Ekstra part

12.1K 152 7
                                    

5 tahun kemudian...

Seorang pria baya yang terlihat masih tampan meski sudah berumur dan terdapat jenggot di sekitar dagunya berjalan menuju sebuah TPU, di tangannya membawa sebuah bunga cantik, wajahnya sangat datar dan dingin tidak ada senyum di wajahnya.

Ia berjongkok saat sampai di sebuah pusara dengan nama yang tertulis di papan nisan tersebut.

Naura Putri Kamela.
Binti
Rudyanto Astanto.
L

ahir: 4 Desember 1997.
Wafat: 13 Juli 2020.

Geovano Putra Devandra
Bin
Reynard Devandra
Lahir: 13 Juli 2020.
Wafat: 13 Juli 2020.

Ia mengusap kedua pusara tersebut dan tersenyum tipis. Kedua matanya memerah, air matanya bersiap tumpah namun langsung ia usap. Ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan dua orang tercintanya.

"Hai, Papa datang lagi kesini. Gimana disana? pasti sudah bahagia kan sama mama?" ujarnya lirih, suaranya bergetar menahan tangisan.

Ia meletakkan bunga yang sempat ia beli sebelum ke TPU, ia membersihkan rumput hijau yang mulai tumbuh di sekitaran makam istri dan anaknya dengan telaten.

"Sudah lima tahun, nggak berasa ya? kalian ninggalin papa sendirian disini? Kalian tau? selama lima tahun ini, papa masih mencoba berharap sama takdir, kalau semua ini cuma halusinasi Papa saja. Tapi ternyata..." Devan tersenyum kecut."Ternyata ini semua benar-benar nyata ya? kalian benar-benar ninggalin papa disini sendirian." lanjutnya dengan hembusan nafas panjangnya.

"Kalau papa bisa melawan takdir, papa ingin menyusul kalian. Tetapi pasti itu sangat mustahil kan? papa nggak mungkin bisa menyusul kalian." Devan mengadah, langit mulai tampak gelap, ia kembali menghela napas nya.

Air matanya tanpa dikomando turun begitu saja, dan beberapa detik kemudian isakan terdengar. Devan menyembunyikan wajahnya di atas pusaran tanah istrinya, bahunya bergetar hebat.

Tiba-tiba hujan turun, seolah ikut merasakan kesedihan Devan.

"Papa kangen kalian." ujar Devan Lirih. Ia tidak memperdulikan keadaannya yang tampak basah akibat hujan.

Setelah beberapa jam berada di pemakaman, Devan beranjak. Hari sudah larut malam, ia takut jika mama dan papanya mengkhawatirkan dirinya.

"Papa pulang duluan, papa akan selalu berkunjung ke sini agar kalian tidak kesepian." Devan mengecup papan nisan kedua orang tercintanya itu sebelum beranjak dari sana dengan langkah gontai.

Ia melangkah gontai ke arah mobilnya yang berada di sebrang TPU, tanpa melihat ke kanan dan kirinya. Devan langsung melangkah dan tak menyadari jika ada sebuah truk besar yang dikendarai secara oleng oleh sipengemudi.

Kecelakaan tak terhindari terjadi, di depan TPU.

Devan, tertabrak sebuah truk hingga terpental cukup jauh. Darah segar mulai keluar dari belakang kepala lelaki itu,

Di sisa kesadaran nya, Devan tampak tersenyum saat ia melihat dua orang tercintanya melambai kepadanya dengan senyum lebar seolah menyuruh nya untuk menghampiri mereka.

"Kita akan bertemu, Naura, Geo." Kesadarannya hilang, setelah mengatakan itu.

SELESAI.

akhirnya! setelah beberapa abad lamanya, cerita ini selesai juga, terima kasih untuk pembaca setiaku, dan kalian yang udah mau menyempatkan waktu kalian buat baca cerita ku.

Mohon maaf jika endingnya, tidak sesuai ekspektasi kalian. :))

Salam hangat, dari aku

Katrin Antania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dijodohin Dosen Kampus [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang