Tigaenam

14.1K 544 13
                                    

Berjalan dengan tangan saling bertautan.

"Mau makan dulu gak?" Devan menolehkan kepalanya ke Naura.

"Hm. Boleh aku juga udah laper" Naura cengengesan membuat Devan tersenyum geli tak tahan untuk mengecup bibir Naura dengan cepat.

Naura melotot menabok lengan suami pelan" Ish main cium-cium aja. Banyak orang."

Devan tersenyum semakin mengeratkan genggaman nya." Gapapa"

Saat sudah berada didepan restoran. Naura memberhentikan langkahnya membuat Devan juga ikut menghentikan langkahnya.

"Kenapa?" tanya Devan bingung.

"Aku gak jadi ke mall deh mas. Gak mau makan disini juga"

"Ha? Terus mau dimana?"

"Diluar aku lagi pengin ketoprak" ucap Naura binar membayangkan makanan yang dicampur lontong dan bumbu kacang tersebut.

"Tapi kan-"

"Gak mau beliin? Yaudah biar aku aja!" Hendak melepaskan genggamannya namun Devan menahannya dan menarik tangan Naura agar semakin mendekat kearahnya

"Iya-iya ayok kita beli ketoprak"

"Kalo terpaksa gak usah biar aku aja" ujar Naura ketus gadis itu memalingkan wajahnya enggan menatap Devan.

"Enggak sayang. Ayo" Lalu berjalan menuju pintu keluar.

***

Mobil Devan terparkir di depan gerobak bertuliskan Ketoprak. Naura langsung berjalan keluar dari mobil dan menghampiri penjual tersebut.

Devan menggelengkan kepala melihat sikap istrinya.

"Pak. Ketoprak nya dua ya. Pedas banget!" Seru Naura. Yang di anggukan penjual ketoprak.

"Aku gak pedes" ucap Devan tiba-tiba.

Naura menoleh." Gak pedes apa maksudnya" alisnya bertautan menatap sang suami bingung.

"Aku gak pedes ketoprak nya" jawab Devan lagi.

"Emang siapa yang pesenin kamu?"

Devan menoleh bingung." Kamu lah tadi kan kamu pesen dua kan?yang satu buat aku?"

Naura menggeleng cepat." Enggak. Itu dua-duanya buat aku!"

"Hah? S-serius?"

"Hm" Naura mengangguk seraya tersenyum.

"Abis emang? gak pedesaan juga?"

Naura menggeleng." Enggak. Aku lagi pengen pedes"

"Tapi nanti kamu sakit perut"

"Enggak mas"

Devan menghembuskan nafasnya." Yaudah terserah kalau sakit perut bukan urusan aku"

Naura Mencibirkan bibir nya."Jahat"

Devan mengendikan bahunya beranjak untuk memesan ketoprak.

Mata Naura berbinar melihat ketoprak yang ia tunggu sudah datang.

"Wahh udah Dateng. Makasih pak"

"Sama-sama neng" Lalu setelahnya penjual ketoprak itu pergi.

"Kamu ngidam Yang?" tanya Devan polos. Saat melihat istrinya yang terlihat lahap memakan ketoprak tersebut. Bahkan istrinya tidak meringis pedas.

Naura menjatuhkan sendoknya mendengar ucapan sang suami kemudian kepalanya menoleh menatap kaget Devan.

"H-hamil? Gak mungkin kita baru em .. lakuin itu sekali doang kok" ucap Naura setengah berbisik agar tidak ada yang mendengar ucapannya.

"Hm?" Devan mengangkat sebelah alisnya. Menatap sang istri geli. " Mungkin aja kalo tokcer mahh"

Naura melotot tajam Devan, menabok pelan mulut Devan." Mulutnya"

Devan meringis mengusap bibirnya yang terkena tabokan Naura.

"Sakit yang"

"Apa?!" Naura melototi Devan tajam. Membuat Devan menciut lalu menundukan kepalanya dan menggeleng pelan.

Tanpa Devan sadari. Istrinya tersenyum geli melihat tingkahnya yang terlihat begitu menggemaskan.

Dijodohin Dosen Kampus [END] Where stories live. Discover now