Extra Part

4.7K 308 146
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
°°°

"Jika Allah saja sangat menyayangimu. Maka aku juga akan lebih menyayangimu."

***

Sesaat kemudian Perawat yang sedari tadi ada di dalam ruangan tempat Fahira di rawat langsung berlari keluar untuk memanggil Dokter yang menangani Fahira dan sesaat membuat Azmi, Ayah Fahira, Ummah dan Alma ikut merasa panik.

Tak lama Perawat itu kembali bersama sang Dokter yang sudah siap siaga memegang stetoskopnya namun dengan cepat Ayah Fahira mencegatnya.

"Apa yang terjadi Dokter?" tanyanya panik.

"Detak jantung pasien hilang, kami akan segera mengeceknya Pak." balas Dokter tersebut kemudian ia melanjutkan langkahnya untuk memasuki ruangan tersebut.

Mendengar ucapan Dokter tersebut seakan tiba-tiba saja keadaan diluar ruangan terasa sangat menegangkan. Bahkan kini Azmi dan Ayah Fahira nampak telah berdiri untuk melihat apa yang terjadi di dalam sana.

Setelah hampir 5 menit Dokter tersebut menanganinya, kini ia pun kembali keluar dan langsung saja semua menanti kabar dari sang Dokter.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,"

"Innailaihi wa inna ilaihi rojiun, Saudara Fahira telah dinyatakan meninggal dunia." tegasnya yang sesaat membuat tangis pecah di lorong Rumah Sakit ini.

Azmi yang mendengarnya juga seketika merasakan sesak di dadanya. Rasanya ada sesuatu yang menusuknya hingga rasa sakit itu menjalar di sekujur tubuhnya. Ia masih mematung di tempatnya dan tak bergeming sedikitpun. Lain dengan kedua orangtua Fahira dan Alma yang mulai terisak.

Bak di hantam petir berkali-kali, kini tak ada kekuatan lagi untuk Azmi menopang tubuhnya hingga tubuhnya ambruk ke kursi dan seketika tangisnya mulai pecah.

"Ngga mungkin, ini ngga mungkin." gumamnya bersamaan dengan air matanya yang terus jatuh.

"Dokter pasti bohong kan? Ngga mungkin anak saya meninggal Dok!!" tegas Herman di depan Dokter itu.

"Garis lurus di alat pasien monitor telah membuktikannya, Pak. Bahkan setelah saya memeriksanya, sudah tidak ada detak jantung di tubuh pasien. Kami minta maaf yang sebesar-besarnya, namun inilah kemungkinan terburuknya. " balas sang Dokter lirih.

"Kami akan segera urus jenazahnya." tambahnya membuat semua tangis semakin pecah.

Berulang kali Azmi memukul tembok yang ada di sampingnya untuk meluapkan kesedihannya, ia berharap ini hanya mimpi namun sesungguhnya ini adalah kenyataan.

"Dokter, detak jantung pasien kembali!" sahut seorang Perawat dari dalam ruangan tersebut membuat sang Dokter kembali bergegas untuk mengeceknya.

"Kami akan mengecek pasien lagi." ujarnya sebelum ia kembali masuk dan menutup pintu tersebut.

Azmi pun spontan kembali melihat Dokter yang menangani Fahira dari balik pintu tersebut. Mendengar ucapan Perawat tadi, harusnya ada harapan untuk Fahira kembali hidup.

Sembari menunggu Dokter kembali memeriksa Fahira, Azmi tak henti-hentinya berdo'a agar ada keajaiban untuk Fahira, meski Dokter sempat mengatakan bahwa Fahira sudah tiada namun Azmi masih tetap berharap. Ia yakin, Fahira adalah wanita kuat. Ia telah melalui hidupnya yang menyedihkan dan penuh tentangan, dan hanya karena kejadian, ia tidak mungkin menyerah.

Kali ini Dokter sedikit lama memeriksanya membuat semua yang di luar kembali merasa panik termasuk Azmi. Berulang kali ia mondar mandir sembari menunggu Dokter yang tak kunjung keluar.

Hatiku Memilihmu [END]Where stories live. Discover now