Duabelas

23.4K 988 1
                                    

Hari ini hari dimana Naura dan Devan akan menempati rumah baru mereka, mereka sedang sibuk membereskan pakaiannya kedalam koper masing-masing.

Yallah nasib gue gimana nanti

Ia menoleh ke arah pak Devan'Lagian ngapain si pak Devan pake acara pindah rumah segala sok banyak duit aja tuh om! '

Sedari tadi Naura terus menerus mengumpati Devan dalam hatinya ia tak berani mengumpati Devan langsung, yang ada malah nilainya yang jadi sasarannya.

"Pak kenapa kita harus pindah si?enak kan juga di rumah saya" ucap Naura, namun tak di gubris oleh Devan membuat Naura mendengus sebal.

Untung suami gue Lo!

TOK TOK TOK...

Suara ketukan pintu membuat Naura dan Devan berhenti sejenak lalu saling menatap, Devan memberi kode agar Naura yang membuka pintu kamarnya. Naura paham ia langsung berdiri berjalan menuju pintu kamar.

Cklek.

"Kenapa Bun?" tanya Naura setelah berada di depan pintu.

"Sudah selesai belum?" tanya Amira balik, Naura menoleh sekilas ke belakang ,lalu kembali menatap Amira lalu menggeleng kan kepalanya

"Belum Bun dikit lagi , kenapa emangnya?"

Amira menggeleng."gapapa, kalau udah selesai langsung kebawah ya sarapan dulu sebelum berangkat" Amira seraya mengelus surai hitam naura

Naura mengangguk. "iya bun nanti kalau Naura sama pak Devan udah selesai beres-beres, kita kesana" ujarnya membuat Amira tersenyum kemudian mengangguk paham.

"Yaudah bunda turun, bunda tunggu dibawah ya sayang"

"Iya Bun" jawab Naura, ketika bunda nya sudah tidak terlihat lagi, ia segera masuk kedalam untuk meneruskan persiapannya tadi.

"Siapa?" tanya Devan

"Bunda tad-" Naura melihat pakaiannya sudah rapih didalam koper miliknya, ia menoleh ke arah Devan

"Bapak yang ngeberesin baju saya semua?"Devan mengangguk. "ya"

"Kenapa?" tanya Devan mengerutkan dahinya

"Ha?kenapa apanya pak?" Beo Naura, tak tau maksud pertanyaan Devan.

"Bunda tadi kenapa kesini?" tanya Devan sekali lagi.sebenarnya ia malas mengulangi perkataannya

"E-eh itu kata bunda tadi kalau udah beres ngerapihin pakaiannya langsung suruh kebawah sarapan sebelum berangkat" jelas Naura. Devan mengangguk.

"Yaudah ayo" ajak Naura lalu berdiri menghampiri Naura.

"Ha?ayo apaan pak?" tanyanya, sungguh sekarang dirinya terlihat bodoh.

Devan merotasikan matanya malas, tanpa membalas ucapan istrinya ia langsung menggenggam jari Naura erat membuat Naura tersentak kaget.

"E-eh p-pak mau ngapain?"

"Kebawah kita sarapan" jawabnya tanpa menoleh kebelakang.

"Y-ya tapi jangan gandengan juga pak" Naura hendak melepaskan tautan tangannya dari Devan, tetapi Devan menahan nya dan justru suaminya  mempererat tautan tangannya.

"Memangnya kenapa?"sekarang Devan menatap belakang ke arah naura.

"Ya saya malu lah pak!" Sewot Naura.

Tuh kan ngegas.

Astagfirullah sabar Naura, gaboleh gitu sama suami sendri.

Devan tak menanggapinya ia justru mengendikan bahunya acuh ,lalu kembali berjalan menuju kebawah dengan pautan tangan yang masih menyatu.

Sesampainya di dapur pak Devan melepaskan tautannya dan langsung duduk menghadap Alex wajah nya terlihat sangat tenang seakan tidak terjadi apa-apa berbeda dengan Naura ia masih berdiri diam di samping Devan dengan degup jantung yang beraturan.

Ini jantung gue kenapa gila

Ko rasanya pengen copot!

Yaallah jantung hamba kenapa bergerak cepet gini

"Ekhm Naura" panggil Alex.

Naura tak mendengar ia masih sibuk berbicara dalam hati, mempertanyakan kenapa sebenernya jantungnya ini.

Amira, Alex, dan Devan melihat Naura kebingungan.

"Naura" kali ini Amira yang memanggilnya, namun tetap saja.

Amira dan Alex menatap kearah Devan menaikan kedua alisnya seakan bertanya lewat mimik wajah mereka, Devan yang mengerti mimik wajah yang diberikan kepada bunda ayah menggelengkan kepalanya memberitahu bahwa dirinya juga tidak tahu. Mereka mengangguk

"Naura!" panggil Devan seraya mencolek tangan kanan Naura, Naura tersentak kaget lalu menatap kearah Devan.

"K-kenapa pak?" tanya Naura gugup

"Kenapa?" tanya Devan bingung Naura menggeleng. "gpp pak" jawabnya lalu duduk disamping Devan.

Devan menganggukan kepalanya, lalu berbisik.

"Pasti soal saya menggandeng tangan kamu ya?" ucapnya seakan menggoda Naura

Naura melotot."Enggak yak!" sarkas nya pelan namun penuh penekanan.

Amira dan Alex hanya menatap mereka sembari tersenyum.

"Pengantin baru mah." bisik Alex pelan lalu terkekeh.

Amira mengangguk "iya mereka lucu yah gemes jadinya" jawabnya terkekeh.

Dijodohin Dosen Kampus [END] Where stories live. Discover now