Empat

25.6K 1.1K 26
                                    

Mansion Naura.

"Assalamualaikum Naura pulang!" teriak Naura saat memasuki mansion nya.

Karna tidak ada sahutan satu orang pun Naura kembali berteriak.

"Assalamualaikum ayah bunda, Abang Naura pulang nihh  yuhuu!" teriaknya lagi. lalu berjalan menuju dapur kali aja bunda nya sedang memasak.

Saat memasuki dapur dugaannya benar Naura melihat bunda nya yang sedang memasak.

Naura mengerutkan dahi nya melihat bundanya yang sedang bergelayut pada beberapa makanan.

"Assalamualaikum bunda Naura pulang" ucap Naura berada yang sudah berdiri disamping Bunda.

"Walaikumsalam, eh kamu udah lama pulang nya? apa baru sampai Ra?" ucap Bunda masih fokus dengan aktifitas-nya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Naura.

"Engga Bun, barusan kok. Naura panggilin Bunda dari tadi, tapi bunda ga nyahut yaudah Naura langsung ke dapur."

"Eh maafin bunda ya sayang bunda sibuk banget nih masak buat nanti malam"

Seketika alis nya menyatu" Tumben banget Bun masak banyak, emang nya ada acara apa?" tanya Naura.

"Ah ada deh nanti malam lihat aja, jam 7 kamu sudah harus siap yaa dandan yang cantik" ujar bunda terdengar seperti nada perintah tanpa bantahan.

"Lah kenapa pake acara segala dandan si bun? "

"Udah kamu nurut aja yang bunda bilang"

"Iyaudah, Naura ke kamar Bun." ucap Naura lalu beranjak kedapur, menuju kamarnya.

"Jangan lupa nanti malam!" teriak bunda.

"Iya Bunda."

Kamar.

"Hufft,, akhirnya bisa rebahan juga" ucap Naura langsung menghempaskan tubuhnya diatas ranjang.

"Bunda kenapa sih aneh banget deh pake segala gua disuruh dandan, udah tau gua ga suka dandan" dumel Naura masih dengan posisi tidurnya.

"Ck bodo amat lah ga peduli, mending tidur sapa tau aja mimpiin tujuh suami ganteng gue di korea haha."ujar Naura sembari tersenyum sendiri lalu beberapa menit kemudian matanya sudah memejam dan suara dengkuran halus terdengar.

16:15

Tok tok tok.

"Naura!" panggil seseorang dari luar kamar Naura.

Siapa lagi kalau bukan Bunda.

Karena tidak ada sahutan dari Naura, membuat Bunda geram alhasil wanita baya itu menerobos masuk ke kamar putri nya dengan mendobrak pintu kamar.

Bunda berkacak pinggang melihat Naura yang masih bergelung dengan selimutnya.

"Naura bangun! siap-siap ini udah mau jam 7! tadi siang bunda bilang apa ke kamu!" teriak bunda namun tidak ada tanda tanda Naura bangun.

Bunda-Mira, menopang tangan di dagu nya seraya berfikir.

Seketika muncul ide di kepalanya, ia mendekat ke arah putrinya, seraya berbisik.

"Naura bangun! tadi bunda lihat tetangga yang mukanya mirip dengan Suga BTS."

Ajaib! seketika Naura bangun dan langsung terduduk.

"Ha? serius bun? dimana? Bunda dapet nomor hp nya ga?" tanya Naura meskipun masih dengan wajah bantalnya, tetapi berbeda dengan suaranya yang terdengar antusias saat bertanya.

"Aw.. ssh.. sakit Bun kenapa di jewer sih." ringis Naura ketika telinganya tiba-tiba ditarik oleh Mira.

"Kamu itu lupa apa gimana hah? kan bunda sudah bilang kamu siap-siap!" ucap bunda masih menarik telinga Naura.

"Aduh iya bun Naura inget sshh, tapi ini lepasin dulu sakit" pinta Naura pada bundanya karna sedari tadi tangan bundanya tidak berniat untuk melepaskan tarikan di telinganya.

Masih dengan wajah garang, Bunda pun akhirnya melepaskan jeweran di telinga putrinya.

"Ya sudah, sekarang kamu mandi terus siap-siap jangan lupa juga dandan yang cantik."

"Huft, emang Naura ga cantik apa Bun segala nyuruh Naura dandan segala." Bibirnya mengerucut sebal.

"Iya kamu cantik mana ada anak bunda jelek. Bunda mau kamu dandan karna nanti malam kita kedatangan tamu spesial" ucap Bunda.

Naura mengeryit." Tamu spesial? siapa?

"Ah ada deh makanya kamu buru-buru deh siap-siap dandan yang cantik biar tamu nya ke sem-sem dan siapa tau suka sama kamu" ucap Bunda mengedipkan sebelah matanya kemudian berlalu dari kamar Naura.

"Bunda gue kenapa si?" gumamnya heran.

Tanpa banyak basa-basi Naura segera beranjak ke kamar mandi untuk ritual seperti biasa.

17:02

Kini Naura sedang berdiri didepan kaca sembari memandang dirinya di pantulan cermin rias di dalam kamarnya.

"Anjir ini gue? ko jadi beda gini ya?" gumamnya masih setia melihat dirinya di pantulan cermin rias.

Antara terkejut dan tak percaya sebenernya, melihat dia yang seperti itu.

"Ko cantik banget si lo Naura ga nyangka gue" ucapnya sembari tertawa senang dan dilihat jatuhnya gila.

Tok tok tok.

Cklek.

"Naura? udah siap?" tanya bunda berdiri di ambang pintu.

"Em"

"Yasudah ayo kita turun ke bawah Ayah sudah menunggu"

Naura mengangguk dan berjalan mengikuti bunda-nya.

"Wah ternyata anak ayah kalo dandan Kya gini tambah cntik aj ya" goda Ayah pada putrinya.

"Wahh iya jelas dong siapa bundanya ya nggak Ra?" tanya Bunda.

Naura cuma ngangguk doang mood nya sekarang lagi ga bersahabat buat di ajak ngobrol.

"Kamu kenapa Ra? sakit?" tanya Ayah menyadari tak ada gairah sedikit pun pada putrinya malam ini. Tidak seperti biasanya.

"Ah, engga Yah Naura gapapa" ucapnya menggaruk hidungnya yang tak gatal.

"Kalo kamu sa-" ucapan Ayah terhenti saat bel rumah berbunyi.

Ting tong..

"Eh kayanya sudah datang Yah.. biar bunda aja yang buka pintunya." Bunda langsung berjalan ke pintu utama.

Naura yang sedang duduk di ruang makan seketika berdiri melihat tamu tersebut.

"Eh ini anak kamu Ra? wah cantik ya ternyata" puji wanita seumuran Bunda.

"Iya cocok dengan anak kita mah" sahut pria paruh baya yang Naura tahu itu ialah suami dari wanita tersebut.

Naura yang di puji gitu kikuk, bingung mah menjawab apa.

Melihat kode dari papahnya, Naura langsung menghampiri kedua paruh baya itu dan menyalami punggung tangan keduanya.

"Haha iya, yasudah silahkan duduk mari" ucap Bunda sopan

"Anak mu mana bro?" tanya Ayah. 

"Masih di perjalanan dia sebentar lagi juga sa-" ucapan nya terpotong saat sosok pemuda laki-laki masuk ke mansion. 

"Maaf saya telat"

Naura yang tadinya sibuk dengan makanannya kini menoleh ke arah sumber suara yang terdengar tidak asing,

Seketika mata nya melotot sempurna.

"Pak Devan"

"Naura"

ucap mereka bersama dengan raut wajah yang sama-sama shok.

Ah lebih tepatnya Devan yang hanya pura-pura shok.

Jangan lupa follow vote+komennya sebagai bentuk dukungan buat aku.

Dijodohin Dosen Kampus [END] Where stories live. Discover now