devan menghampiri Naura dan memeluk Naura dari belakang membuat Naura tersentak kaget karna ulah sang suami yang tiba-tiba memeluknya.

"Ish! Ngangetin aja sih!" ucapnya masih dengan nada kesal. Devan tak menggubris perkataan Naura, ia bahkan mengeratkan pelukannya. Membuat Naura yang sedang masak merasa risih

"Lepas awas aku lagi masak" pintanya mendorong tubuh Devan dengan siku tanganya, namun nihil itu tidak bisa, jelas saja!

"Aku ga mau tidur diluar" ucap Devan kini dagunya ia taruh di atas kepala Naura melihat wanitanya masak dengan keadaan memeluk.

"Y ngga! Awas ah kamu recokin aku masak mas" pintanya lagi, namun tetap sama Devan tidak melepaskan. Naura hanya pasrah ia segera menyelesaikan masaknya dengan Devan memeluknya.

Sejujurnya Naura tidak masalah Kalo Devan memeluknya seperti ini, namun kini ia sedang memasak takutnya Naura tidak konsen dengan masakannya karna Devan memeluknya seperti ini. Terlebih lagi jantungnnya yang berdetak sangat cepat! Kalau Devan tahu ia sangat malu!

"Masak apa?" tanya Devan masih dengan memeluk Naura.

"Nasi goreng kecap pless telur mata sapi. Gapapa Kan? Cuma sarapan kaya gini doang?" tanya Naura.

Devan menggeleng kan kepalnya diceruk leher Naura membuat sang empu meringis kegelian.

"Ish geli mas"

"Enggapapa daripada gasarapan sama sekali kn?" tanyanya tanpa menghiraukan ucapan Naura.

Naura tersenyum mendegar jawaban Devan.

"Kamu nunggu di meja makan aja sana, dikit lagi nasi gorengnya siap" ujar Naura

Devan mengangguk dan melepaskan pelukannya lalu berjalan menuju meja makanan.

***

"Udah jadi, taraa" ucap Naura, yang kini datang dengan nasi goreng kecap pless telur mata sapi ditangannya..

Devan tersenyum melihat Naura.

"Nih kamu cobain gimana rasanya" pinta Naura, tanpa Babibu Devan segera meraih sendok nya dan menyuapkan nasi goreng buatan Naura.

Naura melihat Devan khawatir, takut takut masakannya tidak enak. Ia meneguk ludahnya

"G-gimana?" tanya Naura.

Devan menatap Naura tanpa ekspresi itu membuat Naura semakin was-was, dan detik kemudian senyum Devan terlihat lalu menganggukan kepalanya.

"Peefect" kata Devan. Membuat Naura menghela nafas lega.

"Alhamdullilah" ucap naura" kamu nakut-nakutin aku aja ish!" lanjutnya menabok lengan Devan, membuat Devan meringis.

"Ashhh"

"Mana sininaku coba" pinta Naura, Devan menyendokan nasi goreng tersebut dan menyuapkan ke mulut Naura

"Enakan?" tanya Devan, kembali menyuapkan nasi goreng ke mulutnya sendiri.

Naura mengangguk

"Em, lumayan sii"

"Kamu ga ada jam ngajar?" tanya Naura pada Devan.

"Nanti jam 9" ucap Devan santai. Naura hanya menganggukan menerima suapan Devan.

Dijodohin Dosen Kampus [END] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora